Sebagaimana dilansir dari siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Bey Machmudin, disebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Pending Dadih Permana, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Desra Percaya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang memberikan keterangan usai pertemuan menerangkan, peningkatan kerja sama ekonomi menjadi salah satu yang dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Selama di Indonesia, Presiden Condé juga sudah berkunjung ke beberapa perusahaan di Indonesia.
"Presiden Jokowi mendorong agar kiranya perdagangan ekspor impor dapat ditingkatkan dari Indonesia ke Guinea dan sebaliknya. Yang kedua, Presiden Guinea juga meminta agar investor Indonesia dapat menanamkan investasinya, terutama untuk dua bidang, yaitu bidang pertanian dan bidang pertambangan," terang Retno.
Â
Indonesia Berikan Bantuan Kapasitas Pertanian Guinea
Berdasarkan penuturan Retno, Guinea sendiri dikenal sangat kaya dengan beberapa sumber daya alam pertambangan seperti bauksit dan emas. Selain itu, di masa lalu Guinea merupakan lumbung padi di Afrika Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyetujui permohonan pengembangan kapasitas teknis dari Presiden Guinea terkait tiga bidang, yakni, pertanian, energi, dan penerbangan.
"Karena di bidang pertanian ini sangat diperlukan oleh Guinea. Presiden Condé mengatakan ada sekitar 6 juta hektar lahan pertanian yang dapat dikelola. Presiden tadi sudah memberikan pengarahan bahwa pemberian kapasitas di bidang pertanian akan segera dikedepankan dan ditindaklanjuti," ungkapnya.
Pembentukan Komisi Bersama Indonesia-Guinea
Selain itu, Presiden Joko Widodo dan Presiden Condé sepakat untuk membentuk sidang komisi bersama dalam upaya meningkatkan kerja sama bilateral antara kedua negara. Penandatanganan kesepakatan tersebut telah dilakukan dalam pertemuan tersebut.
"Jadi dengan sidang komisi bersama, berarti akan ada satu forum dimana kedua belah pihak akan bertemu secara rutin untuk membahas mengenai upaya peningkatan kerja sama bilateral. Dan forum yang pertama diusulkan akan diadakan tahun depan di Guinea," tutupnya. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?