Menurut Direktur Pemasaran Luar Negeri Departemen Kelautan dan Perikanan Sut P. Hutagalung, penanganan keamanan produk pada 2006 masih lemah. "Akibatnya banyak kasus penolakan produk perikanan asal Indonesia, khususnya dari Uni Eropa," ujarnya kepada Tempo, Kamis (24/7).
Dia menjelaskan, pemerintah akan terus memperbaiki regulasi terhadap ketentuan pengawasan mutu. Di daerah pemerintah akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana.
Selama 2004 kasus penolakan ekspor perikanan dari Uni Eropa ditemukan sebanyak 70 kasus dan 2005 sebanyak 49 kasus. Sedangkan pada 2007, jumlahnya menurun menjadi 12 kasus dan hingga Juli 2008 ini ditemukan tiga kasus.
Pasar Uni Eropa merupakan pasar ekspor ketiga terbesar bagi Indonesia. Produk yang diekspor antara lain udang, tuna dan cumi. Volume ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada 2006 mencapai 80 ribu ton atau 8,65 persen dari otal volume ekspor 426,4 ribu ton. Nilai ekspor ke Uni Eropa US$ 249,95 juta atau 14,02 persen dari total nilai ekspor perikanan Indonesia sebesar US$ 2,1 miliar.
Â
Â
Â
Â
Â
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/07/24/brk,20080724-128948,id.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/07/24/brk,20080724-128948,id.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?