PERESMIAN PEMBUKAAN RAPAT TEKNIS NASIONAL (RATEKNAS) BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) TAHUN 2008
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERESMIAN PEMBUKAAN
RAPAT TEKNIS NASIONAL (RATEKNAS)
BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) TAHUN 2008
TANGGAL 5 FEBRUARI 2008
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati para Menteri Koordinator, Kepala Bappenas, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Yang saya hormati Saudara Kepala Badan Pusat Statistik, saudara-saudara pimpinan dan anggota forum masyarakat statistik, para pimpinan dan pejabat BPS baik pusat maupun daerah yang saya cintai dan saya banggakan, marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga senantiasa kesehatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta. Saya juga mengucapkan selamat datang kepada para peserta Rapat Teknis Nasional yang berdatangan dari berbagai wilayah di seluruh tanah air. Saya berharap semoga Rateknas BPS tahun 2008 ini benar-benar dapat meningkatkan kinerja Saudara semua dalam pelaksanaan tugas di waktu yang akan datang.
Saudara-saudara,
Saya juga ingin menggunakan kesempatan yang membahagiakan ini untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdian dan kerja keras jajaran BPS mulai dari pusat, propinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat kecamatan, yang tentunya apa yang Saudara-saudara lakukan sangat penting dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembangunan yang lebih baik di negeri kita.
Peran BPS sangat penting. Data statistik yang dihasilkan oleh BPS adalah dan merupakan rujukan, pedoman, di dalam pemerintah memformulasikan kebijakan, di dalam pemerintah merencanakan pembangunan, baik nasional, sektoral, maupun regional, dalam arti daerah. Data yang Saudara hasilkan, hasil statistik, hasil sensus, juga sangat penting untuk evaluasi, koreksi, dan perbaikan, baik itu kebijakan, rencana, program, dan tentunya termasuk anggaran yang kita keluarkan. Bahkan apa yang dihasilkan BPS itu juga berguna untuk telaah dan debat publik yang tentu tujuannya untuk melakukan koreksi dan penyempurnaan dari pembangunan yang kita laksanakan bersama ini, mana yang sudah tepat dan baik, dan hasil survey BPS mengatakan demikian, misalnya, tentu harus kita pertahankan, mana-mana yang kurang tepat atau belum baik tercermin dari apa yang dihasilkan oleh BPS tentu juga harus kita lakukan koreksi dan perbaikan.
Saudara-Saudara,
Saya adalah seorang yang percaya pada data BPS, dan saya menggunakan dengan sebaik-baiknya apa yang dihasilkan oleh BPS. Kalau ada catatan-catatan kecil saya, itu semata-mata untuk meningkatkan kinerja, kualitas, dan tentunya capaian yang lebih baik dari BPS. Tetapi saya percaya dan saya menggunakan data yang Saudara olah menjadi hasil-hasil statistik. Sebagai contoh, ini penting, kalau ada penurunan atau angka yang tidak baik dari yang Saudara potret, yang Saudara rekam, saya segera melakukan introspeksi, evaluasi, mengapa indikator ini merah, katakanlah. Saya harus menemukan jawaban yang logis, harus bisa mengidentifikasi masalahnya, untuk mencari solusi, mengembangkan kebijakan yang lebih tepat lagi di waktu yang akan datang. Dulu, tahun 2006 ketika BPS memotret inflasi kita naik, kemudian kemiskinan meningkat waktu itu, saya bisa menerima. Dan itu saya anggap logis, karena beberapa bulan sebelum itu memang ada kenaikan harga BBM yang berkorelasi langsung dengan yang Saudara potret dan ukur itu. Kenaikan BBM dalam negeri yang terpaksa kita ambil pilihan yang pahit, tidak mudah saya mengambil keputusan waktu itu, itu juga dikarenakan melonjaknya harga minyak mentah atau crude dan BBM pada tingkat dunia. Atas dasar itulah inflasi, kemiskinan, pengangguran, maka kami, pemerintah mengembangkan berbagai kebijakan dan langkah tindakan ekstrim untuk bisa mengatasi permasalahan yang muncul itu. Dan kemudian ketika tahun lalu BPS kembali memotret angkanya membaik, baik itu inflasi, kemiskinan, pengangguran, saya pandang sebagai hasil dari langkah-langkah yang kita lakukan, kerja keras kita semua. Cara berpikir demikian sangat penting untuk sama-sama kita jadikan pedoman di dalam menjalankan roda pembangunan di negeri ini.
Sedikit masalah kenaikan BBM, Saudara-Saudara, Andaikata 2005 dulu saya tidak mengambil keputusan yang resiko sosial dan politiknya sangat tinggi, dengan harga BBM sekarang, crude pada kisaran 90-100 dollar, sekarang pun kalau kita tidak berbuat sesuatu, do nothing, hampir pasti BBM kita akan collapse. Oleh karena itulah sekarang kita sedang bekerja keras bersama Dewan Perwakilan Rakyat untuk mencari solusi akibat kenaikan crude dunia, BBM dunia, harga pangan di dunia. Kalau kita tidak berbuat apa-apa sekarang ini, subsidi bisa mencapai 200 sampai 250 trilliun. Betapa besarnya dibandingkan APBN tahun 2008 ini yang berkisar 850 trilliun. Andaikata tahun 2005 tidak kita naikkan, saya tidak tahu berapa ratus subsidi khusus untuk listrik dan BBM, dan barangkali ekonomi kita akan ambruk, bahkan lebih dalam dibandingkan krisis tahun 1998 yang lalu. Saya ingin mengatakan bahwa keputusan yang rasional meskipun resikonya sangat tinggi terkadang harus saya ambil, Pemerintah ambil demi penyelamatan, demi kepentingan yang lebih besar untuk bangsa kita sekarang dan ke depan. Dan saya sebagai pengambil keputusan puncak, sekali lagi sangat berharap data yang dihasilkan oleh BPS itu benar. Saya harus jujur baik angkanya menyenangkan maupun tidak, baik rapornya biru ataupun merah. Jangan sampai di antara kita kalau angkanya atau datanya hasil survey dan sensusnya baik, lantas kita memuji BPS, tetapi manakala dalam kurun waktu tertentu hasil surveynya jelek, lantas kita marah, menuduh BPS tidak objektif, menuduh BPS mendapatkan pesanan atau data BPS meragukan. Atau tiba-tiba menggunakan data pihak lain yang selama ini tidak kita gunakan karena puluhan tahun negeri kita menggunakan hasil survey dan sensus yang disusun oleh BPS. Kita ingin konsisten, kita tidak ingin double standard, kita tidak ingin berpolitik dengan data, fakta, dan kita tentunya harus menghormati proses yang sistemik, yang akuntabel, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada di negeri ini. Saudara pernah dengar ada pepatah “buruk muka cermin dibelahâ€. Misalnya anak kita tiba-tiba dalam sebuah semester rapornya merah kan kita tidak lantas marah-marah kepada dosen ataupun guru. Panggil anaknya, barangkali malas belajar suruh belajar lebih giat lagi. Kalau suatu saat cek tekanan darah kita tinggi oleh dokter, kan tidak bisa kita mengatakan dokternya tidak bertanggung jawab atau pun salah. Kita cari mengapa, kita obati, supaya badan kita sehat. Demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat, dalam kita semua menjalankan pembangunan di negeri ini selalu ada dinamika, ada pasang surut. Semua itu harus kita terima secara wajar, yang penting sekali lagi, kalau baik, kebijakan, program, tindakan, kita pertahankan, kita tingkatkan. Kalau tidak baik, tercermin dari apa yang diukur, dipotret oleh BPS, kita perbaiki.
Saudara-Saudara,
Mengingat betapa pentingnya pekerjaan BPS dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, maka yang Saudara sajikan, itu harus benar-benar akurat, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Harus memiliki standar dan menggunakan metodologi atau dengan metode yang kredibel, sama kredibelnya dengan yang digunakan oleh negara-negara lain, oleh lembaga-lembaga yang sejenis. Bayangkan kacaunya, Saudara-saudara, kalau saya sebagai kepala pemerintahan atau gubernur, bupati/walikota, mengambil keputusan, menjalankan program pembangunan di daerahnya masing-masing yang menggunakan data Saudara, dan data itu tidak lengkap, tidak akurat, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, pasti datanya akan tidak baik. Sebaliknya, kalau data Saudara benar-benar lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan, itu sudah separuh dari keberhasilan, dari kebijakan dan rencana yang kita kembangkan. Oleh karena itu, saya dukung, Pak Rusman, tema dari Rateknas tahun ini, yaitu “Meningkatkan Integritas BPS, your integrated, dan menyajikan Data Statistik yang berkualitas produknya, out put-nyaâ€. Orangnya berintegritas, prosesnya benar, produknya, output-nya berkualitas, itu yang kita harapkan. Oleh karena itu, sejalan dengan peningkatan anggaran, tentunya kita juga terus ingin meningkatkan anggaran BPS, kesejahteraan karyawan BPS, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan negara, tingkatkanlah kemampuan dan profesionalitas semua jajaran BPS, tingkatkan penguasaan IT, Information Technology, dan sistem statistik yang kredibel. Tingkatkan jangkauan kualitas dan kuantitas dari survey dan sensus tentu yang lebih baik lagi. Melalui forum ini Saudara-saudara, saya juga menginstruksikan kepada para menteri, para gubernur, para bupati, para walikota, untuk merujuk dan menggunakan data atau hasil survey dan sensus BPS untuk kepentingan pembangunan daerah. Dalam sistem pemerintahan yang disentralisasikan dan bertumpu pada otonomi daerah, masing-masing kepala daerah bertanggung jawab penuh atas kemajuan masyarakat dan daerahnya masing-masing. Contoh, dengan data BPS, baik data yang bersifat nasional, propinsial, kabupaten maupun kota, maka masing-masing kepala daerah akan tahu kondisi dan situasi di daerahnya, indikator-indikator utama dalam kehidupan masyarakatnya, dan kalau di seluruh propinsi, kabupaten dan kota yang dipimpin oleh seorang kepala daerah harga-harga kebutuhan pokok lebih mahal dibandingkan kabupaten/kota tetangganya, misalnya, ya harus segera berbuat untuk mengatasi masalah itu dengan menggunakan data BPS. Jika angka pengangguran yang dipotret oleh BPS tidak lagi lebih tinggi dibandingkan daerah-daerah lain yang ternyata lebih rendah atau baik, juga harus berbuat, bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak lagi. Juga apabila angka kemiskinan di sebuah daerah tinggi, yang lain makin baik, makin turun, makin turun, tentu yang bersangkutan, pemimpin itu, harus bekerja keras untuk mengatasi kemiskinan yang masih besar di daerahnya.
Saudara-Saudara,
Di depan Istana Merdeka, berhadapan dengan Monas itu sering ada unjuk rasa. Saya selalu mendapatkan laporan unjuk rasa itu mengenai apa, siapa yang melaksanakan, berapa besar, tertib atau tidak tertib, perwakilannya bersedia tidak berkomunikasi dengan kita, karena yang menerima bisa Menteri, bisa Eselon I, bersama-sama staf khusus saya, juru bicara saya, seperti itu. Nah, kalau saya perhatikan selama ini ada tema-tema unjuk rasa yang tepat dilakukan di depan istana, karena itu menyangkut permasalahan nasional, menyangkut kebijakan nasional. Saya dengar, dan sering kita terima perwakilannya. Saya berterima kasih. Tapi ada juga unjuk rasa yang jelas itu kasus daerah, di kecamatan bahkan, di kabupaten, ya, topiknya, temanya juga sesungguhnya bisa diatasi oleh daerah itu. Dalam kaitan ini memang diperlukan komunikasi yang baik antara gubernur dengan masyarakatnya, bupati, walikota dengan masyarakatnya agar persoalan di setiap kabupaten tidak dibawa di depan Istana Merdeka. Salah tempat, salah sasaran, salah tema.
Dalam kaitan itu, juga forum yang baik untuk saya mengajak kepada seluruh jajaran pemerintahan di negeri ini untuk sama-sama bekerja keras, sama-sama bertanggung jawab mengatasi keadaan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada tingkat nasional, pemerintahan yang saya pimpin tentu terus menangani secara sungguh-sungguh, bertanggung jawab penuh terhadap kondisi di tingkat nasional ini. Namun di tingkat propinsi, kabupaten dan kota, harapan saya, semua juga melakukan hal yang sama. Negeri kita ini sudah terbagi habis dalam pemerintahan pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Semua punya pemimpin. Oleh karena itu kalau semua bekerja secara sinergis hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan tidak mengambil peran dan langkah yang semestinya. Dalam berbagai kunjungan saya ke seluruh daerah di negeri kita ini, saya harus memberikan penghargaan banyak gubernur, bupati/walikota, yang baik di dalam menjalankan tugasnya, bahkan sangat baik. Kita gembira, kita optimis kalau daerah-daerah tumbuh seperti itu. Meskipun masih saya lihat juga beberapa kepala daerah yang harus meningkatkan kinerjanya, gregetnya, tanggung jawabnya, kinerjanya.
Hadirin yang saya hormati,
Saya juga berharap semua pihak dapat menggunakan apa yang dihasilkan oleh BPS untuk kepentingan masing-masing. Bagi dunia usaha dengan melihat pertumbuhan daya beli, dalam melihat pergerakan sektor riil, ekonomi makro kita, dan lain-lain itu juga, kalau jeli melihatnya memunculkan peluang bisnis, business opportunities, untuk bisa ditindaklanjuti dalam mengembangkan usahanya di negeri ini. Lagi-lagi menggunakan fakta dan data yang benar. Bagi pengamat, tokoh-tokoh politik, anggota parlemen, lembaga swadaya masyarakat juga dapat menggunakan data BPS itu untuk melakukan kontrol atau kritik kepada pemerintah pusat maupun daerah. Saya selalu menyambut baik welcome terhadap kritik ataupun masukan, rekomendasi dari manapun datangnya karena pasti ada gunanya, dengan harapan semua berangkat dari data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Bagi perguruan tinggi, lembaga pendidikan dengan merujuk pada hasil BPS juga bisa untuk meningkatkan metode pendidikannya, kurikulumnya, sehingga lulusan itu betul-betul berpengetahuan, berketrampilan, siap pakai, dan sesuai dengan kebutuhan pasar, pasar dalam arti luas. Sehingga lebih targeted, dengan melihat di mana angka pengangguran yang masih tinggi, di mana yang sudah tidak tinggi, lulusan pendidikan seperti apa yang laku diserap oleh pasar, dan mana-mana yang tidak. Lagi-lagi dengan menggunakan yang dihasilkan BPS bisa lebih terarah lagi jalannya pendidikan yang dilaksanakan.
Dan harapan saya sebagai Kepala Negara kepada seluruh komponen bangsa di negeri ini adalah marilah kita gunakan data dan fakta yang benar dalam kita berinteraksi. Demokrasi juga meniscayakan demikian. Kalau kita berdebat, kita mengembangkan sesuatu, pihak-pihak memberikan kritik dari data yang benar tadi yang sahih, yang reliable, maka tentu proses dari interaksi itu hasilnya akan baik, akan berkualitas. Dan kalau pemerintah harus mengoreksi, memperbaiki kebijakan juga tepat, dan juga tidak membingungkan masyarakat. Saya katakan bingung kalau data yang diangkat tidak jelas dari mana sumbernya, tidak logis, bertentangan dengan data sebelumnya atau data yang lain. Marilah kita belajar dan terus meningkatkan kehidupan demokrasi yang makin mapan di negeri ini, yang makin berkualitas. Termasuk bagaimana kita berinteraksi untuk melihat banyak aspek di negeri ini berangkat dari data, fakta dan keadaan yang benar. Ke depan, Saudara-Saudara di jajaran BPS, saya berharap untuk terus melanjutkan survey-survey yang bernilai strategis. Sebagai contoh Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), survey biaya hidup. Mengapa kita garis bawahi tiga hal itu? Kita sama-sama mengetahui bahwa permasalahan kemiskinan, pengangguran, daya beli atau biaya hidup masyarakat kita adalah permasalahan yang mendasar, yang fundamental, lebih ketika negeri kita mengalami krisis yang sangat dahsyat sepuluh tahun yang lalu. Tanpa krisis pun sebagai sebuah negara berkembang, permasalahan-permasalahan itu mesti kita hadapi. Apalagi setelah kita dihantam oleh krisis yang membesar seperti itu, jangka menengah bahkan jangka panjang, sepuluh dua puluh tahun ke depan kita masih akan, kita masih harus bekerja keras untuk betul-betul bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi, atau mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan rakyat kita, meningkatkan income mereka agar kemiskinan berkurang dan agar daya beli mereka juga makin tinggi.
Dan khusus sensus penduduk tahun 2010, saya juga minta BPS dapat melakukan dengan sebaik-baiknya, penting sekali untuk kita bisa memotret keadaan demografi yang benar di negeri ini. Saya ingatkan kepada semua pihak bahwa progran Keluarga Berencana sangat penting. Masih tetap relevan untuk kota jalankan. Marilah kita hidupkan kembali program Keluarga Berencana pusat dan daerah. Untuk kepentingan bangsa, untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat, untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan, environment, kita yang baik, yang semuanya itu berkorelasi dengan faktor atau keadaan demografi atau kependudukan. Benar-benar kita bisa melakukan langkah-langkah sinergis, dengan kesadaran yang tinggi agar jumlah penduduk di negeri ini mampu didukung oleh sumber daya yang kita miliki, oleh ekonomi dan pembiayaan negara yang juga kita miliki.
Kepada Saudara-Saudara, pimpinan dan anggota Forum Masyarakat Statistik, yang mewakili pemangku kepentingan statistik di negeri ini, saya berharap teruslah membangun kerja sama yang konstruktif dengan BPS dengan jajarannya. Marilah sama-sama kita bangun dunia statistik di negeri ini yang betul-betul kredibel dan berkualitas. Ikutlah menjaga agar integritas, profesionalitas dan independensi dari jajaran BPS dapat tetap dipertahankan. Kita di dalam mengelola kehidupan di negeri ini harus berangkat dari kebenaran. Kalau kita benar dan jujur, insya Allah, Allah akan memberikan hidayah dan memberikan jalan keluar manakala kita menghadapi tantangan. You have to tell the truth, baik atau tidak baik, agar kita sadar akan masalah yang kita hadapi bersama dan kita pecahkan secara bersama.
Dengan pesan dan harapan itu Saudara-saudara, dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhananu Wata’ala, seraya mengucapkan bismillahir rahmanirrahim, Rapat Teknis Nasional Badan Pusat Statistik Tahun 2008 dengan resmi saya nyatakan dibuka.
Sekian
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh