"Kita selalu ingin menaikkan 'grade' dari nomor sekian ke sekian. Sekarang sudah nomor 17 sedunia, sangat bagus sekali. Ini akan terus dibesarkan tapi tidak hanya di sini, tapi juga di Batam dan kemungkinan juga di Biak," ungkap Presiden, sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Diresmikan pada tahun 2015 lalu, hanggar 4 GMF yang dibangun di area seluas 66.940 meter persegi tersebut telah memiliki pendapatan sebesar kira-kira 5 triliun rupiah. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga membanggakan pelajar-pelajar SMK dan insinyur teknik dalam negeri yang mampu bersaing di fasilitas perawatan pesawat terbang milik Garuda Indonesia itu.
"Ini mulai beroperasi Oktober 2015 dan sekarang GMF ini setahun sudah memiliki penjualan kira-kira 5 triliun rupiah. Ini kan sebuah kegiatan yang besar sekali. Dan hampir semuanya anak-anak SMK, insinyur tekniknya, semuanya dari dalam negeri," terangnya.
Saat ini GMF merupakan salah satu pemegang 'market share' terbesar di Indonesia untuk pengerjaan perawatan pesawat terbang. Pelanggan GMF tersebar di berbagai benua. Setidaknya ada 58 negara yang telah menjadi jaringan pelanggan GMF seperti Singapura, Malaysia, Belanda, Australia, Amerika, Afrika Selatan, Jepang dan lain-lain.
"Di sini bisa dikerjakan perawatan pesawat, mesinnya, dan juga pengecatan komponen. Semuanya bisa. Dan yang dikerjakan bukan hanya Garuda saja, hampir semua 'airline' ada semuanya, yang asing juga ada dilakukan pemeliharaan di sini," ucap Presiden.
Mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut ialah Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Direktur Utama Garuda Indonesia Muhammad Arif Wibowo. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?