Pertemuan ini merupakan pertemuan ketiga antara Retno Marsudi dengan Macdoual-Gaye. Sebelumnya, mereka bertemu saat Konferensi Asia Afrika di Jakarta April 2015 lalu dan Pertemuan Menteri Ke-42 di Kuwait pada Mei 2015.
Pertemuan bilateral kedua menteri ini membahas isu Palestina dan isu bilateral. “Mendorong persatuan Negara anggota OKI dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan penyelesaian isu Al-Quds Al-Sharif†ujar Retno.
Tidak hanya itu, Negara-negara Islam dalam KTT LB OKI Ke-5 Palestina dan Al-Quds Al-Sharif mempunyai perananan lebih besar dalam proses perdamaian Palestina dan Israel.
Hubungan Bilateral
Tidak hanya isu Palestina, kedua menteri ini juga membahas hubungan bilateral yang dibangun oleh Indonesia dan Gambia.
Nilai perdagangan bilateral kedua Negara pada tahun 2015 menurun jika dibandingkan tahun 2014. Di tahun 2015 nilai perdagangan bilateral senilai US$ 25,295juta sedangkan tahun 2014 senilai US$ 42,93juta. Produk yang di ekspor Indonesia ke Gambia ialah kelapa sawit, sabun dan makanan.
Indonesia dan Gambia telah memiliki pertemuan rutin bilateral melalui Sidang Komisi Bersama (SKB) di tingkat Menteri Luar Negeri untuk menjajaki potensi kerjasama kedua Negara ini. “SKB ini telah dilaksanakan sejak 13 Maret 2013â€, jelas Retno.
Kedua Negara ini sepakat untuk menguatkan kerjasama capacity building khususnya peningkatan produksi beras dan agro processing. Hal ini terbukti di tahun 2014 Indonesia memberikan 5 (lima) traktor tangan kepada Agricultural Rural Farmer Training Center (ARFTC) di Jenoi, Gambia.
ARTFC didirikan oleh Indonesia di Jenoi, Gambia pada tahun 1998 dan telah dimanfaatkan oleh Negara-negara Afrika Barat. Dalam kurun waktu 2010-2013, ARTFC memberikan pelatihan kepada 5.114 petani dari Gambia dan Negara sekitar seperti Mali, Senegal, Niger, Sierra Leone, Guinea-Bissau dan Guinea. (KTT LB OKI/Humas Kemensetneg)