Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Kabinet, di Jakarta, Tgl. 4 Agustus2014

 
bagikan berita ke :

Senin, 04 Agustus 2014
Di baca 789 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

RAPAT TERBATAS KABINET

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

TANGGAL 4 AGUSTUS 2014

 

 

 

(Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Kabinet ini sesuai dengan hasil dari rekaman di Kantor Presiden, Jakarta)

 

Baik itu yang berkaitan dengan perkembangan situasi di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri. Pertama, di dalam negeri saya sebagaimana Saudara juga memantau setiap hari pelaksanaan mudik lebaran, untuk memastikan bahwa pemerintah memberikan pelayanan dan pengamanan yang terbaik. Dan, alhamdulillah meskipun tentu selalu ada masalah-masalah yang dihadapi di lapangan, tetapi pada prinsipnya terkelola atau dikelola dengan baik dan sejumlah kemajuan telah kita capai dibandingkan dengan pelayanan dan pengamanan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Kapolri, Panglima TNI dengan jajaranya, dan Saudara semua yang juga terlibat aktif dalam tugas pengamanan dan pelayanan mudik lebaran.

 

Sekarang ini berkaitan dengan pemilihan presiden tahun 2014, sebagai katakanlah babak akhir, karena salah satu pasangan calon capres-cawapres membawa perselisihan penghitungan suara itu ke Mahkamah Konstitusi, maka bolanya ada di Mahkamah Konstitusi dan negara, termasuk kita semua, pemerintah, wajib untuk memastikan segala sesuatunya tetap berlangsung secara damai dan demokratis. Dan, MK bisa mengemban tugasnya dengan benar, seadil-adilnya, dan tentunya dengan penuh akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi. Kewajiban kita, sekali lagi untuk mengawalnya dengan baik.

 

Hal lain yang menjadi perhatian kita di dalam negeri, dan ini sudah sempat saya sampaikan beberapa hari yang lalu ketika ada isu yang dipicu oleh wikileaks dan diamplifikasi oleh beberapa media dalam negeri tentang, ya namanya  wikileaks ada permasalahan yang berkaitan dengan pencetakan uang di Australia, disebut-sebut beberapa negara Asia, disebut-sebut sejumlah pemimpin di Asia. Untuk tidak menimbulkan spekulasi, kecurigaan, dan bahkan fitnah, setelah saya jelaskan bahwa pencetakan uang itu sepenuhnya menjadi kewenangan, tanggung jawab, dan urusan Bank Indonesia, bukan presiden, bukan pemerintah. Tetapi ini isu yang sensitif, saya telah menyerukan, dan melalui Menteri Sekretaris Negara, saya harap bisa disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah Australia. Kalau memang ada pihak di Indonesia yang diduga melakukan tindakan yang tidak benar atas pencetakan uang yang dilaksanakan pada tahun 1999 itu, saya masih ada di TNI, belum menjadi presiden, segalanya bisa diklarifikasi dengan benar. Dan bagaimanapun hukum, keadilan, dan kebenaran harus kita tegakkan. Saya serius untuk meminta KPK bekerja sama dengan pemerintah Australia, ya, supaya jelas dan terang karena ini bagian dari sejarah kita.

 

Luar negeri Saudara-saudara, kita makin berprihatin dengan situasi di Jalur Gaza, kita semua. Dan, di samping kita melaksanakan langkah-langkah diplomasi pada tingkat saya, tingkat Menteri Luar Negeri, dan sebagian dari Saudara, saya sempat menulis surat terbuka yang dimuat oleh koran The Street Times, yang kemudian dirujuk dalam artikel yang lain, yang intinya, saatnya telah tiba semua pemimpin dunia, masyarakat global, bersatu secara, dan secara serius melakukan atau mendorong dilakukannya gencatan senjata. Hanya dengan cara itu tragedi kemanusiaan bisa kita akhiri, karena menurut saya sudah melebihi batas kepatutannya. Dan, akan menjadi dosa sejarah kalau manusia sedunia tidak punya kepedulian dan tanggung jawab moral untuk menghentikan kekerasan dan tragedi kemanusiaan yang sekarang ini tengah terjadi di Jalur Gaza.

 

Kita juga memantau perkembangan di Libya, Menteri Luar Negeri hampir setiap hari melaporkan perkembangan evakuasi dari Warga Negara Indonesia yang ada di Libya. Ini juga tanggung jawab kita meskipun melalui Tunisia dan berbagai cara, yang penting keselamatan WNI, siapa pun, satu orang pun harus kita jaga. Dan untuk itulah, kita mengemban tugas di daerah-daerah atau di negara-negara yang tengah mengalami persoalan keamanan seperti itu.

 

Kita juga terus melakukan monitoring sekaligus berkontribusi bagi investigasi jatuhnya pesawat MH-17 kepunyaan Malaysia, dan sekaligus identifikasi jenazah korban dengan tujuan Warga Negara Indonesia setelah teridentifikasi, jenazahnya bisa diserahkan kepada sanak keluarga atau keluarga yang berhak. Itu juga menjadi prioritas kita sekarang ini, karena perlindungan Warga Negara Indonesia di mana pun dan dalam keadaan apa pun itu penting.

 

Saudara-saudara,

 

Dalam ratas ini juga akan kita bahas persiapan kita untuk acara di DPR, DPD, MPR nanti, dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Ada dua pidato, Pidato Presiden, Pidato Kenegaraan Presiden, kemudian Pidato RAPBN Tahun 2015 Beserta Nota Keuangannya. Dan, ini harus kita siapkan sebaik-baiknya, karena tahun terakhir dari kabinet kita ini, sehingga pidato itu bukan hanya ditujukan kepada para anggota MPR, DPR, dan DPD yang ada di Senayan, tapi hakikatnya kita tujukan kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama Pidato Kenegaraan. Oleh karena itu, kita akan pastikan bahwa hari-hari mendatang semuanya kita persiapkan dengan sebaik-baiknya.

 

Kemudian, saya mengikuti pemberitaan di sosial media, di media conventional, tentang transisi dari pemerintahan kita ini, ke pemerintahan yang akan datang. Saya diminta memberikan komentar bahwa transisi itu baik, dan memang diperlukan. Bahkan sebenarnya ide untuk semacam transisi, hand over,  atau pengalihan kekuasaan dari presiden lama ke presiden baru, pemerintahan lama ke pemerintahan baru, itu juga salah satu ide saya, yang saya sampaikan beberapa bulan yang lalu. Karena itu bagus, sekali lagi, tentu timing-nya sabar dulu sampai Mahkamah Konstitusi menetapkan secara resmi siapa pasangan presiden dan wakil presiden terpilih dalam pilpres 2014 nanti. Segera setelah itu, saya akan bisa proaktif untuk mulai berkomunikasi dengan presiden terpilih, karena sekali lagi, itu juga ide dan pilikiran saya yang telah saya sampaikan sebelumnya. Dengan demikian, transisinya menjadi bagus.

 

Kita masih ingat tahun 2004 dulu tidak terjadi transisi, yang bahkan kurang seminggu pun sulit untuk mendapatkan akses supaya transisi berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kita akan ubah tradisi politik yang baru. Dengan demikian, akan baik bagi semua, baik bagi pemerintah yang akan datang, baik bagi presiden pengganti saya nanti, dan akhirnya baik bagi rakyat Indonesia.

 

Sesuai dengan undang-undang yang berlaku, pemerintahan kita sekarang ini masih punya tanggung jawab dan tugas untuk mempersiapkan RAPBN Tahun 2015. Sungguh pun demikian, setelah MK nanti menetapkan siapa presiden terpilih, saya akan berinisiatif untuk berkomunikasi dengan presiden terpilih. Nah, setelah komunikasi awal itu, tentu ada proses berikutnya lagi antara tim pemerintah dengan tim pemerintahan yang akan datang, begitu. Saya kira etika dan proses yang terbaik dalam sebuah transisi itu penting, agar tidak menjadi isu politik baru. Nah, yang jelas itu diperlukan juga salah satu, salah satunya yang menyampaikan ide itu saya sendiri. Namun demikian, kita ikuti proses yang tepat. Sabar dulu sampai dengan MK memutus apa yang diadukan oleh pasangan Pak Prabowo dengan Pak Hatta Rajasa.

 

Saudara-saudara,

 

Yang terakhir, Menko Polhukam telah memimpin sebuah pertemuan untuk mengelola dampak atau implikasi dari perkembangan situasi yang ada di Timur Tengah. Saudara mengikuti saya kira setiap malam, setiap siang perkembangan situasi misalnya di Irak, di Syria, maupun di tempat-tempat yang lain. Kita ikuti yang disebut dengan Islamic State, yang menyerukan kepada siapa pun yang beragama Islam di dunia ini untuk bersatu, berjuang, dan berperang bersama. Tentu negara mana pun punya undang-undang dasar, punya konstitusi, punya sistem, punya kebijakan. Oleh karena itulah, negara harus memiliki sikap dan tindakan yang tepat terhadap semuanya itu, supaya tidak mengombang-ambingkan masyarakat kita. Dan, selalu kalau ada situasi di Timur Tengah memang implikasinya segera kita laksanakan. Kita paham, karena mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim atau beragama Islam, sehingga kalau Timur Tengah atau negara-negara Islam itu banyak sekali kepedulian dari masyarakat kita. Itu yang, yang patut kita perhatikan sekarang ini. Namun, saya belum menyampaikan kepada rakyat Indonesia, tidak semua persoalan yang terjadi di Timur Tengah, di negara-negara Islam itu persoalan agama. Banyak persoalan internal mereka, yang konflik pun juga sesama yang beragama Islam. Jadi, menyimpulkan kalau terjadi konflik di Timur Tengah, Islam lawan non-Islam, atau Islam lawan barat itu keliru. Mari kita lihat secara jernih apa kasus yang terjadi, yang penting negara bertanggung jawab menyelamatkan warga negaranya untuk tidak melakukan tindakan masing-masing yang bisa mengancam keselamatannya itu sendiri. Itu tugas negara. Oleh karena itulah, nanti saya akan dengar laporan dari Menko Polhukam, apa yang telah dibahas dan kemudian dilaksanakan.

 

Saya kira begitulah Saudara-saudara, tujuan atau agenda Rapat Terbatas Kabinet hari ini.

 

Terima Kasih.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI