"Itu patokan kami. Saya tidak mau membikin ekspektasi bahwa ini akan terjadi lebih besar angkanya dari 85 dolar per barel," kata Paskah, Rabu (12/3). Pernyataan itu disampaikan Paskah menanggapi pertanyaan wartawan terkait harga minyak dunia yang telah menembus US$ 109 per barel.
Menurut Paskah, pemerintah akan menggunakan angka patokan itu paling tidak sampai melihat perkembangan harga di kwartal pertama 2008. Sebab, kata dia, meskipun realitanya harga minyak sudah melebihi US$ 100 per barel bisa jadi harga minyak akan kembali turun ke level yang diharapkan. "Yang sekarang meroket ini kan masih fluktuatif," katanya.
Beberapa data-data yang menjadi indikator perhitungan pemerintah, kata Paskah, tidak menunjukkan harga minyak akan lebih besar dari yang sekarang. "Makanya kami pakai angka moderat," kata dia.
Terpisah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu mengatakan, pemerintah hanya akan melihat hasil rata-rata harga minyak sampai akhir tahun nanti sebagai pedoman. Dan prediksinya adalah angka US$ 85 per barel itu.
Â
Â
Â
Â
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/03/12/brk,20080312-119143,id.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/03/12/brk,20080312-119143,id.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?