di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu rahayu.
Saudara-saudara sekalian, para anggota Kabinet Merah Putih yang saya hormati dan saya banggakan;
Wakil Presiden yang saya hormati,
Para Menko, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, para Ketua Badan, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, yang saya hormati, Kepala BIN.
Saudara-saudara sekalian, sekarang saya kira adalah suatu momen bersejarah. Ini adalah Sidang Kabinet Paripurna pertama yang saya pimpin. Kabinet yang kita sepakati, kita beri nama Kabinet Merah Putih, untuk menjadi suatu simbol persatuan, simbol kebersamaan, simbol kebangsaan.
Saya terus-menerus sudah beberapa tahun ini, maju ke hadapan rakyat Indonesia, kepada semua pemimpin politik, pemimpin masyarakat, pemimpin agama, pemimpin pengusaha, saya terus-menerus menekankan pentingnya persatuan. Sumber, kunci keberhasilan kebangkitan suatu bangsa dalam sejarah manusia berabad-abad kuncinya adalah bila elitnya bisa kerja sama, bila elitnya bersatu.
Persatuan ini artinya adalah kita bisa sepakati mana adalah kepentingan nasional yang inti. Mana adalah kepentingan nasional yang vital bagi kelangsungan hidup bangsa kita. Kita masing-masing punya kepentingan politik masing-masing. Kita masing-masing punya kepentingan kelompok masing-masing. Tapi, manakala kita sudah bicara tentang bangsa dan negara, kita harus sepakati kepentingan nasional yang vital.
Saya meyakini bahwa kepentingan nasional vital kita, tentunya harus kita sepakati adalah kemerdekaan dan keutuhan NKRI, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan, untuk menjamin keutuhan dan kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita harus dengan andal, dengan cerdik, dengan pandai, bisa menjaga dan mengelola kekayaan bangsa kita.
Hanya apabila kita bisa menjaga dan mengelola dengan baik, semua kekayaan kita, hanya dengan demikian kita bisa memberi pelayanan kepada rakyat kita. Kita bisa memberi kebutuhan hidup rakyat kita, kita bisa membayar segala keperluan suatu negara modern. Dan di antaranya tentunya adalah menjamin kedaulatan bangsa.
Saya ingatkan Saudara-saudara sekalian, jangan sampai kita lupa dengan Undang-Undang Dasar kita sendiri, Undang-Undang Dasar 1945, yang jelas dalam pembukaannya tertera tujuan-tujuan nasional kita. Di mana tujuan-tujuan nasional kita sangat jelas oleh pendiri-pendiri bangsa kita, tujuan pertamanya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, ini tujuan nasional yang pertama untuk kita survive. Karena itu kita perlu memikirkan, apakah kita sudah cocok atau tidak investasi kita kepada pertahanan bangsa Indonesia.
Kedua tentunya memajukan kesejahteraan umum. Saya katakan berkali-kali bahwa negara yang merdeka rakyatnya harus merasakan kemerdekaan. Janganlah kita bangga menjadi anggota G20, kalau rakyat kita masih banyak yang miskin, masih banyak yang lapar.
Mencerdaskan kehidupan bangsa mutlak, pendidikan bagi kita adalah prioritas yang sangat tinggi. Saya kira ini terlihat komitmen kita kepada pendidikan, kalau tidak salah alokasi kita dalam anggaran 2025 untuk pendidikan salah satu tertinggi, mungkin selama sejarah kita, untuk pertama kali kita sudah 20 persen. Jadi masalah pendidikan sangat utama. Ya tentunya tujuan nasional keempat kita juga hadir dalam pergolakan ataupun interaksi dunia, di mana kita harus selalu membela kemerdekaan bangsa-bangsa. Dan karena itu mau tidak mau Indonesia harus kuat.
Saudara-saudara sekalian, dalam hal ini semua, ada beberapa penekanan dari saya. Saya paham bahwa kita baru dilantik. Saya saja baru tiga hari, Saudara-saudara baru dua hari dilantik. Dan Saudara-saudara saya persilakan secepat mungkin, terutama bagi menteri-menteri yang baru, silakan konsolidasi sendiri, mengatur sendiri secepat mungkin, administrasi Saudara dan tim Saudara di kementerian dan badan masing-masing. Penyusunan tim sangat penting, tim yang baik, tim yang bisa kerja sama akan memudahkan kita mencapai target-target yang kita tentukan.
Saudara-saudara, saya sangat mengutamakan kerja sama sebagai tim. Untuk itu, dalam waktu dekat saya akan mengajak Saudara-saudara ke Magelang, di mana kita akan melaksanakan beberapa hari menambah pembekalan. Kemudian kita akan adakan koordinasi-koordinasi di tempat di Magelang, Jawa Tengah di kawasan Akademi Militer.
Hal itu saya nilai akan membawa banyak manfaat karena sesungguhnya lahirnya republik kita memang proklamasi di Jakarta, tetapi ujian proklamasi berada di daerah-daerah. Di mana pejuang-pejuang kita, melaksanakan perebutan kemerdekaan secara fisik. Dan, daerah Magelang merupakan suatu sentra perlawanan kita terhadap penjajah, mulai ratusan tahun dikenal sebagai daerah perjuangan Pangeran Diponegoro, di antara lima gunung. Itu saya kira cukup membawa suatu aura tradisi keberanian, tradisi heroisme, tradisi cinta tanah air.
Saudara-saudara sekalian, jumlah anggota kabinet kita sebanyak 48 menteri, juga ada badan-badan yang sangat strategis, ini memang lebih banyak dari pemerintah-pemerintah sebelumnya. Jumlah ini saya sadari memang bisa dianggap tergolong besar, tapi memang bangsa kita bangsa yang besar. Kita tidak dapat pungkiri bahwa kita negara keempat terbesar di dunia dari jumlah penduduk. Dari luas wilayah kita luasnya sama dengan Eropa Barat, di mana Eropa itu terdiri dari 27 negara. Kita satu negara. Mengelola Eropa itu membutuhkan 27 menteri keuangan, 27 menteri pertahanan, 27 menteri dalam negeri, Saudara-saudara. Kita seluas Eropa.
Saudara-saudara sekalian, kita juga memilih sistem politik demokratis. Kalau kita negara otoriter, mungkin kita cukup menjalankan semua dengan jumlah penduduk yang sedikit. Jadi Saudara-saudara ini tidak masalah, yang penting kita bekerja dengan efisien, yang penting kita tidak bekerja dengan seenaknya. Saya minta Menteri Keuangan, saya minta semua Menko, saya minta semua Menteri, telusuri lagi alokasi APBN, pelajari lagi DIPA, pelajari lagi. Saya minta detail kegiatan-kegiatan yang terlalu seremonial, terlalu banyak seminar, terlalu banyak sarasehan, terlalu banyak konferensi, terlalu banyak perjalanan luar negeri, mohon dikurangi.
Kita harus memberi contoh, fokus kita adalah pembangunan ekonomi kesejahteraan rakyat ke dalam. Jangan mengada-ada, studi banding belajar Pramuka ke negara lain ya. Saya minta efisien.
Saudara-saudara, kalau Saudara perhatikan dalam pemerintahan yang saya bentuk, saya perkuat Kepala Staf Kepresidenan. Saya perkuat itu. Saya ada tambah lagi Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus. Tugas mereka adalah memonitor semua program, semua proyek yang kita akan lancarkan. Saya juga membentuk suatu badan baru, Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Badan ini akan mempelajari, akan mengikuti semua program-program perlindungan sosial, semua program-program bantuan ke bagian golongan rakyat yang masih perlu bantuan.
Bukan saya ingin mencampuri pekerjaannya kementerian-kementerian. Tidak, tapi saya ingin membantu. Di mana ada bottleneck, di mana ada kesulitan, segera kita atasi.
Marilah kita jujur, mengakui bahwa birokrasi di kita sangat terkenal, sangat terkenal ribetnya, sangat terkenal lambatnya. Bahkan ada pembicaraan oleh rakyat kita, bahwa birokrasi pemerintah kita sering mempersulit, bukan mempermudah keperluan rakyat. Bahkan ada yang mengatakan, kalau bisa dibikin sulit kenapa dibikin mudah.
Ini saya minta menteri-menteri sekarang mari kita lebih berani, mari kita lebih tidak ragu-ragu, untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada rakyat kita. Jangan ragu-ragu kalau Saudara tidak puas dengan pejabat-pejabat di bawah anda laporkan, segera kita ganti. Begitu banyak orang yang mau mengabdi, tidak ada orang di sini yang kebal, yang tidak patuh, tidak bekerja keras untuk bangsa dan negara dan rakyat. Saudara saya beri wewenang copot segera. Suruh tinggal di rumah saja daripada bikin susah kita.
Saudara-saudara sekalian, saya kira dalam waktu dekat Saudara-saudara akan segera menyiapkan program kerja Saudara masing-masing. Saya beri kesempatan segera dan sewaktu-waktu terus saya akan panggil koordinasi. Tadi pagi sebelum sidang kabinet saya sudah koordinasi sama beberapa menteri, dengan Jaksa Agung, dengan BPKP, dan besok pun kita akan lanjutkan.
Ada beberapa pengarahan dari saya, Menteri Bappenas, pastikan semua program dan kegiatan di semua kementerian/lembaga mempunyai kontribusi yang signifikan, terukur, dan saling bersinergi. Pelajari kembali semua proyek, jangan ada proyek yang mercusuar, semua ditujukan kepada yang saya sampaikan pada pidato saya di depan Majelis Permusyawaratan Rakyat pada hari pelantikan saya.
Kita harus swasembada pangan. Itu prioritas dasar karena situasi global, perang besar bisa pecah setiap saat. Kita harus jamin kemampuan kita memberi makan rakyat kita sendiri.
Swasembada energi, mutlak! Kita bersyukur kita punya sumber alam yang sangat besar, kita sekarang tidak boleh ragu-ragu memanfaatkannya sebaik-baiknya. Hilirisasi kunci daripada kemakmuran.
Karena itu, saya minta menteri-menteri terkait, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Menteri Bappenas, Menteri ESDM, dengan beberapa menteri lain dibantu oleh tentu Menko Perekonomian dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, saya minta segera inventarisasi proyek-proyek penting dalam program hilirisasi kita. 26 komoditas proyek-proyek yang vital dalam 26 komoditas tersebut yang harus dihilirisasi segera dirumuskan. Bikin daftar dan kita segera untuk mencari dana, sehingga kita bisa mulai hilirisasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Kemudian program Makan Bergizi, Kepala Badan Gizi Nasional dan semua k/l untuk siapkan, segera kita mulai dengan bergerak cepat, tepat sasaran, terukur, tapi jangan takut dengan kesulitan. Saya masih mendengar beberapa tokoh meragukan kemampuan kita untuk melaksanakan itu. Saya tidak katakan bahwa ini bisa selesai dalam satu minggu, dua minggu, atau tiga bulan. Tidak ada di antara kita yang punya tongkat Nabi Sulaiman. Tapi kita bisa berhitung, kita bisa mengelola, kita bisa alokasi dana, kita bisa kerahkan sumber daya, dan kita akan mencapai target yang kita tentukan.
Saya hakulyakin, saya pertaruhkan kepemimpinan saya. Bagi saya, makan bergizi untuk anak-anak dan ibu hamil ini adalah strategic. Yang tidak mendukung hal ini silakan keluar dari pemerintahan yang saya pimpin. Kita satu tim harus yakin semuanya. Ini bagian daripada rencana kebangkitan bangsa Indonesia.
Dan sesudah itu, tentunya yang saya katakan pendidikan. Pendidikan sangat mutlak. Saya sudah panggil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan Menteri Pendidikan Dasar Menengah, kita sudah mempunyai gambaran besar bagaimana kita segera akan menyentuh semua anak-anak kita. Kita akan gunakan teknologi untuk mempercepat, membawa pendidikan kepada anak-anak kita.
Dan sesudah itu tentunya, kesehatan juga penting. Demokratisasi yang paling cepat, yang paling dirasakan oleh rakyat adalah pendidikan dan kesehatan. Kalau kita bisa memberi pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita, kesehatan yang memadai untuk seluruh rakyat kita, itu adalah demokrasi yang sebenarnya, Saudara-saudara.
Menteri Kesehatan, teruskan reformasi kesehatan, atasi kekurangan dokter dan tenaga kesehatan. Kita punya program khusus, nanti kita bahas tersendiri.
Ini semua harus ditopang oleh pertahanan yang kuat, penegakan hukum yang tidak ragu-ragu. Saya minta Jaksa Agung, Kapolri, BPKP, Badan Intelijen Negara, fokus. Ancaman yang berat bagi kita judi online, narkoba, penyelundupan, penyelewengan, korupsi, kebocoran. Hanya dengan penegakan hukum yang tegas dan intelijensi yang baik, bukti-bukti yang kuat bisa kita segera mitigasi hal ini semua.
Saya kira sementara itu, mungkin media bisa kembali ke tempat dulu, karena ini mungkin ada petunjuk-petunjuk yang lebih rinci.