PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, Di KOMPLEKS BIDAKARA, JAKARTA, 6 MEI 2008
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA PEMBUKAAN
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KOMPLEKS BIDAKARA, JAKARTA
TANGGAL 6 MEI 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA PEMBUKAAN
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KOMPLEKS BIDAKARA, JAKARTA
TANGGAL 6 MEI 2008
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia, Saudara Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, dan para unsur pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Para Menteri Koordinator, Saudara Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala BAPPENAS, para Menteri, dan segenap anggota Kabinet Indonesia Bersatu.
Yang Mulia para Duta Besar dan para pimpinan organisasi internasional.
Para pimpinan lembaga pemerintah non departemen.
Yang saya cintai para Gubernur, para Bupati, para Walikota, dan pimpinan perencanaan pembangunan pada tingkat daerah.
Yang saya hormati para pakar dan komunitas civil society dari berbagai cabang profesi.
Hadirin, peserta musyawarah yang saya muliakan.
Marilah sekali lagi, pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.
Saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Saya berharap Saudara bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya pada rangkaian kegiatan Musrenbangnas ini. Saya tahu barangkali ada kelelahan fisik, jangan tidur. Ngantuk bisa saja, tapi segera bangkit kembali karena rakyat yang Saudara pimpin ingin betul para pemimpinnya datang ke Jakarta jauh-jauh, pulang membawa oleh-oleh yaitu pembangunan yang lebih baik di daerah yang bersangkutan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada para Gubernur, Bupati, Walikota, dan segenap pejabat pemerintahan di daerah atas kerja kerasnya selama ini yang saya lihat banyak sekali capaian yang diraih dan saya berharap terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan di waktu yang akan datang.
Ini kesempatan yang baik karena sebagian dari para pimpinan daerah barangkali ada yang tidak akan hadir lagi pada Musrenbangnas tahun depan karena sudah jatuh tempo, sudah dua periode. Terimalah penghargaan dan ucapan terima kasih dari saya, mewakili semua, yang sebesar-besarnya. Pengabdian Bapak, Ibu, Saudara, akan dicatat dalam sejarah dan dikenang oleh rakyat Indonesia, terutama yang Bapak, Ibu pimpin selama ini. Kepada para Gubernur, Bupati, Walikota, baru, yang terpilih pada proses Pilkada, yang tahun lalu belum sempat hadir, saya ucapkan selamat atas kepercayaan dan amanah yang diberikan rakyat kepada Saudara. Selamat bergabung dalam jajaran pemerintahan. Dari manapun Saudara berasal, dari partai politik manapun, kita berada dalam satu perahu, menjalankan garis kebijakan pemerintah sehingga tidak ada istilah oposisi di antara kita. Selama ini, kebersamaan kita baik. Saya, Wakil Presiden, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, dari manapun datangnya, kompak, bersatu dan ingin menjalankan tugas untuk rakyat dengan sebaik-baiknya. Mari kita pertahankan kondisi dan situasi seperti ini, sekali lagi, untuk mereka, rakyat yang kita pimpin.
Saudara-saudara,
Tema Musrenbangnas tahun 2008 ini, saya kira bisa kita baca bersama-sama adalah Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan, dan ini memang sesuai dengan RKP 2009, dan jangan lupa sejak tahun 2004 akhir, kita telah menggariskan strategi pembangunan ekonomi yang kita kenal dengan Triple Track Strategy. Itu masih berlaku. Pertama, ekonomi kita harus terus tumbuh. Pertumbuhan harus kita capai dengan peningkatan investasi, peningkatan ekspor, dan dalam batas tertentu, pembelanjaan pemerintah dan konsumsi masyarakat. Kedua, kita ingin terus menciptakan lapangan pekerjaan. Ini kita capai kalau kita bisa menggerakkan sektor riil dan melakukan pembangunan infrastruktur di seluruh tanah air. Dan ketiga, kita ingin terus mengurangi kemiskinan, dengan cara revitalisasi pembangunan pertanian dan pedesaan, dan dua tahun terakhir ini kita tambah lagi dengan menjalankan program penanggulangan kemiskinan yang consolidated, yang integrated, yang sinergis satu sama lain. Harapan saya, dengan tetap mengembangkan pilar ini, tentu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang Saudara hadapi, maka sasaran pembangunan sungguh dapat kita capai.
Saudara-saudara,
Di ruangan ini, dari mimbar ini, tahun lalu, tepatnya tanggal 3 Mei 2007, saya memberikan instruksi dan arahan khusus kepada Saudara. Ada lima hal yang saya instruksikan. Pertama, waktu itu saya meminta agar RKPD tahun 2008, yang sekarang kita jalankan, harus betul-betul tajam, realistik, dan dapat diwujudkan, workable. Jangan karena indahnya rencana, kemudian tidak bisa kita jalankan, tidak ada artinya. Yang kedua, saya minta waktu itu, cegah pemborosan, termasuk pembelanjaan yang konsumtif, dan tentunya cegah korupsi. Yang ketiga, saya meminta waktu itu, permudah dan berikan fasilitas bagi tumbuhnya investasi dan dunia usaha di daerah Saudara. Forum ini juga dihadiri oleh Ketua Kadin dan kalangan dunia usaha. Kalau usaha bergerak, sektor riil tumbuh. Kalau sektor riil tumbuh, pengangguran pasti berkurang di daerah Saudara. Yang keempat, saya instruksikan waktu itu, sukseskan PNPM Mandiri. Menkokesra hari ini akan berbicara panjang, apa yang harus kita lakukan untuk menyukseskan program itu. Tidak perlu dikenalkan lagi programnya seperti apa. Pada tingkat sekarang ini, harus kita laksanakan dengan serius, dengan sebaik-baiknya. Dan yang kelima, saya terima kasih kepada Saudara Paskah Suzeta, karena sudah menerbitkan produk yang saya minta, tahun lalu. BAPPENAS bekerja sama dengan BPS agar mengeluarkan informasi secara berkala tentang prestasi, kinerja, capaian kita, nasional dan juga daerah, supaya kita bisa melihat rapor kita masing-masing. Daerah mana yang merah, merahnya di mana. Daerah mana yang biru, birunya apa.
Empat yang saya mintakan paling tidak dalam rapor itu adalah pertumbuhan, growth, inflasi, terutama beras, jangan anggap enteng. Ketiga, pengangguran berkurang atau tetap atau bahkan tambah. Dan yang terakhir, kemiskinan. Itulah lima hal yang saya arahkan pada Musrenbangnas tahun lalu. Silakan Saudara-saudara melakukan self evaluation, apakah sudah dilaksanakan dan hasilnya seperti apa. Baca nanti apa yang telah ditulis oleh BAPPENAS untuk introspeksi. Yang bagus pertahankan, yang kurang bagus perbaiki. Jangan dibiarkan terus tidak bagus.
Saudara-saudara,
Sebagaimana disampaikan oleh Kepala BAPPENAS tadi, gunakan forum Musrenbangnas ini sebaik-baiknya. Wakil Presiden akan mengelaborasi lebih lanjut tentang apa yang mesti kita sinkronisasikan, sinergikan, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar semua sasaran itu dapat kita capai. Demikian juga para Menteri, pada portfolionya masing-masing, akan menyampaikan apa yang mesti kita lakukan bersama, dan pejabat terkait lainnya. Tujuannya, acara yang marathon dilaksanakan berapa hari, Pak? 3 atau 4 hari? 3 hari, ini memastikan bahwa RKP 2009 dan RKPD 2009 tepat. Dan bukan hanya itu, itu bukan tujuan akhir. Tujuan akhirnya adalah agar pembangunan kita tahun depan, termasuk pembangunan di daerah, itu berhasil. Ini mata rantai dari proses untuk menyukseskan pembangunan kita tahun mendatang.
Saudara-saudara,
Dengan penjelasan seperti itu, maka pengarahan saya kali ini tidak akan masuk ke substansi yang terlalu detail karena akan dibahas semuanya dengan pimpinan, Wakil Presiden nanti, dalam pembahasan berikutnya lagi. Saya ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan dimensi dan isu-isu penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan kita. Tentu semuanya itu dalam konteks pelaksanaan pembangunan tahun ini dan tahun depan, terutama yang ingin saya sampaikan adalah menyangkut perkembangan nasional terkini akibat perkembangan situasi pada tingkat dunia. Juga, karena tahun ini orang mengatakan tahun politik, tahun depan orang mengatakan tahun Pemilu, saya ingin menyampaikan beberapa harapan bagaimana kita bersama-sama mengemban tugas dengan baik dalam rangkaian proses Pemilu, yang insya Allah akan kita laksanakan pada tahun depan. Dan yang terakhir nanti saya ingin sedikit mengajak Saudara berpikir, berpikir yang tidak biasa-biasa, yang sering dikenal dengan thinking outside the box, bagaimana kita mengubah krisis ini menjadi opportunity. Kalau World Bank mengatakan ada food crisis, beberapa kalangan di luar negeri mengatakan the crisis of energy, the crisis of global finance, bagaimana kita sebagai bangsa yang cerdas bisa bersama-sama ke depan. Bukan sekarang, jangka menengah, jangka panjang, mengubah yang saya sebut krisis tadi menjadi peluang, from crisis to opportunity.
Saudara-saudara,
Saya akan secara singkat mulai dari perkembangan global yang pengaruhnya telah dan sedang kita rasakan di negeri kita ini, terutama dalam kehidupan perekonomian kita. Kita semua tahu harga minyak meroket, tinggi sekali. Sebelum meninggalkan kantor, tadi saya melihat tayangan CNBC, Nymex itu harganya menembus yang pertama kali 120 dollar per barrel, disusul dengan Brent 118 dollar per barrel, ICT, indeks crude oil kita, barangkali 5 atau 7 dollar di bawah itu. Tetap tinggi, bahkan dalam sejarah tidak pernah terjadi sehingga bahasanya meroket, tinggi sekali.
Harga pangan juga melonjak begitu tajam, kita semua tahu. Harga tambang, ini anugerah bagi kita karena kita kaya akan sumber daya mineral, juga sangat tinggi harganya. Keuangan global bergejolak, belum rampung gejolak itu, dan diramalkan bahkan, karena Amerika akan menghadapi pelambatan ekonomi atau resesi, pengaruhnya akan dirasakan oleh ekonomi negara-negara di seluruh dunia. Kita semua sudah tahu, mengapanya juga Saudara-saudara, saya yakin juga sudah mengetahui. Tapi, satu hal, ini kalau ada wartawan boleh ditulis, tidak apa-apa. Dengan tingginya harga minyak dunia, harga pangan, dan dinamika lain dalam perekonomian global, ada negara, ada multinational corporation yang mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Sebaliknya, ada negara bangsa yang menderita, bahkan makin menderita dengan tingginya harga minyak dan harga pangan ini. Oleh karena itu, kalau yang mendapatkan keuntungan berlipat ganda itu, bermilyar-milyar dollar Amerika Serikat, tidak terketuk hatinya, tidak punya kepedulian, dan tidak bersama-sama menyelesaikan masalah itu, saya katakan itu sikap yang tidak bermoral.
Inilah yang tidak kita sukai, sisi buruk dari globalisasi dan kapitalisme global. Harus ada intervensi masyarakat dunia, kita semua, bagaimana mencegah terjadinya penderitaan yang meluas pada sebagian besar bangsa-bangsa di dunia ini. Saya sudah menulis surat kepada Sekjen PBB, Ban Ki Moon. Saya juga sudah menulis surat kepada Presiden Bank Dunia. Saya menulis surat kepada Perdana Menteri Jepang, yang bulan Juli nanti akan melaksanakan Summit G8, delapan negara ekonomi terbesar, +8, yang insya Allah Indonesia juga akan diundang bersama-sama emerging economies lainnya. Saya juga menulis surat kepada Perdana Menteri Singapura, chairman dari ASEAN untuk mengajak semuanya melakukan langkah-langkah konkrit, langkah-langkah bersama untuk mengatasi masalah minyak dan pangan global ini. Itu masalah yang kita hadapi, tantangan yang ada. Tentu kita tidak berhenti pada melihat tantangan itu semata, tapi kita harus keluar dengan solusi, harus keluar dengan kebijakan, dan langkah-langkah yang konkrit. Saudara mengetahui dan saya minta ini disukseskan bersama.
Untuk mengatasi tingginya harga minyak maka kebijakan yang kita tempuh adalah kita ingin meningkatkan produksi minyak dan gas kita ke depan, tentu tetap mempertahankan kesinambungan untuk pembangunan pada generasi yang akan datang. Kita ingin melakukan diversifikasi, jangan hanya menggantungkan bahan bakar minyak yang bersumberkan fosil. Kita punya yang lain, gas, batu bara, panas bumi, dan sumber-sumber energi yang terbarukan. Kita juga ingin dan terus melaksanakan efisiensi. Gerakan penghematan ini saya minta prioritas yang harus kita lakukan dan menjadi tugas kita semua, termasuk para Gubernur, Bupati, Walikota, memastikan penghematan total pada energi listrik, BBM, dapat kita laksanakan dengan baik. Itu solusi yang kita tempuh untuk menyelesaikan masalah tingginya harga minyak.
Indonesia sekarang ini tidak lagi menjadi oil exporting country, dalam arti nett, yang betul-betul kita mengekspor lebih banyak. Kita sekarang juga menjadi oil importing country. Kita mengkonsumsi sejumlah bahan bakar minyak dan fuel yang tidak sedikit. Oleh karena itulah, kemarin, dalam sidang kabinet terbatas, kita memikirkan apakah kita masih tetap berada di OPEC atau sementara kita mengundurkan diri saja, di luar itu, sambil kita meningkatkan produksi dalam negeri kita, sehingga pantas kalau kita kembali berada dalam organisasi OPEC karena kita memproduksi jumlah minyak yang pantas. Produksi kita sekarang kurang sedikit dari 1 juta barrel per hari, menurun, karena memang sumur-sumur sudah menjadi tua. Kita meningkatkan produksi itu, tapi masih perlu waktu 1, 2, 3 tahun ke depan.
Saudara-saudara,
Pangan, solusinya sudah tahu, dan saya minta mari kita sukseskan. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan stabilisasi harga pangan. Kita keluarkan bertrilyun-trilyun rupiah untuk itu, agar harganya tidak terus naik, kalau tidak akan terus naik karena harga dunia juga begitu. Kita ingin tahan, ingin stabilkan pada level tertentu. Tetapi jangka menengah dan jangka panjang solusinya satu, mari kita tingkatkan produksi pangan di dalam negeri, produksi dan produktivitas. Saya yakin bisa. Kalau kita berhasil tahun lalu mencapai tingkat produksi beras yang aman, swasembada, dan insya Allah tahun ini bisa kita pertahankan bahkan lebih baik. Atas kerja keras saudara-saudara kita semua, saya yakin ke depan pun kita bisa meningkatkan produksi pangan kita.
Tambang, tambang ini mestinya menjadi sesuatu yang positif, harganya mahal, komoditasnya. Oleh karena itu, dengan situasi harga tambang di dunia seperti ini, mari kita pastikan penerimaan negara lebih banyak lagi. Eksploitasi tambang jangan sampai merusak lingkungan. Jangan karena mengejar untung yang sebesar-besarnya untuk kepentingan dunia, lantas kita lupa diri, tidak bisa mengelola dengan baik. Dan saya ingatkan, khusus batu bara, mari kita pikirkan untuk kepentingan dalam negeri dulu. Kita membangun 10.000 Megawatt PLTU, jangan sampai kita punya masalah dengan sumber batu baranya. Mari kita sangat peduli, sharing dengan apa yang dihadapi oleh pemerintah, oleh negara.
Masih satu lagi, APBN. Ini penting saya jelaskan kepada Saudara-saudara. APBN 2008 menghadapi tekanan yang luar biasa. Saya terbuka dan jujur menyampaikan ini persoalan yang berat yang harus kita carikan solusinya. Pemerintah bersama DPR RI terus bekerja keras siang dan malam untuk mencari jalan keluarnya agar APBN kita selamat, credible, dan tepat. Sementara ini, kebijakan pemerintah menyangkut APBN, fiscal policy kita adalah satu dari tiga pilar ini. Satu, kita lakukan penghematan menyeluruh, termasuk optimasi. Yang kedua, kita mesti mengurangi subsidi. Kalau tidak kita kurangi, jebol kita punya APBN. Pengurangan subsidi ini termasuk kemungkinan kenaikan harga BBM pada prosentase tertentu. Menteri Keuangan akan menjelaskan pada forum ini, exercise tentang itu semua. Meskipun, apabila itu kita pilih, kita pastikan bahwa perlindungan pada kaum lemah akan kita berikan dan insya Allah lebih baik dari apa yang kita berikan pada waktu yang lalu. Dan, yang ketiga, masih pilar dari APBN kita, apabila pada saatnya kita menaikkan harga BBM, maka contoh dari apa yang kita lakukan kepada golongan ekonomi lemah sekarang ini, akan saya jelaskan, kita tetap akan mengeluarkan Bantuan Langsung Tunai, sehingga rumusnya menjadi Bantuan Langsung Tunai plus. Plusnya banyak, yang nanti akan saya sampaikan. Itulah, situasi critical yang kita hadapi, pangan, minyak, dan imbasnya pada APBN. Tetapi saya minta tetap tenang kita, jernih, agar solusi yang kita pilih tetap tepat dan solusi itu membawa kebaikan bagi kepentingan besar di negeri kita.
Saudara-saudara,
Meskipun nanti Menko Kesra akan menjelaskan secara lebih rinci tentang upaya menyukseskan program peningkatan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan, saya ingin memberikan penekanan dan penggarisan untuk Saudara laksanakan.
Pertama, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan itu memang menjadi prioritas dan agenda kita. Jika pada tingkat nasional kita tetapkan sebagai prioritas, Saudara juga harus begitu. Jangan diletakkan pada urutan terakhir. Sama mindset kita, sama berpikir kita.
Yang kedua, kemiskinan ini memang persoalan fundamental sejak kita merdeka bahkan barangkali atau tentunya sebelum merdeka. Negara lain juga mengalami persoalan yang sama. Itulah mengapa lahir MDGs pada tahun 2000. Masyarakat dunia bersepakat mengurangi tingkat kemiskinan separuhnya selama 15 tahun. Kita menjadi bagian dari itu, bahkan ingin mempercepat penurunannya itu tidak harus 15 tahun. Lebih cepat, lebih baik, sesuai dengan kemampuan kita dan sesuai dengan perkembangan keadaan perekonomian di negara kita.
Sesungguhnya trennya, kecenderungannya, itu membaik. Tidak benar kalau kecenderungan kemiskinan terus meningkat, apalagi secara tajam. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada semua Gubernur, Bupati, Walikota, semua Pejabat Pemerintahan Pusat dan Daerah atas kerja kerasnya untuk terus-menerus mengurangi kemiskinan di tanah air kita.
Ini kesempatan yang baik karena sebagian dari para pimpinan daerah barangkali ada yang tidak akan hadir lagi pada Musrenbangnas tahun depan karena sudah jatuh tempo, sudah dua periode. Terimalah penghargaan dan ucapan terima kasih dari saya, mewakili semua, yang sebesar-besarnya. Pengabdian Bapak, Ibu, Saudara, akan dicatat dalam sejarah dan dikenang oleh rakyat Indonesia, terutama yang Bapak, Ibu pimpin selama ini. Kepada para Gubernur, Bupati, Walikota, baru, yang terpilih pada proses Pilkada, yang tahun lalu belum sempat hadir, saya ucapkan selamat atas kepercayaan dan amanah yang diberikan rakyat kepada Saudara. Selamat bergabung dalam jajaran pemerintahan. Dari manapun Saudara berasal, dari partai politik manapun, kita berada dalam satu perahu, menjalankan garis kebijakan pemerintah sehingga tidak ada istilah oposisi di antara kita. Selama ini, kebersamaan kita baik. Saya, Wakil Presiden, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, dari manapun datangnya, kompak, bersatu dan ingin menjalankan tugas untuk rakyat dengan sebaik-baiknya. Mari kita pertahankan kondisi dan situasi seperti ini, sekali lagi, untuk mereka, rakyat yang kita pimpin.
Saudara-saudara,
Tema Musrenbangnas tahun 2008 ini, saya kira bisa kita baca bersama-sama adalah Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan, dan ini memang sesuai dengan RKP 2009, dan jangan lupa sejak tahun 2004 akhir, kita telah menggariskan strategi pembangunan ekonomi yang kita kenal dengan Triple Track Strategy. Itu masih berlaku. Pertama, ekonomi kita harus terus tumbuh. Pertumbuhan harus kita capai dengan peningkatan investasi, peningkatan ekspor, dan dalam batas tertentu, pembelanjaan pemerintah dan konsumsi masyarakat. Kedua, kita ingin terus menciptakan lapangan pekerjaan. Ini kita capai kalau kita bisa menggerakkan sektor riil dan melakukan pembangunan infrastruktur di seluruh tanah air. Dan ketiga, kita ingin terus mengurangi kemiskinan, dengan cara revitalisasi pembangunan pertanian dan pedesaan, dan dua tahun terakhir ini kita tambah lagi dengan menjalankan program penanggulangan kemiskinan yang consolidated, yang integrated, yang sinergis satu sama lain. Harapan saya, dengan tetap mengembangkan pilar ini, tentu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang Saudara hadapi, maka sasaran pembangunan sungguh dapat kita capai.
Saudara-saudara,
Di ruangan ini, dari mimbar ini, tahun lalu, tepatnya tanggal 3 Mei 2007, saya memberikan instruksi dan arahan khusus kepada Saudara. Ada lima hal yang saya instruksikan. Pertama, waktu itu saya meminta agar RKPD tahun 2008, yang sekarang kita jalankan, harus betul-betul tajam, realistik, dan dapat diwujudkan, workable. Jangan karena indahnya rencana, kemudian tidak bisa kita jalankan, tidak ada artinya. Yang kedua, saya minta waktu itu, cegah pemborosan, termasuk pembelanjaan yang konsumtif, dan tentunya cegah korupsi. Yang ketiga, saya meminta waktu itu, permudah dan berikan fasilitas bagi tumbuhnya investasi dan dunia usaha di daerah Saudara. Forum ini juga dihadiri oleh Ketua Kadin dan kalangan dunia usaha. Kalau usaha bergerak, sektor riil tumbuh. Kalau sektor riil tumbuh, pengangguran pasti berkurang di daerah Saudara. Yang keempat, saya instruksikan waktu itu, sukseskan PNPM Mandiri. Menkokesra hari ini akan berbicara panjang, apa yang harus kita lakukan untuk menyukseskan program itu. Tidak perlu dikenalkan lagi programnya seperti apa. Pada tingkat sekarang ini, harus kita laksanakan dengan serius, dengan sebaik-baiknya. Dan yang kelima, saya terima kasih kepada Saudara Paskah Suzeta, karena sudah menerbitkan produk yang saya minta, tahun lalu. BAPPENAS bekerja sama dengan BPS agar mengeluarkan informasi secara berkala tentang prestasi, kinerja, capaian kita, nasional dan juga daerah, supaya kita bisa melihat rapor kita masing-masing. Daerah mana yang merah, merahnya di mana. Daerah mana yang biru, birunya apa.
Empat yang saya mintakan paling tidak dalam rapor itu adalah pertumbuhan, growth, inflasi, terutama beras, jangan anggap enteng. Ketiga, pengangguran berkurang atau tetap atau bahkan tambah. Dan yang terakhir, kemiskinan. Itulah lima hal yang saya arahkan pada Musrenbangnas tahun lalu. Silakan Saudara-saudara melakukan self evaluation, apakah sudah dilaksanakan dan hasilnya seperti apa. Baca nanti apa yang telah ditulis oleh BAPPENAS untuk introspeksi. Yang bagus pertahankan, yang kurang bagus perbaiki. Jangan dibiarkan terus tidak bagus.
Saudara-saudara,
Sebagaimana disampaikan oleh Kepala BAPPENAS tadi, gunakan forum Musrenbangnas ini sebaik-baiknya. Wakil Presiden akan mengelaborasi lebih lanjut tentang apa yang mesti kita sinkronisasikan, sinergikan, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar semua sasaran itu dapat kita capai. Demikian juga para Menteri, pada portfolionya masing-masing, akan menyampaikan apa yang mesti kita lakukan bersama, dan pejabat terkait lainnya. Tujuannya, acara yang marathon dilaksanakan berapa hari, Pak? 3 atau 4 hari? 3 hari, ini memastikan bahwa RKP 2009 dan RKPD 2009 tepat. Dan bukan hanya itu, itu bukan tujuan akhir. Tujuan akhirnya adalah agar pembangunan kita tahun depan, termasuk pembangunan di daerah, itu berhasil. Ini mata rantai dari proses untuk menyukseskan pembangunan kita tahun mendatang.
Saudara-saudara,
Dengan penjelasan seperti itu, maka pengarahan saya kali ini tidak akan masuk ke substansi yang terlalu detail karena akan dibahas semuanya dengan pimpinan, Wakil Presiden nanti, dalam pembahasan berikutnya lagi. Saya ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan dimensi dan isu-isu penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan kita. Tentu semuanya itu dalam konteks pelaksanaan pembangunan tahun ini dan tahun depan, terutama yang ingin saya sampaikan adalah menyangkut perkembangan nasional terkini akibat perkembangan situasi pada tingkat dunia. Juga, karena tahun ini orang mengatakan tahun politik, tahun depan orang mengatakan tahun Pemilu, saya ingin menyampaikan beberapa harapan bagaimana kita bersama-sama mengemban tugas dengan baik dalam rangkaian proses Pemilu, yang insya Allah akan kita laksanakan pada tahun depan. Dan yang terakhir nanti saya ingin sedikit mengajak Saudara berpikir, berpikir yang tidak biasa-biasa, yang sering dikenal dengan thinking outside the box, bagaimana kita mengubah krisis ini menjadi opportunity. Kalau World Bank mengatakan ada food crisis, beberapa kalangan di luar negeri mengatakan the crisis of energy, the crisis of global finance, bagaimana kita sebagai bangsa yang cerdas bisa bersama-sama ke depan. Bukan sekarang, jangka menengah, jangka panjang, mengubah yang saya sebut krisis tadi menjadi peluang, from crisis to opportunity.
Saudara-saudara,
Saya akan secara singkat mulai dari perkembangan global yang pengaruhnya telah dan sedang kita rasakan di negeri kita ini, terutama dalam kehidupan perekonomian kita. Kita semua tahu harga minyak meroket, tinggi sekali. Sebelum meninggalkan kantor, tadi saya melihat tayangan CNBC, Nymex itu harganya menembus yang pertama kali 120 dollar per barrel, disusul dengan Brent 118 dollar per barrel, ICT, indeks crude oil kita, barangkali 5 atau 7 dollar di bawah itu. Tetap tinggi, bahkan dalam sejarah tidak pernah terjadi sehingga bahasanya meroket, tinggi sekali.
Harga pangan juga melonjak begitu tajam, kita semua tahu. Harga tambang, ini anugerah bagi kita karena kita kaya akan sumber daya mineral, juga sangat tinggi harganya. Keuangan global bergejolak, belum rampung gejolak itu, dan diramalkan bahkan, karena Amerika akan menghadapi pelambatan ekonomi atau resesi, pengaruhnya akan dirasakan oleh ekonomi negara-negara di seluruh dunia. Kita semua sudah tahu, mengapanya juga Saudara-saudara, saya yakin juga sudah mengetahui. Tapi, satu hal, ini kalau ada wartawan boleh ditulis, tidak apa-apa. Dengan tingginya harga minyak dunia, harga pangan, dan dinamika lain dalam perekonomian global, ada negara, ada multinational corporation yang mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Sebaliknya, ada negara bangsa yang menderita, bahkan makin menderita dengan tingginya harga minyak dan harga pangan ini. Oleh karena itu, kalau yang mendapatkan keuntungan berlipat ganda itu, bermilyar-milyar dollar Amerika Serikat, tidak terketuk hatinya, tidak punya kepedulian, dan tidak bersama-sama menyelesaikan masalah itu, saya katakan itu sikap yang tidak bermoral.
Inilah yang tidak kita sukai, sisi buruk dari globalisasi dan kapitalisme global. Harus ada intervensi masyarakat dunia, kita semua, bagaimana mencegah terjadinya penderitaan yang meluas pada sebagian besar bangsa-bangsa di dunia ini. Saya sudah menulis surat kepada Sekjen PBB, Ban Ki Moon. Saya juga sudah menulis surat kepada Presiden Bank Dunia. Saya menulis surat kepada Perdana Menteri Jepang, yang bulan Juli nanti akan melaksanakan Summit G8, delapan negara ekonomi terbesar, +8, yang insya Allah Indonesia juga akan diundang bersama-sama emerging economies lainnya. Saya juga menulis surat kepada Perdana Menteri Singapura, chairman dari ASEAN untuk mengajak semuanya melakukan langkah-langkah konkrit, langkah-langkah bersama untuk mengatasi masalah minyak dan pangan global ini. Itu masalah yang kita hadapi, tantangan yang ada. Tentu kita tidak berhenti pada melihat tantangan itu semata, tapi kita harus keluar dengan solusi, harus keluar dengan kebijakan, dan langkah-langkah yang konkrit. Saudara mengetahui dan saya minta ini disukseskan bersama.
Untuk mengatasi tingginya harga minyak maka kebijakan yang kita tempuh adalah kita ingin meningkatkan produksi minyak dan gas kita ke depan, tentu tetap mempertahankan kesinambungan untuk pembangunan pada generasi yang akan datang. Kita ingin melakukan diversifikasi, jangan hanya menggantungkan bahan bakar minyak yang bersumberkan fosil. Kita punya yang lain, gas, batu bara, panas bumi, dan sumber-sumber energi yang terbarukan. Kita juga ingin dan terus melaksanakan efisiensi. Gerakan penghematan ini saya minta prioritas yang harus kita lakukan dan menjadi tugas kita semua, termasuk para Gubernur, Bupati, Walikota, memastikan penghematan total pada energi listrik, BBM, dapat kita laksanakan dengan baik. Itu solusi yang kita tempuh untuk menyelesaikan masalah tingginya harga minyak.
Indonesia sekarang ini tidak lagi menjadi oil exporting country, dalam arti nett, yang betul-betul kita mengekspor lebih banyak. Kita sekarang juga menjadi oil importing country. Kita mengkonsumsi sejumlah bahan bakar minyak dan fuel yang tidak sedikit. Oleh karena itulah, kemarin, dalam sidang kabinet terbatas, kita memikirkan apakah kita masih tetap berada di OPEC atau sementara kita mengundurkan diri saja, di luar itu, sambil kita meningkatkan produksi dalam negeri kita, sehingga pantas kalau kita kembali berada dalam organisasi OPEC karena kita memproduksi jumlah minyak yang pantas. Produksi kita sekarang kurang sedikit dari 1 juta barrel per hari, menurun, karena memang sumur-sumur sudah menjadi tua. Kita meningkatkan produksi itu, tapi masih perlu waktu 1, 2, 3 tahun ke depan.
Saudara-saudara,
Pangan, solusinya sudah tahu, dan saya minta mari kita sukseskan. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan stabilisasi harga pangan. Kita keluarkan bertrilyun-trilyun rupiah untuk itu, agar harganya tidak terus naik, kalau tidak akan terus naik karena harga dunia juga begitu. Kita ingin tahan, ingin stabilkan pada level tertentu. Tetapi jangka menengah dan jangka panjang solusinya satu, mari kita tingkatkan produksi pangan di dalam negeri, produksi dan produktivitas. Saya yakin bisa. Kalau kita berhasil tahun lalu mencapai tingkat produksi beras yang aman, swasembada, dan insya Allah tahun ini bisa kita pertahankan bahkan lebih baik. Atas kerja keras saudara-saudara kita semua, saya yakin ke depan pun kita bisa meningkatkan produksi pangan kita.
Tambang, tambang ini mestinya menjadi sesuatu yang positif, harganya mahal, komoditasnya. Oleh karena itu, dengan situasi harga tambang di dunia seperti ini, mari kita pastikan penerimaan negara lebih banyak lagi. Eksploitasi tambang jangan sampai merusak lingkungan. Jangan karena mengejar untung yang sebesar-besarnya untuk kepentingan dunia, lantas kita lupa diri, tidak bisa mengelola dengan baik. Dan saya ingatkan, khusus batu bara, mari kita pikirkan untuk kepentingan dalam negeri dulu. Kita membangun 10.000 Megawatt PLTU, jangan sampai kita punya masalah dengan sumber batu baranya. Mari kita sangat peduli, sharing dengan apa yang dihadapi oleh pemerintah, oleh negara.
Masih satu lagi, APBN. Ini penting saya jelaskan kepada Saudara-saudara. APBN 2008 menghadapi tekanan yang luar biasa. Saya terbuka dan jujur menyampaikan ini persoalan yang berat yang harus kita carikan solusinya. Pemerintah bersama DPR RI terus bekerja keras siang dan malam untuk mencari jalan keluarnya agar APBN kita selamat, credible, dan tepat. Sementara ini, kebijakan pemerintah menyangkut APBN, fiscal policy kita adalah satu dari tiga pilar ini. Satu, kita lakukan penghematan menyeluruh, termasuk optimasi. Yang kedua, kita mesti mengurangi subsidi. Kalau tidak kita kurangi, jebol kita punya APBN. Pengurangan subsidi ini termasuk kemungkinan kenaikan harga BBM pada prosentase tertentu. Menteri Keuangan akan menjelaskan pada forum ini, exercise tentang itu semua. Meskipun, apabila itu kita pilih, kita pastikan bahwa perlindungan pada kaum lemah akan kita berikan dan insya Allah lebih baik dari apa yang kita berikan pada waktu yang lalu. Dan, yang ketiga, masih pilar dari APBN kita, apabila pada saatnya kita menaikkan harga BBM, maka contoh dari apa yang kita lakukan kepada golongan ekonomi lemah sekarang ini, akan saya jelaskan, kita tetap akan mengeluarkan Bantuan Langsung Tunai, sehingga rumusnya menjadi Bantuan Langsung Tunai plus. Plusnya banyak, yang nanti akan saya sampaikan. Itulah, situasi critical yang kita hadapi, pangan, minyak, dan imbasnya pada APBN. Tetapi saya minta tetap tenang kita, jernih, agar solusi yang kita pilih tetap tepat dan solusi itu membawa kebaikan bagi kepentingan besar di negeri kita.
Saudara-saudara,
Meskipun nanti Menko Kesra akan menjelaskan secara lebih rinci tentang upaya menyukseskan program peningkatan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan, saya ingin memberikan penekanan dan penggarisan untuk Saudara laksanakan.
Pertama, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan itu memang menjadi prioritas dan agenda kita. Jika pada tingkat nasional kita tetapkan sebagai prioritas, Saudara juga harus begitu. Jangan diletakkan pada urutan terakhir. Sama mindset kita, sama berpikir kita.
Yang kedua, kemiskinan ini memang persoalan fundamental sejak kita merdeka bahkan barangkali atau tentunya sebelum merdeka. Negara lain juga mengalami persoalan yang sama. Itulah mengapa lahir MDGs pada tahun 2000. Masyarakat dunia bersepakat mengurangi tingkat kemiskinan separuhnya selama 15 tahun. Kita menjadi bagian dari itu, bahkan ingin mempercepat penurunannya itu tidak harus 15 tahun. Lebih cepat, lebih baik, sesuai dengan kemampuan kita dan sesuai dengan perkembangan keadaan perekonomian di negara kita.
Sesungguhnya trennya, kecenderungannya, itu membaik. Tidak benar kalau kecenderungan kemiskinan terus meningkat, apalagi secara tajam. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada semua Gubernur, Bupati, Walikota, semua Pejabat Pemerintahan Pusat dan Daerah atas kerja kerasnya untuk terus-menerus mengurangi kemiskinan di tanah air kita.
Yang ingin saya sampaikan, peningkatan kesejahteraan rakyat atau penanggulangan kemiskinan ini setelah kita mengkaji apa yang kita lakukan selama ini, terutama 10 tahun terakhir ini, maka Pemerintah mengkonsolidasikan, mengintegrasikan, memperbaiki konsep, design, policy, termasuk instrumen-instrumen untuk mengefektifkan program penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan ini. Kita temukan 3 cluster, wilayah, bagian.
Cluster pertama, apa yang kita sebut dengan perlindungan dan bantuan sosial. Ibarat falsafah ikan dan kail, kita kasih ikannya bagi mereka yang sungguh sangat miskin. Contoh, asuransi kesehatan untuk saudara kita yang miskin dan setengah miskin, beras untuk rakyat miskin, pendidikan bagi mereka yang memerlukan bantuan, BOS misalnya, Bantuan Langsung Tunai Bersyarat, bantuan untuk mereka-mereka yang lemah secara sosial dan juga bantuan di daerah bencana. Itu adalah bantuan langsung masyarakat dalam bentuk cluster perlindungan dan bantuan sosial. Saya minta ini betul-betul sampai dan tepat sasaran karena biaya yang kita keluarkan juga besar.
Cluster kedua, yang kita kenal Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Ini juga cukup besar biayanya yang kita berikan pada Kecamatan di seluruh tanah air dan Desa, yang tahun lalu dan tahun depan, yang insya Allah tahun depan per Kecamatan rata-rata Rp 3 miliar. Saya lihat hasilnya bagus, tolong disukseskan bersama-sama. Cluster kedua ini sudah termasuk kail, karena kita memberdayakan masyarakat lokal.
Nah, cluster ketiga adalah Kredit Usaha Rakyat. Membantu usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Mempermudah para pengusaha kecil, mikro, menengah mendapatkan modal, karena yang kita lakukan adalah Kredit Usaha Rakyat dengan pola penjaminan. Rp 1,4 triliun anggaran kita keluarkan dengan catatan sekian kali lipat bisa untuk memberikan penjaminan atas Kredit Usaha Rakyat itu.
Inilah tiga cluster yang harus sukses, harus kita pertanggungjawabkan kepada rakyat. Kita tahu, cluster 1 dan cluster 2 tahun ini mengeluarkan uang Rp 58 triliun, tahun lalu Rp 51 triliun, tahun sebelumnya Rp 41 triliun, tahun sebelumnya Rp 24 triliun, tahun 2004 ketika saya mulai mengemban amanah waktu itu Rp 19 triliun. Kita ingin terus tingkatkan sesuai dengan perkembangan ekonomi kita. Mari kita pertanggungjawabkan dan kita pastikan itu sampai pada sasarannya.
Cluster yang ketiga, KUR, minggu lalu saya dilapori sekitar Rp 3,5 triliun telah dialirkan, belum cukup. Saya minta kepada pimpinan Perbankan Milik Negara, lebih banyak lagi dialirkan, dan terutama mereka-mereka yang memerlukan modal Rp 1-5 juta. Jumlahnya jutaan di negeri kita ini. Kalau itu dialirkan, usaha mikro, kecil, menengah, hampir pasti pendapatan rakyat kita meningkat. Kalau pendapatannya meningkat, pendapatan mereka meningkat, pastilah kemiskinan berkurang. Terhadap ini semua, saya meminta kepada jajaran pemerintahan, terutama para Bupati dan Walikota, turun langsung. Dengan kepemimpinan Saudara, saya yakin program itu akan mengalir dengan baik. Kalau program ini berjalan dengan baik, 3 cluster itu, saya punya keyakinan Saudara-saudara, meskipun iklim masih belum bersahabat dalam ekonomi kita, dunia usaha kita, tapi kita akan bisa melindungi golongan ekonomi lemah di negeri ini dari gejolak kenaikan harga atau inflasi, terutama pada komoditas pangan.
Saudara-saudara,
Beralih saya kepada perkembangan situasi politik. Saya katakan tadi, sekarang ini semua pihak telah bersiap-siap untuk mengikuti dan melaksanakan Pemilihan Umum tahun depan dan itu memang amanah atau keniscayaan demokrasi. Yang ingin saya sampaikan adalah bagi semua, termasuk diri saya, mari kita kawal dan jalankan demokrasi itu secara sehat dan baik. Sehat, yang kita tuju adalah Pemilu yang demokratis tapi tetap tertib dan aman. Mari kita bangun budaya kompetisi yang fair dan sehat, jangan melampaui batas kepatutan, ada batasnya kompetisi itu. Kalau sudah menggunakan kekerasan, cacat demokrasi kita. Kita cegah kekerasan karena akan mengganggu mekarnya perkembangan demokrasi di Indonesia, yang terus terang, baik, dewasa ini.
Dan instruksi khusus saya kepada seluruh jajaran pemerintahan, pertama, sedinamis apapun nanti situasi politik menjelang Pemilu atau pada saat Pemilu berlangsung, pada tahun 2009, jangan kita tinggalkan tugas pokok kita. Yang kedua, atur waktu yang tepat, mana tugas pemerintahan, mana tugas “politikâ€, dalam kaitan demokrasi itu. Yang ketiga, pisahkan dan bedakan mana yang kegiatan pemerintahan dan mana yang kegiatan politik praktis, dalam konteks Pemilu lagi. Keliru, kalau saya datang ke daerah menjalankan program pemerintahan, ada Bupati, Walikota, yang menghindar, rusak sistem. Saya Presiden, datang ke daerah untuk acara yang resmi, untuk rakyat. Mari kita sukseskan secara bersama. Yang keempat, jangan korbankan rakyat karena kompetisi yang melampaui batas kepatutan. Dan yang terakhir, kalau ada konflik antara kepentingan negara dengan kepentingan partai, mari kita utamakan kepentingan negara. Loyalty to my party ends when loyalty to my country begins, begitu yang dimintakan. Saya yakin dengan kedewasaaan kita, kita semua, insya Allah kita bisa memainkan peran yang baik itu, peran yang konstruktif kita, untuk makin berkualitasnya kehidupan demokrasi dan Pemilu di negeri tercinta ini.
Yang terakhir, Saudara-saudara, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, saya ingin mengajak Saudara berpikir, sekali lagi, bagaimana mengubah keadaan yang kita sebut krisis itu menjadi opportunity, menjadi peluang. Kalau harga pangan dunia naik, harga minyak meroket, harga komoditas tambang juga naik dengan tajam, dari SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) itu, bagi negara yang miskin sumber daya alam, itu malapetaka. Tapi bagi negara yang kaya sumber daya alam, seperti Indonesia, sesungguhnya adalah rahmat, baik, jangka menengah, jangka panjang. Mari kita mulai dari penglihatan seperti itu. Sesungguhnya lonjakan harga pangan, harga minyak, harga mineral itu membuat perdagangan lebih adil. Selama ini, komoditas pertanian dihargai rendah sekali, kadang-kadang ditutup oleh pasar-pasar negara maju untuk komoditas pangan kita. Tentu harus kita ubah, kita jadikan ini sebagai peluang sekaligus untuk meningkatkan taraf hidup petani. Pertanian berkembang, petani, insya Allah dengan kebijakan yang tepat juga akan makin baik kesejahteraannya. Ini juga memberikan insentif untuk kegiatan lain misalnya, infrastructure building, research and development, eksplorasi, menggunakan sumur marjinal di sektor perminyakan, dan lain-lain. Kesimpulannya, kalau kita telaah baik-baik, insya Allah ini menjadi rahmat bagi kita semua. Oleh karena itu, mari ke depan, kita benar-benar bisa meningkatkan produksi pangan, termasuk produktivitasnya, meningkatkan produksi dan ketahanan energi, dan juga mengelola sektor pertambangan dengan sebaik-baiknya, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan.
Dengan kondisi ini semua, kalau bisa kita tingkatkan, maka negara juga akan mendapatkan penerimaan yang lebih, pajak mestinya lebih banyak lagi. Kalau negara punya penerimaan yang lebih besar, kita bisa membiayai lebih banyak lagi pendidikan, kesehatan. Jatuhnya juga kepada rakyat. Akhirnya, semua yang kita ingin capai, kemiskinan yang berkurang, insya Allah akan dapat kita capai. Kita tidak boleh menyia-nyiakan yang saya sebut dengan golden opportunity, kesempatan emas. Kalau tidak kita sia-siakan, kita lihat nanti sejarah yang akan mencatat, membuktikan 5, 10 tahun mendatang, dengan kerja tepat kita semua, policy yang tepat, program yang tepat, kerja kerasa, ekonomi kita sesungguhnya akan berkembang lebih baik, bisa menjadi ekonomi yang kuat. Dan kemudian, kalau ekonomi kuat, sekali lagi dengan kebijakan yang tepat, kesejahteraan rakyat tentu dapat kita tingkatkan.
Pangan jangan kita sia-siakan. Saya sudah menyampaikan di berbagai kesempatan. Lahan tolong ditertibkan, banyak lahan tidur, 8 juta hektar. 1,7 juta hektar ada HGU-nya tapi tidak dikerjakan, nganggur, rakyat gigit jari. Daerah tidak mendapatkan penerimaan, jangan dibiarkan, bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun terjadi di negeri kita. Mari kita tertibkan bersama-sama. Kemudian, yang lain tentunya infrastruktur, research and development, investasi, pupuk, teknologi lawan hama, dan lain-lain. Saya yakin kalau ini kita benahi pertanian kita akan berkembang sangat baik. Minyak dan gas demikian juga, tata kembali, investasi, teknologi, kerjasama dengan multinational cooperation di waktu yang akan datang harus adil. Kita memang menghormati kontrak, sensity of contract, tapi dalam membikin kontrak-kontrak baru nanti dengan siapapun perusahaan-perusahaan minyak yang ingin bekerja sama dengan Indonesia harus fair, harus adil. Justru kita yang mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari pembagian keuntungan yang selama ini kita laksanakan.
Sumber daya mineral sudah saya katakan tadi. Oleh karena itu, sekali lagi, silakan nanti dibahas lebih lanjut, pada forum yang lain. Mari kita jadikan krisis ini menjadi peluang. Insya Allah ini bukan musibah, tapi berkah, kalau kita betul-betul mengolahnya mulai sekarang. Inilah cara melihat persoalan pada tingkat strategis, pada dimensi ruang dan waktu yang menjangkau ke depan agar kita tidak menjadi bangsa yang merugi atas perkembangan situasi sekarang ini. Saya percayakan kepada Saudara-saudara semua, bangsa kita, masyarakat kita sekarang makin kreatif, makin cerdas, makin inovatif. Mari kita mobilisasi kekuatan kita untuk betul-betul menjadikan krisis ini menjadi peluang.
Demikianlah, Saudara-saudara, yang saya sampaikan. Dan akhirnya, dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah Subhaanahu wa Ta'aala, saya mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2008 dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI
Cluster pertama, apa yang kita sebut dengan perlindungan dan bantuan sosial. Ibarat falsafah ikan dan kail, kita kasih ikannya bagi mereka yang sungguh sangat miskin. Contoh, asuransi kesehatan untuk saudara kita yang miskin dan setengah miskin, beras untuk rakyat miskin, pendidikan bagi mereka yang memerlukan bantuan, BOS misalnya, Bantuan Langsung Tunai Bersyarat, bantuan untuk mereka-mereka yang lemah secara sosial dan juga bantuan di daerah bencana. Itu adalah bantuan langsung masyarakat dalam bentuk cluster perlindungan dan bantuan sosial. Saya minta ini betul-betul sampai dan tepat sasaran karena biaya yang kita keluarkan juga besar.
Cluster kedua, yang kita kenal Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Ini juga cukup besar biayanya yang kita berikan pada Kecamatan di seluruh tanah air dan Desa, yang tahun lalu dan tahun depan, yang insya Allah tahun depan per Kecamatan rata-rata Rp 3 miliar. Saya lihat hasilnya bagus, tolong disukseskan bersama-sama. Cluster kedua ini sudah termasuk kail, karena kita memberdayakan masyarakat lokal.
Nah, cluster ketiga adalah Kredit Usaha Rakyat. Membantu usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Mempermudah para pengusaha kecil, mikro, menengah mendapatkan modal, karena yang kita lakukan adalah Kredit Usaha Rakyat dengan pola penjaminan. Rp 1,4 triliun anggaran kita keluarkan dengan catatan sekian kali lipat bisa untuk memberikan penjaminan atas Kredit Usaha Rakyat itu.
Inilah tiga cluster yang harus sukses, harus kita pertanggungjawabkan kepada rakyat. Kita tahu, cluster 1 dan cluster 2 tahun ini mengeluarkan uang Rp 58 triliun, tahun lalu Rp 51 triliun, tahun sebelumnya Rp 41 triliun, tahun sebelumnya Rp 24 triliun, tahun 2004 ketika saya mulai mengemban amanah waktu itu Rp 19 triliun. Kita ingin terus tingkatkan sesuai dengan perkembangan ekonomi kita. Mari kita pertanggungjawabkan dan kita pastikan itu sampai pada sasarannya.
Cluster yang ketiga, KUR, minggu lalu saya dilapori sekitar Rp 3,5 triliun telah dialirkan, belum cukup. Saya minta kepada pimpinan Perbankan Milik Negara, lebih banyak lagi dialirkan, dan terutama mereka-mereka yang memerlukan modal Rp 1-5 juta. Jumlahnya jutaan di negeri kita ini. Kalau itu dialirkan, usaha mikro, kecil, menengah, hampir pasti pendapatan rakyat kita meningkat. Kalau pendapatannya meningkat, pendapatan mereka meningkat, pastilah kemiskinan berkurang. Terhadap ini semua, saya meminta kepada jajaran pemerintahan, terutama para Bupati dan Walikota, turun langsung. Dengan kepemimpinan Saudara, saya yakin program itu akan mengalir dengan baik. Kalau program ini berjalan dengan baik, 3 cluster itu, saya punya keyakinan Saudara-saudara, meskipun iklim masih belum bersahabat dalam ekonomi kita, dunia usaha kita, tapi kita akan bisa melindungi golongan ekonomi lemah di negeri ini dari gejolak kenaikan harga atau inflasi, terutama pada komoditas pangan.
Saudara-saudara,
Beralih saya kepada perkembangan situasi politik. Saya katakan tadi, sekarang ini semua pihak telah bersiap-siap untuk mengikuti dan melaksanakan Pemilihan Umum tahun depan dan itu memang amanah atau keniscayaan demokrasi. Yang ingin saya sampaikan adalah bagi semua, termasuk diri saya, mari kita kawal dan jalankan demokrasi itu secara sehat dan baik. Sehat, yang kita tuju adalah Pemilu yang demokratis tapi tetap tertib dan aman. Mari kita bangun budaya kompetisi yang fair dan sehat, jangan melampaui batas kepatutan, ada batasnya kompetisi itu. Kalau sudah menggunakan kekerasan, cacat demokrasi kita. Kita cegah kekerasan karena akan mengganggu mekarnya perkembangan demokrasi di Indonesia, yang terus terang, baik, dewasa ini.
Dan instruksi khusus saya kepada seluruh jajaran pemerintahan, pertama, sedinamis apapun nanti situasi politik menjelang Pemilu atau pada saat Pemilu berlangsung, pada tahun 2009, jangan kita tinggalkan tugas pokok kita. Yang kedua, atur waktu yang tepat, mana tugas pemerintahan, mana tugas “politikâ€, dalam kaitan demokrasi itu. Yang ketiga, pisahkan dan bedakan mana yang kegiatan pemerintahan dan mana yang kegiatan politik praktis, dalam konteks Pemilu lagi. Keliru, kalau saya datang ke daerah menjalankan program pemerintahan, ada Bupati, Walikota, yang menghindar, rusak sistem. Saya Presiden, datang ke daerah untuk acara yang resmi, untuk rakyat. Mari kita sukseskan secara bersama. Yang keempat, jangan korbankan rakyat karena kompetisi yang melampaui batas kepatutan. Dan yang terakhir, kalau ada konflik antara kepentingan negara dengan kepentingan partai, mari kita utamakan kepentingan negara. Loyalty to my party ends when loyalty to my country begins, begitu yang dimintakan. Saya yakin dengan kedewasaaan kita, kita semua, insya Allah kita bisa memainkan peran yang baik itu, peran yang konstruktif kita, untuk makin berkualitasnya kehidupan demokrasi dan Pemilu di negeri tercinta ini.
Yang terakhir, Saudara-saudara, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, saya ingin mengajak Saudara berpikir, sekali lagi, bagaimana mengubah keadaan yang kita sebut krisis itu menjadi opportunity, menjadi peluang. Kalau harga pangan dunia naik, harga minyak meroket, harga komoditas tambang juga naik dengan tajam, dari SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) itu, bagi negara yang miskin sumber daya alam, itu malapetaka. Tapi bagi negara yang kaya sumber daya alam, seperti Indonesia, sesungguhnya adalah rahmat, baik, jangka menengah, jangka panjang. Mari kita mulai dari penglihatan seperti itu. Sesungguhnya lonjakan harga pangan, harga minyak, harga mineral itu membuat perdagangan lebih adil. Selama ini, komoditas pertanian dihargai rendah sekali, kadang-kadang ditutup oleh pasar-pasar negara maju untuk komoditas pangan kita. Tentu harus kita ubah, kita jadikan ini sebagai peluang sekaligus untuk meningkatkan taraf hidup petani. Pertanian berkembang, petani, insya Allah dengan kebijakan yang tepat juga akan makin baik kesejahteraannya. Ini juga memberikan insentif untuk kegiatan lain misalnya, infrastructure building, research and development, eksplorasi, menggunakan sumur marjinal di sektor perminyakan, dan lain-lain. Kesimpulannya, kalau kita telaah baik-baik, insya Allah ini menjadi rahmat bagi kita semua. Oleh karena itu, mari ke depan, kita benar-benar bisa meningkatkan produksi pangan, termasuk produktivitasnya, meningkatkan produksi dan ketahanan energi, dan juga mengelola sektor pertambangan dengan sebaik-baiknya, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan.
Dengan kondisi ini semua, kalau bisa kita tingkatkan, maka negara juga akan mendapatkan penerimaan yang lebih, pajak mestinya lebih banyak lagi. Kalau negara punya penerimaan yang lebih besar, kita bisa membiayai lebih banyak lagi pendidikan, kesehatan. Jatuhnya juga kepada rakyat. Akhirnya, semua yang kita ingin capai, kemiskinan yang berkurang, insya Allah akan dapat kita capai. Kita tidak boleh menyia-nyiakan yang saya sebut dengan golden opportunity, kesempatan emas. Kalau tidak kita sia-siakan, kita lihat nanti sejarah yang akan mencatat, membuktikan 5, 10 tahun mendatang, dengan kerja tepat kita semua, policy yang tepat, program yang tepat, kerja kerasa, ekonomi kita sesungguhnya akan berkembang lebih baik, bisa menjadi ekonomi yang kuat. Dan kemudian, kalau ekonomi kuat, sekali lagi dengan kebijakan yang tepat, kesejahteraan rakyat tentu dapat kita tingkatkan.
Pangan jangan kita sia-siakan. Saya sudah menyampaikan di berbagai kesempatan. Lahan tolong ditertibkan, banyak lahan tidur, 8 juta hektar. 1,7 juta hektar ada HGU-nya tapi tidak dikerjakan, nganggur, rakyat gigit jari. Daerah tidak mendapatkan penerimaan, jangan dibiarkan, bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun terjadi di negeri kita. Mari kita tertibkan bersama-sama. Kemudian, yang lain tentunya infrastruktur, research and development, investasi, pupuk, teknologi lawan hama, dan lain-lain. Saya yakin kalau ini kita benahi pertanian kita akan berkembang sangat baik. Minyak dan gas demikian juga, tata kembali, investasi, teknologi, kerjasama dengan multinational cooperation di waktu yang akan datang harus adil. Kita memang menghormati kontrak, sensity of contract, tapi dalam membikin kontrak-kontrak baru nanti dengan siapapun perusahaan-perusahaan minyak yang ingin bekerja sama dengan Indonesia harus fair, harus adil. Justru kita yang mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari pembagian keuntungan yang selama ini kita laksanakan.
Sumber daya mineral sudah saya katakan tadi. Oleh karena itu, sekali lagi, silakan nanti dibahas lebih lanjut, pada forum yang lain. Mari kita jadikan krisis ini menjadi peluang. Insya Allah ini bukan musibah, tapi berkah, kalau kita betul-betul mengolahnya mulai sekarang. Inilah cara melihat persoalan pada tingkat strategis, pada dimensi ruang dan waktu yang menjangkau ke depan agar kita tidak menjadi bangsa yang merugi atas perkembangan situasi sekarang ini. Saya percayakan kepada Saudara-saudara semua, bangsa kita, masyarakat kita sekarang makin kreatif, makin cerdas, makin inovatif. Mari kita mobilisasi kekuatan kita untuk betul-betul menjadikan krisis ini menjadi peluang.
Demikianlah, Saudara-saudara, yang saya sampaikan. Dan akhirnya, dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah Subhaanahu wa Ta'aala, saya mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2008 dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI