Bantuan berupa pesawat itu akan dikonsentrasikan di Sumatera Selatan. "Karena memang dari hasil cheking kita, titik api terbanyak itu memang masih di Sumsel," tutur Presiden.
Pesawat-pesawat tersebut membawa air untuk keperluan waterbombing dengan kapasitas 12.000 hingga 15.000 liter, sedangkan pesawat yang ada hanya memiliki kapasitas angkut 500 hingga 4300 liter. ‎Demikian sebagaimana yang dirilis dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.
Kehadiran Presiden di Puskesmas Kuok untuk memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terkena damp‎ak bencana asap. Usai melihat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan bertemu dengan Kepala Puskesmas Puok, Presiden yang didampingi Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, bahwa terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kampar menjadi sebanyak 18 hingga 20 orang per hari. "Tetapi setelah diberi dengan obat, kemudian diberi oksigen, sudah kembali ke rumah, tidak ada yang menginap," tutur Presiden.
Mengenai penegakan hukum terkait dengan kebakaran hutan, Presiden menjelaskan bahwa saat ini masih diproses di Kepolisian. "Dalam waktu dekat kemungkinan akan diumumkan siapa yang secara hukum memang melanggar," ucap Presiden.‎‎
Kebakaran lahan yang banyak terjadi saat ini di lahan gambut, dimana pada bagian atas gambut tidak terlihat ada api, tapi di bawahnya masih membara. "Oleh sebab itu, memang yang benar mengerjakan dengan blocking kanal. Sekat kanal untuk re-wetting lahan gambut tapi itu perlu waktu," ujar Presiden.
“Pembangunan blocking kanal itu telah dimulai, kita sudah bekerja keras untuk membuat sekat kanal. Di Riau, di Sumsel, juga yang di Kalimantan, sudah dimulai semuanya. Tapi perlu waktu," pungkas Presiden. (Humas Kemensetneg)‎