Mensesneg Ajak Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Kebersamaan

 
bagikan berita ke :

Kamis, 10 September 2009
Di baca 828 kali

Menteri Sekretaris Negara M. Hatta Rajasa meminta agar acara buka puasa bersama jangan dimaknai sebagai sebuah tradisi saja, walaupun itu sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam di bulan suci Ramadhan ini.

“Mari kita maknai kebersamaan kita ini untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah kita dan sekaligus di bulan suci ini kita selalu bersama untuk saling mengingatkan, saling introspeksi agar dalam menjalankan tugas-tugas, kita dapat mengontrol dan berjalan pada apa yang seharusnya dilakukan.”

Dalam sambutannya, Menteri Sekretaris Negara M. Hatta Rajasa juga memaparkan secara singkat bahwa ada beberapa agenda besar yang telah selesai dilaksanakankan, yaitu pesta demokrasi pileg dan pilpres, dan tak lama lagi akan mengakhiri pemerintahan 2004-2009 dan akan memasuki 2009-2014.

“Marilah sebagai abdi negara, kita tingkatkan terus keimanan dan ketaqwaan kita, serta ketulusan dan keikhlasan kita untuk senantiasa isthiqomah di dalam menjalankan tugas-tugas kita yang berat namun penuh kemuliaan itu,” ajak Mensesneg.

Lebih lanjut, dalam rangka menuntaskan agenda reformasi, Mensesneg meminta agar semua pihak terus meningkatkan inspirasi, tekad, dan keikhlasan untuk menuntaskan agenda tersebut di bulan suci Ramadhan ini. Mensesneg juga mengingatkan bahwa jangan sampai performance para pejabat dan pegawai di lingkungan Setneg dan Setkab justru menurun di bulan Ramadhan ini. “Kita harus senantiasa meningkatkan performance kita, kapasitas kita untuk betul-betul menjadi abdi negara yang sesuai dengan yang diharapkan oleh rakyat,” tegasnya.

Dalam Ceramah Ramadhan yang bertemakan ”Meraih Maghfiroh dan Ridho Allah SWT”, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat mengungkapkan tentang wisdom of Ramadhan. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga menulis buku tentang “Psikologi Kematian” dan “Berdamai dengan Kematian” ini menyampaikan beberapa poin dari nasihat Imam Gozali:

Waktu adalah hal terjauh. Alquran telah memperingatkan orang untuk dapat mempergunakan waktu sebaik-baiknya kalau tidak akan merugi. Cara memanfaatkan waktu adalah dengan diisi iman dan amal soleh (Q.S. Al’Ashr: 1-3).
 
Kematian adalah hal terdekat. Kematian itu melekat tidak bisa terpisahkan dari manusia dan masing-masing dari kita sudah memegang tiket boarding pass dan sekarang ini kita berada di waiting room, karenanya manfaatkanlah sebaik-baiknya sebelum the flight of immortality menjemput kita.

Hawa nafsu adalah hal terbesar. Hawa nafsu itu tidak ada volume dan tidak terbatas. Hawa nafsu itu ibarat api, apapun benda yang ada di sekitarnya pasti dilahap dan ketika ada angin tambah besar lagi. Oleh karenanya, kendalikanlah hawa nafsu. Jika hawa nafsu dapat dikendalikan, hawa nafsu itu merupakan energi. Ibarat api, dikendalikan, bisa menggerakkan turbin-turbin, menyalakan listrik, menggerakkan industri. Tapi jika api tidak terkendalikan, maka akan menimbulkan kebakaran. Puasa merupakan salah satu metode dari Allah untuk mengendalikan hawa nafsu.

Terima Amanah adalah hal terberat. Ketika ada sumpah jabatan, itu merupakan terima amanah dan tidak boleh dianggap enteng karena itu merupakan sumpah dengan semesta, sumpah dengan Allah dan itu ditagih. Karena amanah berat, maka Allah juga memberikan imbalan yang luar biasa.

Berbuat dosa adalah hal teringan. Mencela, mencaci, atau menyakiti itu mudah untuk dilakukan.

Amal soleh
adalah hal terpanjang. Amal soleh itu lebih panjang usianya dibanding pelakunya. Jadi walaupun seseorang telah meninggal dan meninggalkan amal dan jasa maka amal/jasanya masih mengalir. Salah satu peringatan dari Allah bagi orang tua kalau ingin mendapatkan deviden, antarkanlah putra-putri menjadi anak yang soleh dan anda akan didoakan tiap hari. Nantinya rantai hubungan keluarga itu tidak lagi diikat dengan darah atau akta ahli waris saja, tapi ada ikatan yang jauh lebih spiritual yaitu ikatan iman dan amal soleh.

Akhirnya, saling memaafkan adalah hal terindah. Orang yang suasana hatinya ruwet tidak akan bisa menikmati keindahan alam ini. Karenanya di bulan ramadhan ini kita harus saling memaafkan, hilangkan berbagai penyakit di hati agar lapang dan hidup menjadi indah.(humas setneg)



Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0