“Saya kesini tadi untuk melihat dan memastikan bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang berkaitan dengan peternakan sapi dengan jumlah yang besar," tutur Presiden.
Selain itu, Presiden juga ingin memastikan bahwa sapinya gemuk dan sehat. "Rumputnya musim kering saja melimpah apalagi musim hujan," ucap Presiden.‎ Sebagaimana yang dirilis dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.
Presiden menjelaskan, bahwa upaya peternakan sapi seperti di Padang Mangatas ini dapat dijadikan sebuah contoh yang dapat ditiru, sehingga setiap daerah yang memiliki lahan 280 ha dapat ditanami rumput yang bisa dipakai untuk pakan sapi dan sapi-sapi tesebut tidak perlu dikandangkan. Terdapat tiga jenis sapi yang dikembangkan di BPTUHPT, yakni simental, limosin, dan sapi pesisir atau sapi lokal.
"Saya katakan ini sebuah peternakan dengan cost yang murah dan diberikan contoh," kata Presiden.‎
Bahkan Presiden sudah menanyakan kepada Kepala BPTUHPT Sugiono untuk mengembangkan usaha peternakan seperti ini di daerah lain. "Tinggal pelatihan-pelatihan saja di sini dan cukup seminggu," ujar Presiden.Â
Presiden menjelaskan bahwa jumlah sapi yang ada di Padang Mangatas sebanyak 1.250 ekor sapi, seandainya satu sapi harganya Rp15 juta, penghasilan yang didapat sekitar Rp20 miliar. "Setiap provinsi ada, setiap kabupaten ada, sudah rampung," kata Presiden.
Presiden menegaskan, Kepala BPTUHPT menjamin tidak ada kesulitan dalam mengelola peternakan sapi seperti di Padang Mangatas. "Nanti saya undang ke rapat Istana dengan Mentan, mungkin secepatnya kita akan membangun ini," ucap Presiden.‎
Dalam pemikiran Presiden, pusat pembibitan dapat menyediakan inseminasi buatan dan bakalan betina sapi unggul untuk disebarkan ke para petani. "Dua hal ini sangat penting untuk memperkuat peternakan rakyat sehingga swasembada daging sapi dapat terwujud," pungkas Presiden. (Humas Kemensetneg)