"Itu bisa terjadi akibat diversifikasi pasar dan produk. Yang jelas, itu artinya produk Indonesia diterima dunia," kata Kepala Pusat Pengembangan Wilayah Afrika dan Timur Tengah, Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), Radu Sembiring, di Jakarta, Selasa.
Ekspor Indonesia selama 2006 mencapai 103,487 miliar dolar AS, sebanyak 42,9 persen disumbang dari ekspor produk manufaktur, sisanya 38,3 persen ekspor produk minyak bumi dan tambang serta 17,7 persen ekspor produk pertanian.
Selama 2005 ekspor Indonesia baru mencapai 86,179 miliar dolar AS. Ekspor produk manufaktur menyumbang porsi terbesar yaitu 46,9 persen, sedangkan sisanya disumbang oleh ekspor produk minyak bumi dan tambang sebesar 38,3 persen dan ekspor produk pertanian sebesar 16,7 persen.
Dalam laporan WTO yang dirilis Senin (12/11) disebutkan tidak hanya Indonesia yang mengalami peningkatan pangsa pasar ekspor.
Negara ASEAN yang juga mengalami kenaikan pangsa pasar ekspor barang antara lain Singapura (dari 2,19 persen jadi 2,25 persen), Thailand (dari 1,05 persen jadi 1,08 persen), dan Vietnam (dari 0,31 persen jadi 0,33 persen).
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, beberapa waktu lalu mengatakan target untuk meningkatkan pangsa pasar Indonesia di dunia menjadi satu persen akan sulit tercapai dalam waktu dekat.
"Untuk mengubah pangsa pasar, pertumbuhan ekspor kita harus stabil pada sekitar 19-20 persen,"katanya.
Selain itu, lanjut Mendag, Indonesia juga harus meningkatkan diversifikasi produk dan perluasan pasar terus menerus.
www.antara.co.id/arc/2007/11/13/pangsa-pasar-ekspor-indonesia-di-dunia-naik-tipis/