Optimalkan IMF-WB Annual Meeting, Pembangunan Infrastruktur Mendapatkan Pembiayaan
Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank Group (AM IMF-WBG) 2018, memberikan kontribusi yang baik bagi Indonesia. Dalam rangkaian acara paralel IMF-World Bank, ditandatangani kesepakatan kerjasama investasi dan pembiayaan senilai lebih dari USD 10 miliar.
Dalam siaran pers Kementerian BUMN, penandatangan tersebut dilaksanakan di Hotel Inaya Putri Nusa Dua Bali pada Kamis (11/10) yang oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Badan Usaha milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.
Sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu bersemangat dan fokus dengan pembangunan infrastruktur dan proyek strategis nasional lainnya.
“Saya perlu beri apresiasi kepada Kementerian BUMN dan para BUMN, juga para investor. Kami akan selalu mendukung agar proyek strategis BUMN dan mitra strategis baik luar maupun dalam negeri sehingga dapat selalu berjalan dengan baik,” kata Darmin.
Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, langkah kerjasama ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, karena proses pengembangan infrastruktur nasional mendapatkan solusi pembiayaan dengan berbagai macam sumber pendanaan. Hal ini selaras dengan program Pemerintah Indonesia dalam 5 tahun terakhir yang menempatkan fokus pada pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan interkonektivitas antar wilayah di Indonesia, menurunkan biaya logistic dan menjaga ketersediaan suplai energi.
“Adanya inovasi pembiayaan infrastruktur ini, diharapkan akan mampu mempercepat pembangunan infrastruktur dan peluang investasi pada pembangunan infrastruktur Indonesia kedepan. Selain itu diharapkan para investor lainnya juga mengetahui adanya komitmen pemerintah yang tinggi berupa kebijakan yang diambil untuk mendorong peran pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur dan inovasi instrument keuangan untuk pembiayaan infrastruktur,” kata Rini Soemarno.
BUMN, lanjut Rini, selalu berupaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya dengan mencari sumber pendanaan dari pasar keuangan melalui berbagai inovasi instrument pembiayaan dan membangun kemitraan dengan sektor swasta lainnya. Melalui kemitraan strategis, BUMN diharapkan juga mendapatkan pembelajaran dari keahlian sektor swasta untuk pembangunan infrastruktur dengan kualitas sesuai dengan standard global.
“Dalam implementasi pembangunan infrastruktur, BUMN memiliki peran penting dalam pencapaian pembangunan infrastruktur yang ditetapkan oleh Pemerintah. Guna mendukung pembangunan infrastruktur kedepan, keterlibatan BUMN dan sektor swasta masih sangat diperlukan,” ujar Rini.
Penandatangan kerjasama dan pembiayaan ini merupakan rangkaian penyelenggaraan Indonesia Investment Forum (IIF) 2018. Pada kerjasama ini juga ditandatangani kerjasama di pasar keuangan syariah domestik sejak regulasinya diterbitkan Bank Indonesia pada akhir 2015.
Inisiatif lain yang dilakukan untk pembiayaan infrastruktur adalah penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA). Kontrak investasi ini diterbitkan Bank Mandiri Group bersama anak perusahaannya yaitu Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi dan berkerjasama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Produk investasi yang pertama kali diluncurkan tersebut rencananya akan menyasar investor lokal dan global.
Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, alternatif pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal ini dapat dimanfaatkan perusahaan di bidang infrastruktur untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efektif dengan biaya yang terukur.
“Inisiatif ini juga akan membantu pendalaman pasar keuangan domestik melalui penambahan produk investasi berbasis proyek infrastruktur,” ujar Kartika.
KIK-DINFRA akan diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp1,5 triliun. Adapun, pengumpulan dana melalui RDPT yang mencapai Rp3 triliun akan memberikan tambahan belanja modal kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Bank Mandiri sendiri sebagai perbankan nasional telah menyalurkan pembiayaan langsung yang signifikan ke sektor infrastruktur hingga mencapai hampir 24% dari total portofolio kredit perseroan. Pada akhir Semester I-2018, nilainya mencapai Rp165,8 triliun dari total komitmen Rp255,3 triliun yang sudah diberikan ke proyek-proyek infrastruktur. Penyaluran itu naik 23% secara yoy.
Adapun kerjasama investasi dan pembiayaan yang ditandatangani adalah sebagai berikut:
- Strategic Partnership senilai antara PT GMF AeroAsia Tbk dan Airfrance Industries serta KLM Enginering & Maintenance
- Partnership senilai USD 500 juta antara GMF AeroAsia dan China Communications Contruction Indonesia
- Peluncuran penawaran kerjasama strategis bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II (Persero) kepada investor, senilai hingga USD 500 Juta
- Strategic Partnership senilai USD 100 juta antara PT Pindad (Persero) dan Waterbury Farrel
- Strategic partnership senilai USD 320 juta antara PT Aneka Tambang Tbk dengan Ocean Energy Nickel International Pty. Ltd
- Strategic Partnership senilai USD 850 juta antara PT Inalum (Persero), Antam dan Aluminium Corporation of China Limited
- Kerjasama senilai USD 500 juta antara PT KAI (Persero), PT INKA (Persero) dan Progress Rail (Caterpillar Group)
- Kerjasama senilai USD 185 juta antara PT Boma Bisma Indra (Persero) dan Doosan Infracore serta Equitek
- KIK-Dinfra senilai USD 112 juta oleh PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta pernyataan efektif OJK
- RDPT PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta AIA, Taspen, Wana Artha, Allianz dan Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) senilai USD 224 juta
- Kerjasama investasi senilai USD 6.5 miliar antara PT Pertamina (Persero) dan CPC Corporation
- Kerjasama investasi senlai EUR 150 juta antara PLN dan KfW
- Kredit investasi Senilai USD 523 juta dari Bank Mega kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk pembangunan ruas tol Pekanbaru - Dumai
- Asset monetization senilai USD 336 juta oleh Hutama Karya dengan ICBC, MUFG, Permata Bank, SMI
- Kredit Sindikasi USD 684 juta kepada Hutama Karya dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga dan SMI
- Investasi senilai USD 310 juta antara Menjangan Group, ITDC dan Amorsk Group
- Investasi senilai USD 198 juta antara PT Wijaya Karya (Persero), ITDC dan Menjangan Group
- Kerja sama pembiayaan proyek Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika antara ITDC dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) senilai USD 248 Juta
- Kerjasama Hedging nilai tukar berbasis Syariah senilai USD 128 juta antara PT SMI dan Maybank
(Humas Kemensetneg)