Pengajian Rutin Bulanan di Sekretariat Negara: Mewujudkan Keluarga Sakinah

 
bagikan berita ke :

Kamis, 12 Maret 2009
Di baca 787 kali

Dalam kesempatan yang dibuka oleh Kepala Biro Kepegawaian Cecep Sutiawan ini, K.H. Anwar Sanusi mengingatkan bahwa pernikahan merupakan jembatan yang kita bangun untuk membangun pintu surga. Agar pernikahan bahagia atau dalam istilah agama yang populer sakinah, mawaddah dan rahmah maka diperlukan pemahaman serta perilaku sesuai tiga konsep dasar dalam suatu pernikahan.
Tiga konsep dasar itu adalah qoulun bi al-ma’ruuf (saling bicara manis kepada pasangan), ta’muruun bi al-ma’ruuf (saling mengajak kepada kebaikan), dan mu’aasyara bi al-ma’ruuf (saling berhubungan dengan cara yang mesra). Pada konsep dasar pertama ini dijabarkan bahwa menurut pakar psikologi komunikasi sebanyak 86% setiap pesan disampaikan melalui komunikasi. Termasuk hubungan antara suami dan istri, hal ini menunjukkan bahwa memelihara lidah dari berkata-kata kotor dan melukai dan sedapat mungkin memelihara lidah untuk tetap bicara manis, menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Pimpinan Pondok Modern Lembah Arafah ini mencontohkan, bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menjaga lidahnya, baik kepada masyarakat, teman maupun lawan, juga kepada keluarganya. Nabi Muhammad SAW selalu memanggil istrinya bukan dengan namanya namun dengan panggilan yang mesra, misalnya salah satu istri rasul yang bernama Aisyah oleh Rasul dipanggil dengan sebutan ”Ya Humairah” (wahai istriku yang pipinya kemerah-merahan). Sedangkan pada konsep kedua saling mengajak kepada kebaikan dikisahkan oleh K.H. Anwar Sanusi adalah melalui perilaku mencontohkan perbuatan dengan cara-cara terbaik. Misal Rasulullah tidak pernah tidur malam membalikkan badan kepada istrinya ataupun saling mengajak dalam ibadah solat wajib. Menurut pendakwah yang sering tampil di layar kaca ini, sebaiknya kita jangan pernah melewatkan solat lima waktu karena banyak pria yang masuk neraka sebab istrinya tidak menjalankan ibadah solat lima waktu.
Pasangan suami istri seperti dua mata uang yng tidak dapat terpisahkan. Dua pribadi yang menyatu dalam satu atap dan melebur dalam satu visi, misi dan tujuan mulia. Jika demikian selalu ada benturan-benturan keinginan dan kepentingan yang berujung kepada hilangnya semangat untuk melakukan kebaikan dan perbaikan.
Pada konsep ketiga K.H. Anwar Sanusi menekankan kepada saling berhubungan yang mesra baik secara fisik maupun non fisik. Saling menyapa, membelai, dan mengajak dialog dengan manis. Dalam hal hubungan suami istri agama mendorong supaya yang diingat hanya asma Allah saja, sedangkan asmara hanya mengiringi. (HUMAS)
   









Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0