Perkuat Ketahanan Ekonomi Nasional, Ekonomi dan Keuangan Syariah Perlu Dikembangkan
Jakarta, wapresri.go.id – Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar sebagai pasar tumbuh kembangnya ekonomi dan keuangan syariah. Untuk itu, sebagai sarana untuk memberdayakan umat, ekonomi dan keuangan syariah perlu dikembangkan. Sehingga, dapat menjadi salah satu pilar untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional, utamanya meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Pengembangan ekonomi syariah bukan hanya demi ekonomi syariah itu sendiri, tetapi untuk kemaslahatan seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu, pengembangan ekonomi syariah dan keuangan syariah di Indonesia harus disinergikan dengan pengembangan ekonomi dan keuangan konvensional,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Best Syariah 2020 melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Dipenogoro No. 2, Jakarta, Selasa (20/10/2020).
Lebih lanjut Wapres menekankan bahwa hal tersebut sangatlah penting karena Indonesia menganut dual economy system (sistem ekonomi ganda) yang saling melengkapi. Oleh karena itu, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ditempatkan sebagai sebuah pilihan aktivitas ekonomi yang rasional bagi masyarakat.
“Sehingga, ekonomi dan keuangan syariah bukan merupakan hal yang eksklusif tapi menjadikannya bersifat universal sesuai dengan prinsip rahmatan lil álamin,” ujarnya.
Sebagai penerima penghargaan Lifetime Achievement Tokoh Syariah 2020 pada acara tersebut, Wapres menyampaikan apresiasinya kepada Majalah Investor-Berita Satu Media Holdings. Ia juga berpesan agar semua pihak ikut serta berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
“Saya memaknai penganugerahaan ini sebagai penghargaan karena saya dianggap telah menjadi bagian dari proses pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, Saya menerima penghargaan ini disertai ajakan agar Majalah Investor beserta seluruh jajaran Berita Satu Media Holdings untuk turut berkiprah dalam pengembangan ekonomi nasional, khususnya ekonomi Syariah. Kita masih butuh perjalanan panjang untuk menjadikan ekonomi Syariah sebagai sumber kemaslahatan umat,” ungkap Wapres.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga menjelaskan, ekonomi syariah yang berkembang di Indonesia saat ini merupakan hasil perjuangan panjang melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara cermat dan terus menerus dari para pemangku kebijakan dan pelaku ekonomi syariah. Diawali dengan diselenggarakannya lokakarya tentang bunga bank oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1990, yang kemudian mendorong lahirnya Bank Mualamat sebagai bank syariah pertama pada tahun 1991.
“Sebagai ketua Dewan Syariah Nasional–Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan juga kemudian sebagai Ketua MUI, saya turut membidangi berbagai landasan hukum untuk mendorong pengembangan keuangan Syariah di Indonesia. Saya bersyukur dapat menyumbangkan pemikiran bagi berkembangnya ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sehingga hasilnya seperti yang kita lihat pada saat ini,” tutur Wapres.
Ia pun optimis pengembangan ekonomi syariah di Indonesia akan mengalami percepatan setelah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) diperluas cakupannya menjadi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dengan fokus pada empat program utama, yaitu pengembangan dan perluasan industri produk halal, pengembangan dan perluasan keuangan syariah, pengembangan dan perluasan dana sosial syariah, serta pengembangan dan perluasan kegiatan usaha syariah atau bisnis syariah.
Sementara itu, sebagai upaya dalam penguatan kelembagaan keuangan syariah di dalam negeri serta peningkatan partisipasi Indonesia dalam perekonomian syariah global, pemerintah berencana menggabungkan tiga Bank Syariah yang dimiliki oleh HIMBARA yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah.
“Beberapa hari yang lalu telah ditandatangani Conditional Merger Agreement (CMA) dan telah dilaporkan juga kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan bergabungnya ketiga Bank Syariah tersebut maka nantinya total aset yang dimiliki besarnya sekitar Rp 225 triliun dengan 1.200 kantor cabang di seluruh pelosok tanah air. Diperkirakan pada tahun 2025 asetnya akan mencapai Rp 390 triliun sehingga mampu bersaing secara kompetitif di tingkat nasional, regional maupun gobal,” jelas Wapres.
Mengakhiri sambutannya, Wapres berharap ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dapat terus berkembang di masa mendatang, utamanya melalui dukungan positif oleh media.
“Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan dan jajaran Berita Satu Holdings, khususnya pimpinan dan jajaran Majalah Investor. Saya harapkan agar kita semua senantiasa menggelorakan dan mempromosikan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia agar terus berkembang dan mencapai potensinya,” tutupnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Cendekiawan Muslim Quraish Shihab, Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahadjo dan Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia Tatang Nurhidayat. (SM/AF/SK-KIP, Setwapres)