Pengarahan Presiden RI pada Penyerahan DIPA TA 2012, Jakarta, 20 Desember 2011

 
bagikan berita ke :

Selasa, 20 Desember 2011
Di baca 768 kali

PENGARAHAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
TAHUN ANGGARAN 2012
DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 20 DESEMBER 2011





Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Saudara Wakil Presiden, para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara, para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, para Gubernur, para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian,

Saudara-saudara, Hadirin sekalian yang saya hormati,

Hari ini adalah hari yang sungguh penting karena sebagai pejabat publik, kita akan segera mengemban tugas, yaitu untuk menggunakan anggaran negara yang dipertanggungjawabkan kepada kita. Mari kita laksanakan tugas itu dengan penuh rasa tanggung jawab agar semua sasaran-sasaran pembangunan, baik di pusat maupun di daerah dapat kita capai.

Hari ini juga hari yang baik, di penghujung tahun 2011 untuk kita semua yang sedang mengemban amanah rakyat melakukan evaluasi atas kinerja kita, kinerja bersama kita. Dengan tujuan yang baik, kita pertahankan dan bahkan kita tingkatkan, yang belum baik, marilah kita perbaiki bersama-sama dengan sungguh-sungguh.

Tadi Menteri Keuangan telah melaporkan dan menjelaskan banyak hal. Saya akan menggarisbawahi hal-hal penting yang berkaitan dengan APBN, APBD, dan penggunaan, baik APBN maupun APBD itu. Saya juga akan menyampaikan sejumlah instruksi yang khusus saya tujukan kepada jajaran pemerintahan agar, sekali lagi, kinerja, realisasi, penggunaan anggaran makin ke depan makin baik.

Saudara-saudara,

APBN kita ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Alhamdulillah, ekonomi kita terus tumbuh. Karena ekonomi tumbuh, penerimaan negara juga makin besar. Karena penerimaan negara makin besar, maka kita bisa membelanjakan anggaran itu untuk kepentingan pembangunan, kepentingan rakyat kita, baik di pusat maupun di daerah lebih besar lagi. Tahun anggaran 2012 yang bulan depan sudah mulai kita jalankan, APBN kita mencapai 1.435,4 triliun. Jumlah yang tidak sedikit. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu sebesar 8,7 persen atau kenaikan itu setara dengan 114,6 triliun.

Saudara-saudara,

Barangkali ada yang ingin menjawab pertanyaan penting APBN sebesar itu untuk apa? Akan kita gunakan untuk apa di tahun 2012 mendatang? Sebenarnya saya telah menjelaskan dalam pidato RAPBN dengan Nota Keuangan-nya di hadapan DPR RI dan DPD RI pada bulan Agustus tahun lalu. Saya tidak akan menjelaskan lagi karena sebenarnya secara prinsip apa yag telah saya jelaskan itu masih berlaku. Justru dalam kesempatan yang baik ini, ini adalah forum kerja, policy forum, bukan forum politik. Oleh karena itu, mari benar-benar kita melakukan evaluasi, sekaligus tekad dan rencana aksi di tahun mendatang untuk melakukan perbaikan-perbaikan atas penggunaan anggaran yang belum tepat.

Saya akan memulai Saudara-saudara, bahwa di samping banyak yang sangat bertanggung jawab di antara kita semua dan sungguh efektif dalam menggunakan APBN dan APBD-nya masih ada pula yang meleset, tidak sesuai dengan rencana. Sebagian harus kita akui memang ini masih ada merupakan penyimpangan-penyimpangan. BPK dan BPKP lazimnya akan menemukan hal-hal seperti ini.

Tetapi yang kedua, justru yang akan menjadi fokus pembicaraan kita hari ini adalah masih ada ketidakmampuan dan ketidaktepatan di dalam menggunakan anggaran yang telah direncanakan dan ditetapkan. Yang menonjol dan menyolok adalah tadi Menteri Keuangan melaporkan dan menjelaskan kepada kita semua bahwa sampai dengan 30 November 2011, berarti bulan lalu, realisasi belanja kementerian dan lembaga di tingkat pusat itu baru mencapai 71 persen. Barangkali bulan Desember atau akhir Desember, angkanya akan meningkat, tetapi angka ini bagi saya tidak menggembirakan.

Satu bulan sebelum tutup anggaran 2011, baru mencapai 71 persen. Apalagi begitu dilihat posisi 30 November itu, belanja barang hanya 59 persen, belanja modal hanya 46 persen. Saya yakin kalau belanja rutin, belanja pegawai akan terserap habis, bagus. Tetapi jauh lebih bagus kalau anggaran atau belanja barang dan belanja modal ini juga diserap habis. Apa artinya dengan potret seperti ini? Dengan situasi seperti ini bahwa di tahun pembangunan 2011, kita sebenarnya kehilangan peluang untuk ekonomi kita tumbuh lebih tinggi lagi, ada opportunity loss. Mestinya lebih banyak lagi hasil dan sasaran yang dapat kita capai. Kita di tengah-tengah perekonomian global seperti ini dan kita punya momentum, kalau kita masih begini, berarti kita juga menyia-nyiakan momentum untuk ekonomi kita tumbuh lebih pesat lagi di masa mendatang. Inilah tantangan dan permasalahan yang kita hadapi dan sambutan saya akan terfokus pada hal ini untuk kali ini.

Mari kita lakukan koreksi dan perbaikan untuk tahun depan, termasuk harus kita ketemukan sistem dan mekanisme yang tepat untuk membikin realisasi penggunaan anggaran ini memang benar-benar sesuai dengan harapan kita, termasuk reward and punishment.

Kalau kita bedah, kita analisis lebih dalam lagi, Saudara-saudara, Saudara akan setuju dengan saya, ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian kita dan saya juga ingin mengangkatnya pada kesempatan yang penting ini karena nasib pembangunan di seluruh Indonesia, terutama dalam hal penggunaan anggaran ada pada kita semua yang ada di ruangan ini. Oleh karena itu, mari sungguh kita pahami dua hal yang akan saya sampaikan ini.

Pertama, mengapa belanja pemerintah, pemerintah termasuk lembaga negara tentunya, atau government spending, government expenditure ini amat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Mari kita sungguh pahami hal pertama ini. Sedangkan hal kedua, di akhir atau bagian akhir dari sambutan saya nanti, saya ingin mengajak secara konkret apa koreksi, perbaikan dan kemungkinan sanksi yang bisa kita berikan agar realisasi penggunaan anggaran makin baik di tahun depan.

Saudara-saudara,

Saya mulai dari yang pertama, perihal kontribusi APBN dan APBD begitulah mudahnya terhadap pertumbuhan perekonomian nasional kita. Saudara tahu bahwa ekonomi akan tumbuh, jika sektor riil juga tumbuh. Namun di sisi lain, pertumbuhan ekomoni juga bisa dilihat dari 4 komponen penyumbang pertumbuhan, 4 komponen kontributor pertumbuhan sebuah ekonomi.

Pertama, saya ingin ulangi lagi yang pernah saya sampaikan, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh, sebagaimana alhamdulillah, kita dapatkan sekarang ini, manakala komponen pertama konsumsi rumah tangga kita kuat dan terus tumbuh. Rakyat kita, masyarakat kita, terus mengkonsumsi barang dan jasa, punya daya beli untuk barang dan jasa. Kalau barang dan jasa dikonsumsi, industri akan hidup, pertanian akan hidup dan ekonomi makin besar. Konsumsi.

Yang kedua, investasi, manakala investasi terus terjadi di Indonesia ini, baik secara nasional maupun secara daerah. Yang kedua. Yang ketiga adalah sebetulnya ekspor kita atau tepatnya selisih antara impor dan ekspor, apakah tumbuh tahun itu dan tahun tahun berikutnya. Ini juga penyumbang pertumbuhan. Itu yang ketiga. Yang keempat atau yang terakhir, inilah yang berkaitan dengan yang kita bicarakan hari ini, yaitu belanja pemerintah, government spending. Empat komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi kita.

Sekarang kita cocokkan dengan situasi dunia. Tetapi harus saya mulai supaya kita juga pandai bersyukur. Sekarang ini, ketika dunia sedang menghadapi resesi atau krisis-krisis baru dan ekonomi kita tumbuh, insya Allah 6,5 persen yang berarti GDP kita akan tembus di atas 800 miliar dolar Amerika Serikat. Atas kerja keras kita semua dan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, tentu ini sebuah prestasi yang sangat baik, yang patut kita syukuri, yang saya patut memberikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Saudara semua. Dari kacamata ini, tumbuh 6,5 persen berarti pula 4 komponen pertumbuhan tadi semuanya juga meningkat. Konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor kita dan juga pembelanjaan pemerintah.

Padahal Saudara, kita tahu baru saja dipotret oleh Menteri Keuangan sampai bulan November baru 71 persen realisasi belanja atau anggaran kita, belanja modal pun baru 46 persen. Bayangkan Saudara, jika tidak perlu ada sisa anggaran lebih dan semua belanja modal, belanja barang itu terbelanjakan penuh sesuai rencana, maka tentu harapan kita mencapai 95 lebih atau 100 persen dari yang kita rencanakan, orang akan mengatakan ekonomi kita bisa tumbuh lebih dari 6,5 persen.

Sederhana sekali cara berpikir kita. Apa artinya? Jika dengan kita perbaiki bersama, nantinya kontribusi dari anggaran, dari APBN dan APBD betul-betul sesuai harapan dan rencana dan ekonomi kita lebih tinggi lagi tahun-tahun mendatang, maka yang terjadi adalah lapangan pekerjaan tercipta lebih besar. Hukum ekonomi mengatakan, pertumbuhan terjadi, lapangan kerja tercipta. Kalau itu terjadi, pengangguran akan terus berkurang. Orang yang tadinya menganggur, kemudian bekerja memiliki penghasilan. Kalau memiliki penghasilan, tentulah kesejahteraannya makin baik dan kemiskinan makin kurang. Dengan pertumbuhan ekonomi itu, penerimaan negara makin besar. Lantas kemudian anggaran yang kita miliki, pusat dan daerah, untuk penanggulangan kemiskinan juga makin besar, kemiskinan akan turun, ditambah lagi semua teriak infrastruktur.

Kalau saya berkunjung ke provinsi para gubernur dan saya senang karena para gubernur paham, situasi di daerahnya, perekonomian di wilayahnya, infrastruktur masih menjadi tantangan. Semua berteriak infrastruktur. Kalau ekonomi tumbuh, sekali lagi, lebih banyak lagi pos anggaran yang tersedia untuk membangun infrastruktur karena itu menjadi mesin pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya lagi.

Khusus infrastruktur ini, saya sudah berpesan kepada Menteri Keuangan dan para menteri, harapan saya juga pada gubernur, kalau nanti dihitung ada sisa anggaran lebih, jangan bagi-bagi yang tidak jelas, arahkan untuk pembangunan infrastruktur. Saya sudah berbicara dengan para gubernur di Semarang, beliau semua mengatakan alangkah bagusnya, kalau lebih banyak lagi anggaran-anggaran untuk infrastruktur. Oleh karena itu, sambil memperbaiki struktur APBN kita di tahun-tahun mendatang, pastikan dulu sisa anggaran lebih, kita arahkan nanti untuk infrastruktur, bicaralah para menteri dengan para gubernur, duduk bersama untuk merumuskan apa prioritas dan agendanya.

Inilah sebetulnya yang kita tuju. Memang bukan hanya pertumbuhan, meskipun pertumbuhan itu ke mana-mana implikasi positifnya dari strategi yang kita anut, kita jalankan. Saya terima kasih para gubernur menjalankan dengan baik di daerah, yaitu strategi pro-pertumbuhan, terus tumbuh, pro-penciptaan lapangan pekerjaan, pro-pengurangan kemiskinan dan pro-lingkungan, dalam arti janganlah kita lalai untuk menjaga lingkungan kita.

Itulah bagian pertama yang perlu saya sampaikan. Kesimpulan bagian pertama ini adalah negara dan rakyat akan dirugikan dan kehilangan peluang yang baik, jika belanja kita atau penggunaan APBN dan APBD kita tidak optimal. Mari kita pahami itu.

Saya tadi mengatakan dunia kita memang belum bersahabat tahun depan. Tahun 2012 hampir pasti dunia di mana kita hidup ini masih akan penuh gonjang-ganjing. Ada kemungkinan kita masuk resesi global gelombang kedua setelah 2008-2009. Dampaknya sudah mulai kita rasakan. Bagi yang tekun mengikuti pergerakan sejumlah indikator ekonomi, nilai tukar rupiah, harga komoditas minyak, kemudian nilai saham gabungan dan lain-lain, itu terus berfluktuasi, tidak bagus bagi perekonomian dunia, bagi perekonomian kita. Tapi ini konsekuensi dari gonjang-ganjing, dari shocks dan dari krisis yang masih ada di banyak tempat di dunia ini.

Meskipun sekali lagi, Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT masih menolong kita. Dan berkat kerja keras kita, ekonomi kita tumbuh tinggi di tengah dunia yang sedang sakit sekarang ini. Namun janganlah kita lengah, kita tahu tahun depan kurang menggembirakan, mari kita aktif melaksanakan langkah, tindakan yang tepat. Bukan hanya berjaga-jaga. Berjaga-jaga is not enough, mengantisipasi is not enough. Dari sekarang, mari kita lakukan semua, termasuk policy option yang harus kita kembangkan sehingga manakala prahara dan badai itu datang kembali, kita selamat, ekonomi kita dan justru tetap tumbuh.

Saudara-saudara,

Agar kita selamat tahun depan, maka saya juga mengajak Saudara semua untuk bersama-sama menjaga sektor riil. Kalau sektor riil terjaga, ekonomi tumbuh dan tidak perlu ada PHK. Tahun 2008-2009, alhamdulillah, PHK hampir tidak terjadi dibandingkan dengan banyak negara di dunia. Mari kita lihat karena ekspor kita kemungkinan akan ada masalah dan tantangan. Ekspor, dulu juga begitu drop, kalau tidak salah sekitar 30 persen pada saat itu, maka satu-satunya untuk mengganti ekspor yang turun dari 4 komponen tadi, maka pembelanjaan pemerintah APBD dan APBN harus betul-betul optimal. Jangan ada lagi antara kita yang realisasinya jauh di bawah sasaran. Itu berarti tidak solider dengan yang lain, yang bersama-sama menjaga pertumbuhan ini.

Investasi juga menjadi penting, jika ekspor terganggu. Oleh karena itu, saya mengajak para gubernur, jajaran pemerintah pusat, mari kita berikan peluang sebesar-besarnya bagi investasi. Undang dulu investor dalam negeri, saudara-saudara kita, investor Merah Putih. Kalau memang kurang, maka kita ajak sahabat-sahabat kita dari negara-negara sahabat. Saya juga berharap para gubernur, bupati dan walikota, saya minta bantuan para gubernur untuk meneruskan kepada para bupati dan walikota untuk melakukan hal yang sama. Banyak cerita peluang kandas di kabupaten dan kota karena tidak segera diambil langkah-langkah yang tepat.

Kemudian masih menghadapi ekonomi tahun depan perihal pembelanjaan rumah tangga, mari kita jaga daya beli mereka. Gaji, alhamdulillah, terus kita perbaiki. Upah pekerja juga demikian. Bantuan kepada keluarga miskin juga terus kita berikan. Dan saya mengajak jajaran pemerintah untuk secara serius, baik pusat maupun daerah agar 4 klaster program pro rakyat itu bisa dijalankan dengan baik. Saya gembira kalau mendengar para gubernur juga menambahkan program yang sudah ada di pusat ditambahkan lagi dengan inisiatif daerah sendiri. Itu juga sangat membantu saudara-saudara kita yang masih miskin.

Saudara-saudara,

Itu bagian pertama dari 2 hal yang ingin saya sampaikan. Bagian yang kedua atau yang terakhir yang justru menjadi tekanan saya pada acara penyerahan DIPA tahun ini, apa yang mesti kita lakukan secara konkret untuk mengoreksi dan memperbaiki realisasi APBN, APBD tahun depan. Ada 3 hal yang hendak kita lakukan. Pertama, karena saya mendapat keluhanlah katakanlah begitu dari sejumlah pengguna anggaran, baik pusat maupun daerah, termasuk para gubernur, adanya regulasi dan prosedur yang menghambat. Kalau kita tahu ada regulasi dan prosedur yang menghambat, ya jangan dibiarkan, jangan dibiarkan. Mari kita duduk bersama, segera kita lakukan perbaikan dan untuk ini saya kasih waktu 3 bulan untuk membereskannya. Jadi akhir Maret, saya tidak ingin mendengar ada regulasi dan prosedur yang sangat menghambat sehingga mengunci semua disbursement, semua penggunaan anggaran ini. Itu yang pertama.

Yang kedua, langkah konkret kita adalah saya berharap para menteri, para gubernur dan Kepala LPNK untuk melakukan pengawasan dan pengendalian langsung terhadap penggunaan anggaran ini, langsung. Suatu saat barangkali kalau sistem sudah bagus, lebih sedikit kendor tidak apa-apa, tapi khusus tahun-tahun mendatang ini, mari bersama-sama kita lakukan pengawasan dan pengendalian langsung.

Saya masih mendengar APBD di daerah ada yang sangat terlambat. Bagaimana mungkin kalau DPRD mengetok palu pada bulan Juni. Tinggal 6 bulan, apa yang bisa dilakukan oleh provinsi itu. Indonesia adalah negara kesatuan, bukan negara federal. Sebetulnya antara gubernur, bupati, walikota dengan DPRD propinsi, kabupaten dan kota itu satu atap meskipun fungsinya berbeda, menjalankan kebijakan pemerintah nasional, pemerintah pusat, termasuk APBN. Tidak bisa dikunci oleh proses politik di daerah, akhirnya tidak mengalir. Kita akan melihat secara jernih semuanya ini.

Yang ketiga, konkretnya adalah saya telah menugasi tim evaluasi dan pengawas yang membantu kita semua untuk secara langsung memastikan realisasi anggaran ini berjalan dengan baik, tentu termasuk fungsi pengawasan dan evaluasi. Tim ini terdiri dari UKP4, BPKP dan unsur dari Kementerian Keuangan. Saya tugasi Kepala UKP4 untuk memimpin dibantu oleh Wakil Menteri Keuangan dan oleh Kepala BPKP. Dengan tugas melaporkan kepada Presiden, tingkat realisasi penggunaan anggaran. Laporkan 3 kali saja dalam tahun 2012 mendatang. Pertama, laporan bulan April, saya akan tahu, apakah setelah 4 bulan masih ada belum ada tanda-tanda, masih ada hambatan, masih ini, itu. Kemudian bulan Agustus akan kelihatan itu dan yang terakhir bulan November.

Saya berharap tidak ada yang lalai lagi dan semua hambatan regulasi maupun prosedur harapan saya sudah diatasi. Laporan penggunaan anggaran itu buka saja kepada umum, kepada publik. Ini bagian dari keterbukaan pemerintah, openness kita, juga merupakan pertanggungjawaban kita kepada rakyat di dalam menggunakan anggaran negara. Saya berharap, Saudara-saudara apabila 3 langkah konkret ini kita jalankan, di tahun 2012 mendatang, insya Allah, realisasi penggunaan anggaran akan menjadi makin baik.

Itulah yang ingin saya sampaikan dan sebagai penutup, Saudara-saudara, mari kita gunakan anggaran ini sebaik-baiknya. Mari kita sama-sama bertanggung jawab kepada rakyat, cegah penyimpangan, capai sasaran. Demikianlah, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa membimbing, menuntun dan memberikan petunjuk pada pelaksanaan tugas kita di tahun mendatang untuk memajukan negeri ini, meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara menggunakan APBN dan APBD sebaik-baiknya.

Sekian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.     



Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI