Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 22 Januari 2013

 
bagikan berita ke :

Selasa, 22 Januari 2013
Di baca 784 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA  SIDANG KABINET PARIPURNA

DI GEDUNG UTAMA

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA, JAKARTA

TANGGAL 22 JANUARI 2013

 

 

 

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,

Para Menteri Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,

Pimpinan dan Segenap Anggota Dewan Pertimbangan Presiden,

Saudara Gubernur Bank Indonesia,

Para Pimpinan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian,

Saudara Pimpinan dan Anggota Komite Ekonomi Nasional,

Peserta Sidang Kabinet Paripurna Diperluas yang saya cintai,

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna, yang sekaligus menghadirkan Komite Ekonomi Nasional. Sebagaimana Saudara ketahui, agenda utama sidang kita hari ini adalah untuk mendengarkan presentasi dari Komite Ekonomi Nasional tentang dinamika dan perkembangan perekonomian kita saat ini. Sebagaimana yang telah saya sampaikan sekitar tiga tahun yang lalu, bahwa KEN, selamat datang Pak Zuhal, Pimpinan Komite Inovasi Nasional, saya mendapat laporan terjebak macet. Welcome. Saya ulangi, tahun 2010 yang lalu saya pernah mengatakan bahwa KEN atau Komite Ekonomi Nasional itu bukan sebuah forum akademik dan juga bukan policy making body. Policy makers, ya, pemerintah itu sendiri. Sungguhpun demikian, karena KEN ini di dalamnya ada ekonom, pelaku bisnis, dan juga sejumlah pihak yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perekonomian, maka sebagaimana yang telah diperankan oleh KEN selama ini, pandangan serta rekomendasi KEN amat berguna, baik dalam penetapan kebijakan kita, policy, maupun juga di dalam menetapkan dan melaksanakan program-program aksi di berbagai bidang di wilayah perekonomian.

 

Saya mendapatkan penjelasan awal dari Bung Chairul Tanjung, Pimpinan KEN, bahwa ada tiga isu utama yang akan dikedepankan pada Sidang Kabinet Paripurna ini. Pertama adalah tentang APBN atau kebijakan fiskal yang sesuai dengan apa yang ditelaah oleh KEN. Ada sesuatu yang akan dikomunikasikan kepada kita semua. APBN sangat penting untuk memastikan jalannya pemerintahan umum dan pembangunan bisa mendapatkan anggaran yang tepat. Ini persoalan alokasi dan distribusi anggaran, dan sekaligus menghadapi resesi global sekarang ini pengelolaan anggaran yang tepat adalah sebuah keharusan. Kita dengarkan apa yang akan disampaikan oleh KEN menyangkut kebijakan fiskal dan APBN yang berlaku sekarang ini.

 

Yang kedua, KEN juga akan mengangkat satu isu yang berkaitan dengan tata kelola perdagangan yang sebenarnya, yang memiliki implikasi langsung pada kehidupan rakyat kita. Kita tahu bahwa urusan pangan misalnya, itu merupakan hajat hidup rakyat kita dan tidak ada substitusinya. Namun, perdagangan tentu bukan hanya urusan komoditas pangan, masih banyak lagi. Nah, apa pun tentunya negeri ini perlu, perlu memiliki satu tata kelola perdagangan yang baik. Di satu sisi ada market mechanism, di sisi yang lain ada regulasi. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008-2009 yang ekornya masih kita rasakan seperti ini, karena di sana-sini ada mismatch antara, on the one hand, adalah hukum-hukum pasar, market mechanism, sebutlah begitu, dengan diperlukannya sebuah aturan, regulasi. Dengan demikian ekses yang buruk dari  pasar tidak merusak, ya perekonomian pada tingkat dunia maupun pada tingkat negara-negara. Kita ingin dengarkan nanti dari KEN apa yang dilihat menyangkut urusan tata kelola perdagangan di negeri ini.

 

Sedangkan yang ketiga, dan ini memang semangat kita, agenda kita, dan sekaligus prioritas kita. KEN juga akan mengangkat isu upaya mengurangi kemiskinan dikaitkan dengan upaya untuk mengurangi kesenjangan di negeri ini. Ini sangat penting karena isu kesenjangan adalah isu tentang ketidakadilan. Dan, beberapa kali saya mengatakan cost atau harga yang harus dipikul oleh sebuah negara yang memiliki pertumbuhan perekonomian yang tinggi, high growth economy, adalah tanpa disadari makin melebar kesenjangan di antara the haves dengan the have not, antara yang kaya, katakanlah, dengan yang miskin. Oleh karena itu, bagi kita tetap merupakan prioritas bagaimana kita dengan kebijakan yang tepat, dengan program aksi yang tepat, dengan kepemimpinan yang tepat di seluruh wilayah Indonesia, program pengurangan kemiskinan bisa berjalan dengan baik, ya tentu ini merupakan kontribusi utama bagi pencegahan menganganya kesenjangan di antara elemen masyarakat di negeri tercinta ini.

 

Saudara-saudara,

 

Kita akan dengarkan dan setelah presentasi dari KEN nanti, seperti biasanya saya meminta nanti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk memberikan respons. Setelah itu Wakil Presiden dan saya akan sampaikan apa yang harus kita lakukan bersama ke depan ini. Karena seperti pengalaman yang dulu-dulu, rekomendasi KEN memang relevan, dan mari kita jadikan, ya, meskipun not only masukan tapi juga bagian dari menetapkan kebijakan yang lebih tepat, memilih pilihan-pilihan yang lebih tepat pula.

 

Demikian pengantar saya, Saudara-saudara, dan setelah break nanti akan langsung saja saya sampaikan kepada Ketua KEN untuk menyampaikan presentasinya. Terima kasih.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI