"Sekarang yang namanya persaingan itu bukan lagi individu dengan individu, kota dengan kota, sekarang negara dengan negara," jelas Presiden.
Â
Presiden berpesan kepada para santri untuk bersungguh-sungguh dalam menghadapi persaingan. "Kalau mau berdagang, berdagang yang sungguh-sungguh, kalau jadi nelayan, ya nelayan yang profesional. Geluti profesi itu dengan sungguh-sungguh tanpa ada keterpaksaan, sehingga bekerja itu dengan ikhlas dan tenang,". Demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit.
Â
Tepuk tangan meriah para santri, membuat Presiden yakin adanya optimisme dalam diri para santri untuk memenangkan persaingan. "Kalau tepuk tangannya keras seperti ini menunjukkan adanya optimisme. Karna kompetisi tadi, kita harus belajar bagaimana memenangkan persaingan," tutur Presiden.
Â
Presiden juga bercerita kiat-kiatnya waktu muda dulu dalam memenangkan persaingan. "Kalau teman saya belajar 2 jam, saya belajar 4 jam, karna saya tidak punya modal apa-apa, yang harus kita maksimalkan ya diri kita sendiri. Tanpa kelebihan seperti itu ya, kita akan jadi orang yang kalah.
Â
Presiden yakin para santri akan jadi aset bangsa Indonesia. "Insya Allah dalam kompetisi itu kita akan bisa memenangkannya".
Â
Presiden menutup pidato peringatan itu dengan memberi hadiah 5 sepeda bagi para santri yang berani menjawab pertanyaan Presiden. Turut hadir mendampingi Menteri Pedagangan, Thomas Lembong dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno. (Humas Kemensetneg)