"Ketersediaan bahan pangan saat ini hingga menjelang Lebaran dalam kondisi yang cukup. Untuk harga, terjadi fluktuasi pada masing-masing komoditas. Pemerintah akan terus berusaha secara maksimal untuk menjaga stabilitas harga dan meredam kenaikan harga beberapa bahan kebutuhan pokok menjelang Lebaran dengan menambah ketersediaan stok," tegas Mendag.
Â
Menurut Mendag, pengamanan pasokan bahan pokok dilakukan dengan menambah stok dari dalam negeri maupun impor. "Untuk meredam harga dibutuhkan ketersediaan pasokan yang memadai. Kemendag berkomitmen untuk menjaga stok, baik melalui produksi dalam negeri maupun impor," jelasnya. Demikian seperti dilansir dalam siaran pers Biro Humas Kemendag.
Â
Hasil pantauan di kedua pasar tradisional tersebut menunjukkan harga beras dalam kondisi stabil. "Kami sangat gembira karena harga beras sangat terkendali bahkan mulai turun. Stok di Bulog juga sangat kuat sehingga kita juga bisa melakukan operasi pasar," terang Mendag.
Â
Sama halnya dengan komoditas bawang merah yang terpantau stabil. "Kemendag telah bekerja sama dengan asosiasi petani bawang merah di Brebes sebelum memasuki bulan puasa agar harga bawang merah dapat terjaga. Hasilnya dapat kita rasakan saat ini," imbuhnya.
Â
Namun sayangnya, untuk harga cabe saat ini mengalami kenaikan. "Sebelumnya harga cabe terpantau stabil, namun saat ini terjadi kenaikan. Kemendag akan terus memantau harga cabe dan melakukan langkah-langkah strategis guna menurunkan harga cabe menjelang Lebaran," kata Mendag.
Â
Komoditas bahan pokok lainnya yang tengah mengalami kenaikan harga yaitu daging sapi. Menurut Mendag, kenaikan harga daging sapi terjadi karena kurangnya stok yang ada. "Kami telah berupaya dengan sangat keras untuk mencegah kenaikaan harga daging sapi. Perencanaan sudah dilakukan sejak Desember tahun lalu melalui rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Prekonomian," jelas Mendag.
Â
Sementara itu, untuk gula, Kemendag mengeluarkan izin impor gula rafinasi bagi sektor industri. Mendag menjelaskan bahwa di tengah fokus pasokan dan harga bagi konsumen, Pemerintah juga tetap memperhatikan kebutuhan industri. "Izin impor gula rafinasi bagi industri dimaksudkan agar pasokan bahan baku di industri yang membutuhkan dapat terjaga sehingga harga produk yang diterima oleh konsumen tidak akan naik," imbuh Mendag.
Â
Mendag juga menyampaikan, bahwa Pemerintah akan terus berupaya secara maksimal untuk terus memantau dinamika pasar setiap saat. Ketersediaan stok juga akan dipantau dari sisi jangka pendek, menengah, dan panjang. "Stok yang berlebihan usai Lebaran dapat mengakibatkan harga anjlok atau barang akan membusuk karena tidak laku terjual. Risiko-risiko ini akan kita cegah agar tidak terjadi," tegas Mendag.
Â
Selain itu, menurut Mendag, rantai distribusi yang panjang juga menjadi faktor penyebab tingginya harga bahan pokok. Untuk menciptakan rantai distribusi yang efisien diperlukan sarana, sistem informasi, dan transparansi harga. Ketiga hal tersebut diperlukan untuk memantau harga sehingga tidak terjadi perbedaan harga yang terlalu besar. "Pemerintah akan berupaya memperpendak rantai distribusi secara bertahap," jelas Mendag optimis.
Â
Selain stok dan rantai distribusi, Mendag menyampaikan, bahwa konsumen cerdas merupakan kunci untuk menciptakan pasar dengan harga yang lebih rasional dan efisien. Kemendag berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat agar menjadi konsumen cerdas. Salah satunya dengan mengubah pola pikir masyarakat yang kaku, misalnya masyarakat hanya mau mengonsumsi daging segar, bukan daging beku; atau hanya mau mengonsumsi bawang dari Brebes. "Pelan-pelan akan dilakukan edukasi kepada masyarakat bahwa daging beku lebih murah daripada daging segar. Selain itu, daging beku juga higienis," pungkas Mendag. (Biro Humas Kemendag-Humas Kemensetneg)
Â
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Â
Â
Â