Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal ini pada bagian lain sambutannya ketika membuka Konferensi Internasional tentang Penyuapan dalam Transaksi Bisnis, di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (10/5) siang.
Melihat hal ini, para penegak hukum juga tidak tinggal diam. Terdapat sekitar 150 perusahaan dan perorangan di lebih dari 10 negara yang sudah diberikan ganjaran terkait kasus korupsi. "Saat ini, terdapat 250 kasus yang masih dalam tahap penyelidikan. Namun hal ini belumlah cukup," kata Presiden.
Pada kesempatan ini, Kepala Negara pun berbagi pengalaman apa yang telah dilakukan Indonesia untuk mengatasi korupsi. Menurut SBY, hal terpenting dalam membasmi korupsi adalah melakukannya secara sistemik, seperti halnya maraton. "Hal terpenting adalah upaya yang dilakukan harus sistemik. Seperti halnya lari maraton, ini membutuhkan dukungan dari semua pihak agar kita bisa mencapai garis finish," kata SBY.
Dengan kata lain, semuanya harus dimulai dari dasar. Upaya yang sistemik berarti melindungi integritas sistem, dari regulasi tingkat bawah yang membiarkan terjadinya penggelembungan, hingga pada kurangnya transparansi yang melibatkan tingkat yang lebih tinggi.
"Sistemik artinya memperbaiki reformasi, dan memastikan bahwa para birokrat dibayar dengan layak sehingga mereka tidak akan mencari-cari lagi kesempatan untuk mendapatkan pendapatan dari luar gaji mereka," Presiden menekankan.
Selain membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Indonesia juga mempunyai institusi yang disebut Ombudsman yang dapat mendeteksi transaksi yang tidak biasa dan beraksi menentang korupsi tanpa adanya tekanan politik.
"Merangkul stakeholders dalam suatu badan adalah penting. Kesuksesan antikorupsi tidak akan dapat dicapai tanpa partisipasi dari pihak swasta," SBY menjelaskan. "Diperlukan komunikasi yang tak putus antara pemerintah dan para pelaku bisnis, serta memastikan bahwa keduanya saling bersepakat untuk mencapai tujuan yang sama," SBY menambahkan.
Kepala Negara menegaskan bahwa sistem yang sudah ada sangat perlu untuk diperbaiki, sehingga tidak akan lagi dijadikan alasan dan menjadi 'surga'- nya para koruptor. "Kita perlu memperbaiki sistem, membuat gebrakan, dan membangun sistem yang transparan. Sehingga, para koruptor tidak akan lagi berlindung di balik sistem yang ada," Presiden menegaskan. (yun)
Â
Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?