Di awal sambutan Presiden menekankan pada beberapa masalah utama, diantaranya masalah kondisi ekonomi global, demokrasi, lingkungan hidup, isu-isu regional dan internasional serta ekonomi digital dan ekonomi kreatif.
Â
Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah yang dipercaya dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang ada saat ini. Langkah-langkah tersebut antara lain dengan membangun infrastruktur, menciptakan iklim kemudahan berusaha di Indonesia, dan mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi yang dapat menjadi landasan bagi reformasi ekonomi Indonesia.
Â
Komitmen Indonesia terhadap Lingkungan Hidup
Â
Seperti yang diuraikan Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam siaran persnya, dalam kesempatan tersebut Presiden mengakui, bahwa saat ini Indonesia tengah mengalami masalah kebakaran hutan yang sangat serius. Namun Presiden menegaskan komitmennya untuk mengatasi masalah ini, baik dengan sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia atau kemungkinan adanya bantuan dan kerjasama dengan negara lain.
Â
Presiden menambahkan, bahwa selain masalah kebakaran hutan, masalah illegal fishing dan emisi juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia. “Untuk itulah, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menenggelamkan kapal-kapal ilegal,†ujar Presiden.
Disamping itu, komitmen terhadap lingkungan hidup juga ditunjukkan oleh pemerintah melalui upaya pengurangan emisi disamping usaha untuk pelestarian hutan. “Indonesia juga sangat mendukung pertemuan Conference of the Parties (COP) - 21 yang rencananya akan diselenggarakan di Paris, Prancis,†ungkap Presiden.
Â
Islam di Indonesia, Demokrasi dan Kawasan
Â
Dalam pertemuan di Brookings Insitute tersebut Presiden juga menyampaikan, bahwa Indonesia memiliki aset yang besar yakni Islam dan demokrasi. Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat dan sangat toleran. Untuk itu, kata Presiden, “Indonesia menawarkan model Islam yang tidak hanya kompatibel dengan demokrasi melainkan juga modernitas".
Untuk masalah kawasan, Presiden Jokowi menyingung masalah Laut Cina Selatan, arti penting Samudera Hindia, keinginan untuk membangun poros maritim, dan masalah penguatan Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) juga kerjasama dengan kawasan lain. Khusus mengenai masalah Laut Cina Selatan, Presiden menyatakan, bahwa “Masalah ini harus segera diselesaikan dengan mekanisme United Nation Convention on the Law of Sea (UNCLOS)â€.
Presiden juga menyampaikan keingingan Indonesia untuk membangun poros maritim serta kesadaran Indonesia akan arti penting Samudera Hindia. “Indonesia akan mengadakan Indian Ocean Rim Association (IORA) yang diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan atau IORA Concord,†tegas Presiden.
Potensi Ekonomi Digital di Indonesia
Pada bagian akhir pidatonya, Presiden Jokowi memaparkan potensi ekonomi digital di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia khususnya kalangan anak muda yang memiliki akun sosial media seperti facebook dan twitter cukup besar dan merupakan potensi bagi pengembangan ekonomi digital dan kreatif.Â
Sebagai penutup, Presiden menyampaikan rasa optimis bahwa Indonesia tengah mengalami perubahan yang cepat. Indonesia bukan negara yang hanya melihat ke dalam. Untuk itu, Indonesia juga berharap bahwa hubungan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik dalam bilateral, multilateral dan regional akan semakin kuat. “Kebijakan luar negeri Indonesia adalah cerminan dari kepentingan nasional dan tanggung jawab internasional,†pungkas Presiden Jokowi. (Humas Kemensetneg)          Â