Dalam sambutannya, Presiden SBY menyatakan bahwa semangat Bali Concord III adalah partisipasi dan kontribusi ASEAN yang semakin besar bagi terwujudnya dunia yang lebih damai, adil, demokratis, sejahtera, termasuk ASEAN dapat berperan aktif dalam mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini.
Lebih lanjut, Presiden SBY menyatakan bahwa ASEAN kini menjadi asosiasi yang matang, yang mampu menciptakan stabilitas dan keamanan kawasan, mampu meningkatkan kekuatan ekonominya, serta mampu menjadi komunitas yang makin people centered, serta mampu menjalin kerukunan antar indentitas dan peradaban yang beragam. “Hal ini sejalan dengan tema Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, “Komunitas ASEAN di Antara Komunitas Global Bangsa-Bangsaâ€. Maknanya, ASEAN ingin berperan lebih besar dalam urusan dunia to outreach to the world,†tegas Presiden SBY.
Presiden SBY juga memaparkan bahwa ada lima hal yang akan dibahas dalam rangkaian kegiatan KTT Ke-19 ASEAN dan KTT terkait lainnya. Pertama, perlunya melakukan langkah-langkah konkrit guna memperkuat ketiga pilar Komunitas ASEAN. Menurut Presiden, ASEAN harus menjadi komunitas yang people-oriented, people-centered, dan people-driven sehingga ASEAN tidak lagi dimaknai sebagai urusan pemerintahan negara anggota semata.
Kedua, perlunya memperkuat pertumbuhan ekonomi di kawasan. Terkait dengan hal ini, ASEAN kini telah memiliki peta jalan yaitu dengan membangun konektivitas antar negara dan antar kawasan. Dengan keterhubungan yang semakin efektif, maka perdagangan dan investasi antar negara akan meningkat. Setiap negara anggota ASEAN akan memberikan kesempatan yang adil bagi segenap warganya untuk mendapatkan keuntungan dari semakin teringrasinya perekonomian kawasan.
Ketiga, perlunya mengambil peran utama dalam menata arsitektur kerja sama kawasan yang lebih efisien dan efektif. Kerja sama terkait hal ini telah dikembangkan melalui mekanisme ASEAN Plus One, ASEAN Plus Three, ASEAN Defense Ministerial Meeting Plus, dan ASEAN Regional Forum, maupun mekanisme-mekanisme lainnya. Dalam East Asia Summit juga akan diidentifikasi prinsip-prinsip bersama yang memandu hubungan seluruh negara peserta East Asia Summit untuk meningkatkan persatuan dan kebersamaan.
Keempat, perlunya menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. ASEAN diharapkan dapat bersikap proaktif dalam memfasilitasi penyelesaian berbagai residual issues yang menjadi penghambat akselerasi kerja sama ASEAN. Menurut Presiden SBY, selama ASEAN di bawah keketuaan Indonesia, ASEAN telah memfasilitasi dialog damai masalah perbatasan antara Kamboja dengan Thailand. Selain itu, ASEAN mampu membangun comfort zones bagi banyak negara, salah satunya dapat berlangsungnya pembicaraan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Menyangkut permasalahan di Laut Cina Selatan, ASEAN kini telah memiliki kesepakatan antara ASEAN dengan Republik Rakyat Cina. Penandatanganan Protokol SEANWFZ juga akan dilaksanakan sesegera mungkin dalam kerangka kerja sama Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.
Kelima, memperkuat peran ASEAN secara global dengan melakukan keempat langkah sebelumnya. Presiden SBY menegaskan bahwa ASEAN tidak boleh menjadi pasif. “Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling kait-mengkait, ASEAN sejatinya harus menjadi yang terdepan dalam mengatasi berbagai tantangan yang mencuat,†tegas Presiden SBY.    Â
Usai sambutan pembukaan, para kepala negara/pemerintahan dari negara-negara anggota ASEAN berkesempatan melakukan foto bersama secara formal maupun ASEAN ways. Pemimpin negara-negara anggota ASEAN yang hadir adalah Presiden Myanmar Thein Sein, PM Malaysia Dato Sri Mhd Najib bin Tun Abdul Razak, PM Laos Thongsing Thammavong, Sultan Brunei Darussalam Haji Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, PM Thailand Yingluck Shinawatra, PM Singapura Lee Hsien Loong, dan Sekretaris Presiden Filipina, Ramon A Carandang. (humas setneg)
Lebih lanjut, Presiden SBY menyatakan bahwa ASEAN kini menjadi asosiasi yang matang, yang mampu menciptakan stabilitas dan keamanan kawasan, mampu meningkatkan kekuatan ekonominya, serta mampu menjadi komunitas yang makin people centered, serta mampu menjalin kerukunan antar indentitas dan peradaban yang beragam. “Hal ini sejalan dengan tema Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, “Komunitas ASEAN di Antara Komunitas Global Bangsa-Bangsaâ€. Maknanya, ASEAN ingin berperan lebih besar dalam urusan dunia to outreach to the world,†tegas Presiden SBY.
Presiden SBY juga memaparkan bahwa ada lima hal yang akan dibahas dalam rangkaian kegiatan KTT Ke-19 ASEAN dan KTT terkait lainnya. Pertama, perlunya melakukan langkah-langkah konkrit guna memperkuat ketiga pilar Komunitas ASEAN. Menurut Presiden, ASEAN harus menjadi komunitas yang people-oriented, people-centered, dan people-driven sehingga ASEAN tidak lagi dimaknai sebagai urusan pemerintahan negara anggota semata.
Kedua, perlunya memperkuat pertumbuhan ekonomi di kawasan. Terkait dengan hal ini, ASEAN kini telah memiliki peta jalan yaitu dengan membangun konektivitas antar negara dan antar kawasan. Dengan keterhubungan yang semakin efektif, maka perdagangan dan investasi antar negara akan meningkat. Setiap negara anggota ASEAN akan memberikan kesempatan yang adil bagi segenap warganya untuk mendapatkan keuntungan dari semakin teringrasinya perekonomian kawasan.
Ketiga, perlunya mengambil peran utama dalam menata arsitektur kerja sama kawasan yang lebih efisien dan efektif. Kerja sama terkait hal ini telah dikembangkan melalui mekanisme ASEAN Plus One, ASEAN Plus Three, ASEAN Defense Ministerial Meeting Plus, dan ASEAN Regional Forum, maupun mekanisme-mekanisme lainnya. Dalam East Asia Summit juga akan diidentifikasi prinsip-prinsip bersama yang memandu hubungan seluruh negara peserta East Asia Summit untuk meningkatkan persatuan dan kebersamaan.
Keempat, perlunya menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. ASEAN diharapkan dapat bersikap proaktif dalam memfasilitasi penyelesaian berbagai residual issues yang menjadi penghambat akselerasi kerja sama ASEAN. Menurut Presiden SBY, selama ASEAN di bawah keketuaan Indonesia, ASEAN telah memfasilitasi dialog damai masalah perbatasan antara Kamboja dengan Thailand. Selain itu, ASEAN mampu membangun comfort zones bagi banyak negara, salah satunya dapat berlangsungnya pembicaraan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Menyangkut permasalahan di Laut Cina Selatan, ASEAN kini telah memiliki kesepakatan antara ASEAN dengan Republik Rakyat Cina. Penandatanganan Protokol SEANWFZ juga akan dilaksanakan sesegera mungkin dalam kerangka kerja sama Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.
Kelima, memperkuat peran ASEAN secara global dengan melakukan keempat langkah sebelumnya. Presiden SBY menegaskan bahwa ASEAN tidak boleh menjadi pasif. “Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling kait-mengkait, ASEAN sejatinya harus menjadi yang terdepan dalam mengatasi berbagai tantangan yang mencuat,†tegas Presiden SBY.    Â
Usai sambutan pembukaan, para kepala negara/pemerintahan dari negara-negara anggota ASEAN berkesempatan melakukan foto bersama secara formal maupun ASEAN ways. Pemimpin negara-negara anggota ASEAN yang hadir adalah Presiden Myanmar Thein Sein, PM Malaysia Dato Sri Mhd Najib bin Tun Abdul Razak, PM Laos Thongsing Thammavong, Sultan Brunei Darussalam Haji Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, PM Thailand Yingluck Shinawatra, PM Singapura Lee Hsien Loong, dan Sekretaris Presiden Filipina, Ramon A Carandang. (humas setneg)
Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?