Pengarahan Presiden Republik Indonesia Kepada Forkopimda Se-Provinsi Jawa Timur

 
bagikan berita ke :

Kamis, 19 Agustus 2021
Di baca 808 kali

Pendopo Ronggo Djoemeno, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur
 
 
 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Pertama-tama saya ingin mengingatkan terlebih dahulu bahwa yang namanya Covid-19, yang namanya virus korona ini betul-betul sangat sulit diduga dengan kalkulasi-kalkulasi apapun. Tadi ya, oke, yang disampaikan Bu Gub tadi sudah turun, BOR-nya turun, kasus aktif turun. Tapi saya minta, tetap minta semuanya hati-hati. Waspada mengenai yang namanya Covid-19 ini. Jangan sampai ada varian baru datang karena bermutasi dan kita tidak waspada, tahu-tahu meledak menjadi jumlah yang sangat banyak. Saya harapkan, terutama yang di jajaran kabupaten/kota, Bupati dan Wali Kota, betul-betul semuanya mewaspadai ini.

Coba kita lihat, perkembangan kasus harian di negara kita. Kita pernah mencapai (kasus aktif Covid-19 harian) tinggi itu di (bulan) Februari awal, kemudian menuju ke (bulan) Mei itu turun, turun, turun, turun, turun dan itu kalau turun itu pasti diikuti oleh perbaikan ekonomi, ekonomi naik, naik, naik, naik, naik, di kuartal kedua sampai tadi disampaikan Bu Gubernur Jawa Timur, 7,05 (persen), nasional 7,07 (persen). Karena apa? Kasusnya turun. Kunci pertumbuhan ekonomi sekarang ini adalah menurunkan kasus Covid-19.

Sampai di (bulan) Mei (tanggal) 18, itu 3.500 (kasus aktif) per hari. Tetapi begitu muncul di Kudus, begitu muncul di Bangkalan, saat itu, di luar dugaan kita. Karena dari deteksi yang kita lihat, itu di Jakarta, Indramayu, dan di Medan, nah munculnya di tempat lain. Karena memang barang ini enggak kelihatan, langsung melompat ke 56 ribu (kasus aktif) dan bahkan tim yang ada di kanan-kiri saya, “Pak, ini kalau tidak bisa dihentikan, Pak, (bulan) Agustus itu akan muncul di 80.000 (kasus aktif), (bulan) September itu di 160.000 (kasus aktif). Kalau enggak bisa menghentikan, bisa di atas India, kita”. Sehingga, saat itu saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri, tidak ada pekerjaan lain, yang ada adalah menghentikan ini jangan sampai melompat ke 80 ribu (kasus), melompat ke 160 ribu (kasus). Sekali lagi, hati-hati mengenai ini.

Sehingga, saya harapkan di Jawa Timur, karena penduduknya juga sangat besar, semua bertanggung jawab di wilayahnya masing-masing. Kemudian, Pangdam, Kapolda, saya juga minta gerakkan semuanya: Kapolres, gerakkan semua Dandim, Danrem, agar menyelesaikan terutama yang berkaitan dengan isoter (isolasi terpusat). Kurangi yang isoman (isolasi mandiri), ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran (Covid-19).

Kemudian yang kedua, yang berkaitan dengan vaksinasi, dipercepat. Saya minta seluruh Bupati/Wali Kota, kalau vaksin datang langsung habiskan, secepat-cepatnya, minta lagi. Ini pas, timing di (bulan) Agustus ini pas karena datang vaksinnya banyak sekali, 72 juta (dosis vaksin) kemudian bulan depan 70 juta (dosis vaksin), yang biasanya itu sebulan hanya 8 juta (dosis vaksin), 10 juta (dosis vaksin), selama tujuh bulan kita hanya dapat 68 juta (dosis vaksin). Berarti per bulan kira-kira hanya 10 juta (dosis vaksin). Ini 72 (juta dosis vaksin), 70 juta (dosis vaksin), sehingga cepat habiskan.

Jangan sampai ada stok vaksin di cold storage Bapak/Ibu semuanya. Segera dihabiskan. Ini saya lihat, saya punya angka-angkanya semuanya, vaksinasi berapa di setiap kabupaten dan kota, capaian dosisnya di Jawa Timur juga sudah lumayan baik di 26,6 (juta dosis vaksin) tetapi sebetulnya bisa ditingkatkan dengan cepat dalam bulan Agustus dan September ini. Tapi hati-hati, ini stok-stoknya. Saya sekarang…saya ikuti semuanya. Stok vaksin di Kota Batu berapa, tahu, masih 19 ribu (dosis vaksin). Di Kota Kediri masih berapa, tahu, 4.900 (dosis vaksin), dan lain-lain. Ini segera dihabiskan. Jangan ada stok di cold storage yang kita miliki. Kemudian juga yang berkaitan dengan angka kematian. Hati-hati di Jawa Timur tinggi sekali, 7,1 persen. Hati-hati, tinggi sekali, ini tinggi sekali. Penyebabnya menurut saya, kemungkinan, yang isoman tidak segera masuk ke isoter. Sehingga selalu dibawa ke rumah sakit itu sudah pada posisi terlambat. Saturasi(oksigen)-nya sudah turun baru dibawa ke rumah sakit, terlambat, yang banyak di situ. Yang kedua memang komorbidnya banyak. Dua ini menurut saya (penyebab) kenapa (angka kematian) tinggi. Sehingga, sekali lagi, isolasi terpusat itu betul-betul menjadi kunci, baik untuk penyebaran, juga untuk menekan angka kematian. Di saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah berat.

Ini hati-hati. Kunci-kunci seperti ini, semua Bupati, Wali Kota, harus tahu. Dandim, Kapolres, harus tahu. Pangdam, Kapolda, Gubernur, semuanya harus mengerti secara detail. Kita sekarang enggak bisa kerja lagi makro, itu enggak bisa. Kerja hanya duduk di kantor, enggak bisa. Posisi seperti ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan lapangan.

Bapak/Ibu semuanya harus tahu, posisi oksigen kota saya, kabupaten saya, habis berapa minggu lagi, misalnya. Obat-obatan, yang enggak siap apa, harus tahu hariannya. Jangan sampai itu habis atau terlambat. Sehingga semuanya bisa diantisipasi meskipun kadang-kadang mengantisipasi yang namanya virus korona ini juga tidak mudah, kita tahu. Tetapi paling tidak, kalau kita siap-siap itu akan…responsnya akan berbeda.  Karena kita ini penduduk…kalau dibandingkan dengan negara lain, kita ini termasuk penduduk yang empat besar, setelah Amerika.

Oleh sebab itu, sekali lagi setiap bupati dan wali kota lihat betul juga BOR setiap harinya seperti apa posisinya. Ini BOR di setiap kabupaten dan kota ada semuanya. Saya, kalau pagi itu yang saya lihat selalu angka-angka seperti ini untuk melihat kewaspadaan kita. Jangan sampai kita enggak tahu posisinya, kemudian virusnya masuk, baru kita grubyakan. Ini jangan sampai terjadi.

Saya sekali lagi hanya titip untuk urusan Covid-19 ini, tiga hal: Yang pertama, pindahkan yang isoman ke isoter di semua kabupaten dan kota. Pindahkan semua yang isoman, masuk ke isoter.

Yang kedua, vaksinasi yang dipercepat, kecepatan vaksinasi, ini menjadi kunci.

Yang ketiga, yang berkaitan dengan obat jangan sampai terlambat. Sudah masuk ke isolasi terpusat, obatnya segera diberikan, karena saya masih mendengar banyak dari bawah, ini yang sering terlambat. Tiga ini.

Tiga ini kalau kita kerjakan insyaallah akan semakin turun kasus-kasus yang ada di Provinsi Jawa Timur.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Saya sangat berterima kasih sekali atas kerja sama pusat dan daerah selama ini, dan saya juga sangat mengapresiasi Kodam, Polda yang bersama-sama jajaran TNI dan Polri dengan pemerintah daerah, bekerja bersama-sama. Tolong, Pak Bupati, Pak Wali Kota, sumber daya yang ada di TNI dan Polri ini betul-betul digerakkan, baik dalam rangka tracing, dalam rangka vaksinasi agar semuanya bisa kita maksimalkan dalam rangka mengurangi, menghilangkan penyebaran Covid-19 ini.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih atas kehadirannya. Saya tutup rapat pada siang hari ini.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.