Menurut Ibu Negara, anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan YME, yang harus kita jaga keberadaannya. Sebab dalam diri anak melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. "ASI merupakan hak anak untuk kelangsungan hidup bayi dan tumbuh kembang secara optimal. Merupakan kewajiban bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani, dan perkembangan emosional. Karena selama disusui dalam dekapan ibu, bayi bersentuhan langsung dengan ibu, dan mendapatkan kehangatan kasih sayang dan rasa aman, " kata Ibu Negara dalam sambutannya.
"Saya merasa sangat berbahagia karena semakin tingginya kesadaran ibu-ibu muda yang semakin sadar pentingnya ASI sebagai makanan terbaik bagi buah hati mereka yaitu anak-anak Indonesia. Anak adalah tunas bangsa, potensi generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis untuk menjamin kelangsungan dan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan, sesuai amanah UUD 1945. Mari memberi anak-anak kita yang terbaik, supaya kelak tumbuh menjadi manusia Indonesia, yang sehat, cerdas, berbudi pekerti luhur, dan berahlak mulia, " lanjut Ibu Ani.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan life saving,karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. "Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkwalitas, "ujar Ibu Ani.
Sebelumnya, Meneg Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta melaporkan,bahwa mengacu pada Millenium Development Goals (MDGs) , inisiasi menyusu dini yang dilanjutkan dengan menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dan ASI diteruskan sampai anak berusia 2 tahun , dapat membantu mempercepat pencapaian tujuan no 1, yaitu menghapus kemiskinan dan kelaparan. Selain itu, hilangnya kesempatan memperoleh ASI menyebabkan lebih dari lima juta anak balita menderita kurang gizi, dan sekitar 1,7 balita mengalaimi gizi buruk.
Pada acara Puncak ASI se Dunia 2007 yang bertema Menyusu Satu Jam Pertama Kehidupan Dilanjutkan dengan Menyusu Eksklusif 6 Bulan , Menyelamatkan Lebih dari Satu Juta Bayi ini, Meneg Pemberdayaan Perempuan memberikan penghargaan Pin Emas kepada Ibu Negara sebagai Ibu Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak. Tampak pula hadir Menkes Siti Fadillah Soepari, Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia Dr.Gianfranco Rotigliano, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Harni Kusno, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia Dr.M.Natsir Nugroho, Duta Unicef Ferry Salim, serta perwakilan LSM Internasional, dan LSM Peduli ASI.