Pemberhentian Sementara Latihan Gabungan Militer Tak Mengganggu Hubungan Indonesia-Australia
"Ya saya sudah menerima laporan dari Panglima TNI, dari Menteri Pertahanan. Dan saat ini masalah itu saya sudah perintahkan untuk ditangani oleh Menhan dan Panglima TNI," ujar Presiden pada para jurnalis.
Â
Dilansir dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden mengimbau agar langkah yang diambil TNI dapat mendinginkan suasana antara militer Indonesia dan Australia.
Â
"Saya kira hubungan kita dengan Australia ya masih dalam kondisi yang baik-baik saja, hanya mungkin di tingkat operasional ini yang perlu disampaikan agar situasinya tidak panas," pungkasnya.
Selain itu, Presiden juga berharap agar keputusan tersebut tak mengganggu hubungan bilateral antara kedua negara, mengingat saat ini Indonesia dan Australia sepakat untuk menjaga hubungan kerja sama yang baik.
Â
"Kita kan sudah sepakat, Indonesia-Australia sepakat untuk saling menghormati, untuk saling menghargai, dan tidak campur tangan urusan dalam negeri masing-masing. Saya kira kita sepakat itu," tegas Presiden.
Â
Seperti diketahui, Markas Besar TNI memutuskan untuk menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia, setelah adanya masalah teknis saat melakukan latihan bersama.
Â
"Iya betul menghentikan sementara, bukan memutuskan kerja sama," ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Wuryanto, di Jakarta, 4 Januari 2017 kemarin.
Â
Penghentian kerja sama sementara tersebut meliputi berbagai aspek, di antaranya latihan bersama, pendidikan, tukar menukar perwira, hingga kunjungan antar-pejabat.
Â
Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo berharap agar masalah tersebut dapat segera diselesaikan dengan baik dan tidak akan mempengaruhi latihan bersama militer Indonesia dan Australia di masa mendatang.
Â
"Ya ini masalahnya biar di clear-kan dulu lah, karena ini juga masalah itu meskipun di tingkat operasional tapi kan juga masalah prinsip," tutup Presiden Joko Widodo.(Humas Kemensetneg)