Permasalahan itu, lanjut Presiden, diakibatkan karena proses perizinan pembangunan pembangkit listrik sangat panjang dimana diperlukan 59 perizinan. "Ngurusnya ada yang sampai 4 tahun, 6 tahun, ngurus izinnya saja. Bayangkan, ini yang harus diselesaikan terlebih dahulu," ujar Presiden.
Â
Memang, kata Presiden, perizinan pembangunan pembangkit listrik kini telah dipangkas dari 59 peraturan menjadi 22 peraturan, dan akan diselesaikan selama 255 hari. "Masih kelamaan," tegas Presiden.
Â
Sebagaimana dilansir Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit, selain perizinan, hal lain yang menghambat pembangunan pembangkit listrik adalah masalah pembebasan lahan. "Inilah problem kelistrikan kita," kata Presiden.
Â
Untuk itulah Presiden meminta kepada Gubernur, Bupati, Walikota, dan jajaran di bawahnya, termasuk Camat agar memberikan kemudahan dalam perizinan. "Masalah yang berkaitan dengan izin apapun tolong dipercepat. Pangkas yang sulit, beri kemudahan kepada masyarakt kita," ucap Presiden.
Â
Dalam era kompetisi seperti saat ini, Presiden mengatakan, bahwa yang lamban akan ditinggal, tentunya dalam proses perizinan seperti ini, maka proses perizinan yang memakan waktu lama tidak akan menarik investor. "Tidak bisa lagi mengurus izin sampai bertahun-tahun. Zaman IT, ngurus izin dalam hitungan kecepatan jam," kata Presiden.
Â
"Kalau tidak, sekali lagi, bisa kalah bersaing dengan negara di sekitar kita. Negara kita harus memenangkan persaingan itu. Kalau tidak dibenahi jangan berharap memenangkan pertandingan itu," kata Presiden.
Â
Tanpa Infrastruktur, Jangan Harap Kita Dapat Bersaing
Â
Dalam kesempatan yang sama, Presiden juga mengatakan, bahwa setiap wilayah harus memiliki pelabuhan, karena dengan infrastruktur inilah suatu daerah dapat berkembang. Tahun ini telah siap diresmikan 35 pelabuhan termasuk pengembangan pelabuhan, satu pelabuhan telah diresmikan Presiden hari ini, yakni Pelabuhan Wasior dan besok lima pelabuhan akan diresmikan Presiden. "Inilah konektivitas. Inilah yang akan mempersatukan kita," ujarnya.
Â
Untuk mendukung percepatan pembangunan, Presiden memerintahkan untuk mempersiapkan regulasi, aturan-aturan yang cepat, infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk menghadapi persaingan dan kompetisi.
Â
Di akhir sambutan, Presiden berpesan kepada masyarakat setempat untuk senantiasa memelihara infrastruktur yang telah dibangun pemerintah. "Kita ini masalah pemeliharaan perawatan, paling tidak bisa. Membangun pintar, merawat tidak bisa. PLTS Doroba 3-4 tahun berhenti, inilah gunanya turun ke bawah, karena ada yang bisikin saya," ungkap Presiden
Â
Dalam beberapa kesempatan, Presiden menggarisbawahi perbedaan yang besar antara ada listrik dengan tidak ada listrik. Dengan listrik tak hanya penerangan, tapi juga pendidikan, kesehatan, ekonomi bahkan pertahanan dapat dikelola dengan baik. Terlebih lagi di wilayah-wilayah kepulauan memang kapasitas listrik akan tersebar dan kecil-kecil, tapi maknanya amat besar. (Humas Kemensetneg)
Â