SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PESTA PAROLOPOLON 67 TAHUN
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) MANJUJUNG BARINGINNA
DI STADION UTAMA GELORA BUNG KARNO, SENAYAN, JAKARTA
TANGGAL 28 OKTOBER 2007
Yang saya hormati Saudara Menteri Agama, Saudara Sekretaris Kabinet Bapak Sudi Silalahi,
Yang saya hormati Gubernur DKI Jakarta,
Yang saya hormati Ephorus HKBP, Bapak Dr. Bonar Napitupulu,
Yang saya hormati Bapak Akbar Tandjung, Bapak Luhut Pandjaitan, dan para tokoh nasional yang hadir pada acara ini, Para pemimpin, para jemaat HKBP,
Hadirin yang saya muliakan,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Horas...
Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena keluarga besar HKBP dan kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Atas nama pemerintah dan selaku pribadi pada kesempatan yang membahagiakan ini saya mengucapkan selamat kepada keluarga besar HKBP atas Hari Ulang Tahun yang ke-146 dan Perayaan 67 Tahun HKBP Manjujung Baringinna. Kita semua berdoa semoga ke depan nanti HKBP dapat berbuat kebajikan yang lebih banyak kepada sesama dan dapat meningkatkan pengabdian dan perannya dalam pembangunan bangsa.
Saudara-saudara,
Dalam sejarah dan pembangunan dan perjuangan bangsa putra-putri Batak dan masyarakat Batak memiliki andil yang besar. Dengan kepribadian yang ulet, lugas, semangat juang yang tinggi, dan kesediaan untuk bekerja keras, masyarakat Batak telah banyak menunjukkan karya nyatanya. Teruskan dan tingkatkan konsekuensi seperti itu dalam waktu hari esok yang lebih baik.
Hari Ulang Tahun ke-146 HKBP ini bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Marilah kita bentuk, kita jadikan momentum yang baik ini untuk memperkukuh semangat, wawasan, dan rasa kebangsaan kita, bangsa Indonesia. Mari kita jadikan hari yang membahagiakan bagi HKBP ini sekaligus peringatan Hari Sumpah Pemuda untuk meningkatkan persatuan, persaudaraan, dan kerukunan kita sebagai bangsa yang majemuk. Ingat! 79 tahun yang lalu, 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia melalui pemuda-pemudinya telah berikrar, telah bertekad untuk menjadi bangsa yang satu, bangsa Indonesia, bertanah air satu, tanah air Indonesia, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia. Meskipun kita berbeda dalam agama, dalam suku, dalam ras, dalam bahasa, dan identitas lainnya, tetaplah bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Yang tidak boleh membedakan identitas yang berbeda itu.
Marilah saudara-saudara, kita kokohkan persatuan, kerukunan, dan kebersamaan kita yang dijiwai oleh Sumpah Pemuda yang hari ini kita peringati. Jangan kita menjadi bangsa yang merugi, bangsa yang mundur, karena justru rasa kebangsaan kita menjadi luntur. Mari kita bersatu dalam perbedaan, kita harus bertahan hidup dalam perbedaan itu. Saling hormat-menghormati, saling kasih-mengasihi, hidup dalam damai tanpa diskriminasi.
Saudara-saudara,
Kita ingin tumbuh menjadi bangsa yang memiliki wujud, manusia tanpa iman dan tanpa agama akan kehilangan arah, bisa pula manusia dalam keadaan seperti itu akan kehilangan kendali. Tentu kita tidak ingin menjadi bangsa yang tersesat dan kehilangan arah. HKBP memiliki peran penting dalam ikut membangun manusia dan masyarakat yang religius itu. Teruskan peran mulia HKBP untuk membangun akhlak yang mulia seluruh jemaat HKBP di seluruh tanah air bahkan di daerah-daerah lain di dunia.
Saudara-saudara,
Saya ingin mengingatkan keluarga besar HKBP dan bahkan seluruh rakyat Indonesia. Pertama Indonesia adalah bangsa yang besar. Kedua, Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Bangsa yang besar berarti besar sejarahnya, besar jumlah penduduknya, luas wilayahnya, besar pula kekayaan alamnya, jangan kita sia-siakan, mari kita bangun bersama dengan kebersamaan, dengan gigih, dan kerja keras kita. Saya yakin HKBP terus memperkokoh semangat kebersamaan dan siap untuk bekerja keras membangun negara.
Yang kedua, bangsa kita adalah bangsa yang majemuk, dalam arti pluralis dan banyak identitas. Janganlah kemajemukan ini jadi sumber perpecahan, mari kita jaga dengan kekuatan. Sedih kita mengenang kembali beberapa tahun yang lalu ketika terjadi perpecahan, permusuhan di antara anak bangsa yang berbeda identitas apakah agama ataupun suku dan ras. Itu pengalaman yang pedih yang tidak boleh terus hidup di negeri ini. Mari bersama-sama kita cegah dan kita hentikan perselisihan, permusuhan yang berujung pada kekerasan. Kita harus hidup sebagai bangsa yang rukun dan majemuk, laksana lukisan banyak warna tapi indah, laksana musik banyak alat tapi merdu, laksana taman bunga berwarna-warni banyak pohon, banyak bunga-bunga tetapi teduh dan indah. Yang kuat dan yang lemah, yang kuat ada sedikit, yang lemah banyak harus hidup rukun dan damai, saling menghormati, saling menyayangi satu sama lain. Itulah kewajiban yang harus kita perkuat.
Saya mendengar apa yang disampaikan oleh Bapak Dr. Bonar Napitupulu tadi, Ephorus HKBP tentang berbagai pengaturan dalam kehidupan bersama kita. Pengaturan-pengaturan itu sesungguhnya memiliki tujuan yang baik, dibicarakan secara bersama, namun kalau masih ada kekurangan-kekurangan mari kita perbaiki bersama. Negara ini adalah negara kita sendiri, bangsa ini adalah bangsa kita sendiri, mari kita perbaiki tatanan dan peraturan yang mengandung isi kekurangan dan kelemahan secara bersama. Negara dan pemerintah kita untuk terus menerus menyempurnakan berbagai tatanan yang kita anut secara bersama.
Saudara-saudara, hadirin yang saya hormati,
Marilah kita menjadi bangsa yang optimis dan yang mandiri. Bangsa yang mandiri akan kekal dan berhasil, bangsa yang menyendiri akan kalah dan tidak akan maju. Sesungguhnya arah dalam pembangunan bangsa dewasa ini, sudah benar. Setelah ini keadaan negara kita sesungguhnya semakin baik, tetapi harus saya akui secara jujur, masih banyak persoalan yang harus kita selesaikan. Selalu ada tantangan dan ujian-ujian baru dalam gerak pembangunan bangsa. Marilah kita sambut bersama, marilah kita melangkah bersama untuk mengantarkan semuanya itu, untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Saya yakin dengan persatuan dan kebersamaan kita, seberat apa pun masalah yang kita hadapi akan dapat kita pecahkan. Dengan ridha Tuhan Yang Maha Kuasa, HKBP tentu ikut bertanggung jawab untuk memperkokoh optimisme dan keyakinan diri para jemaat. Saya percaya, saya berharap para pemimpin HKBP terus menghidupkan semangat optimisme dan rasa jati diri.
Saudara-saudara,
Akhirnya sekali lagi, saya ucapkan selamat untuk HKBP pada hari yang membahagiakan ini. Teruslah membangun komunitas HKBP menjadi komunitas yang ramah, bersahabat, damai, dan toleran. Tetaplah menjadi lembaga agama yang siap diskusi dan terbuka, dan bersama lembaga dan umat agama lain aktiflah untuk memperkokoh kerukunan antar umat beragama menuju masa depan negara berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, bangun Negara Kesatuan Republik Indonesia dan falsafah Bhineka Tunggal Ika.
Terima kasih, selamat buat Tuhan beserta kita.
Biro Naskah dan Penerjemahan
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan
Sekretariat Negara RI