Dalam diskusi tersebut
Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi Politik dan Kelembagaan, Nicolaus
Harjanto memaparkan perbandingan Komunikasi Politik kantor Presiden atau
Perdana Menteri di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris,
Jepang dan Malaysia dengan Indonesia.
Menurut Nicolaus, negara-negara tersebut memiliki bentuk komunikasi politik yang berbeda-beda. “Amerika memiliki 16 (enam belas) departemen Kepresidenan namun hanya terdapat sekitar 9 (sembilan) Menteri saja, jadi tidak terlalu banyak jumlahnya, kalau pemerintah Inggris memberi kesempatan warga unuk berpartisipasi sebagai volunteers dan berkomentar atau merespon kebijakan dengan menggunakan petisi".
Nicolaus juga memaparkan mengenai tren penggunaan media online untuk berkomunikasi seperti yang dilakukan oleh Jepang dengan akun facebook Prime Minister’s Office Of Japan, dan Malaysia dengan blog pribadi www.najibrazak.com.
Di Indonesia demokrasi memberikan ruang yang sama bagi masyarakat untuk bersuara dan mengkritik. Karena itu Nicolaus menegaskan bahwa pegawai Kementerian Sekretariat Negara harus mampu menelaah, memprediksi isu-isu yang akan muncul, dan menyusun strategi komunikasinya.
Hadir dalam diskusi ini Deputi Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Dadan Wildan, seluruh Pejabat dan Pegawai di Lingkungan Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?