Jakarta: Hari Senin (31/8) siang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa sekaligus mencanangkan Program Arsip Masuk Desa, di Kompleks Arsip Nasional Republik Indonesia, Jl. Ampera Raya No. 7, Cilandak Timur, Jakarta Selatan. Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa adalah pengungkapan proses dinamika bangsa dari masa ke masa yang ditampilkan melalui perpaduan arsip, seni, dan teknologi.
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Djoko Utomo melaporkan, Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa dibangun pada gedung seluas 750 M2 dan dibagi dalam delapan Hall. "Sebelum pintu masuk Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa terukir wajah enam Presiden Republik Indonesia, yaitu Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden B. J. Habibie, Presiden K. H. Abdurahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Semua Presiden tersenyum dan kami beri judul “Senyummu Indonesiaku"," terang Djoko.
Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa, lanjut Djoko, dimaksudkan untuk memupuk rasa kecintaan serta membangkitkan ikatan emosional anak bangsa terhadap tanah air, nusa dan bangsanya sejak usia dini. "Kami juga mohon arahan Bapak Presiden pada Program Arsip Masuk Desa. Program ini didasarkan pada pertimbangan bahwa desa merupakan ujung tombak dan garda terdepan dalam sistem pemerintahan di Indonesia dan pemberian layanan kepada masyarakat. Di samping itu, konsep demokrasi di Indonesia bermula dari desa, termasuk di dalamnya pemilihan kepala desa secara langsung," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie dalam sambutannya mengatakan, Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa merupakan dokumentasi seabad kebangkitan bangsa yang periodisasinya diawali dengan masa kejayaan nusantara, masa kebangkitan, masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, menjaga keutuhan bangsa dan mengisi kemerdekaan hingga masa reformasi. "Wahana ini menggambarkan proses dinamika bangsa dari Sabang hingga Merauke, khususnya dalam kehidupan bepolitik, ekonomi dan sosial budaya yang mengarah pada integrasi nasional dalam kerangka NKRI," ujar Aburizal.
Pada acara ini, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara menyerahkan Penghargaan Arsiparis Teladan Tingkat Nasional Tahun 2009. Penerima penghargaan antara lain, Tri Maryanto A. Alimi dari Provinsi Jawa Tengah dan Reny Maryati dari Departemen Luar Negeri. Sementara dalam program pencanangan Program Arsip Masuk Desa, Presiden SBY menyerahkan bantuan sarana kearsipan berupa seperangkat komputer dan sistemnya secara simbolis. Penerima bantuan antara lain, Kepala Desa Bung Ceukok Aceh Besar, Ridwansyah, dan Kepala Desa Losari Purbalingga, Suwadno.
Atas nama negara dan pemerintah, Presiden SBY mengucapkan selamat, terimakasih, dan penghargaan kepada pimpinan dan keluarga besar Arsip Nasional RI yang dapat membangun Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa. "Jajaran Arsip Nasional saya ketahui telah bekerja keras, melakukan berbagai upaya menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu telah saudara laksanakan baik dalam keadaan biasa atau keadaan tidak biasa, dalam kondisi krisis misalnya, di daerah bencana. Saya mengetahui, banyak sekali arsip, dokumen, surat-surat penting yang dapat kita selamatkan utamanya yang dilakukan oleh jajaran Arsip Nasional RI pada saat Aceh mengalami bencana tsunami beberapa tahun yang lalu," ujar SBY.
Presiden SBY didampingi Ibu Ani dan rombongan terbatas, meninjau Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa diipandu Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Kunjungan Presiden SBY ke Arsip Nasional RI itu adalah kunjungan pertama dari seorang Presiden setelah 64 tahun Indonesia merdeka. Hadir dalam acara tersebut antara lain, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Seskab Sudi Silalahi, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/08/31/4613.html
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Djoko Utomo melaporkan, Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa dibangun pada gedung seluas 750 M2 dan dibagi dalam delapan Hall. "Sebelum pintu masuk Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa terukir wajah enam Presiden Republik Indonesia, yaitu Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden B. J. Habibie, Presiden K. H. Abdurahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Semua Presiden tersenyum dan kami beri judul “Senyummu Indonesiaku"," terang Djoko.
Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa, lanjut Djoko, dimaksudkan untuk memupuk rasa kecintaan serta membangkitkan ikatan emosional anak bangsa terhadap tanah air, nusa dan bangsanya sejak usia dini. "Kami juga mohon arahan Bapak Presiden pada Program Arsip Masuk Desa. Program ini didasarkan pada pertimbangan bahwa desa merupakan ujung tombak dan garda terdepan dalam sistem pemerintahan di Indonesia dan pemberian layanan kepada masyarakat. Di samping itu, konsep demokrasi di Indonesia bermula dari desa, termasuk di dalamnya pemilihan kepala desa secara langsung," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie dalam sambutannya mengatakan, Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa merupakan dokumentasi seabad kebangkitan bangsa yang periodisasinya diawali dengan masa kejayaan nusantara, masa kebangkitan, masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, menjaga keutuhan bangsa dan mengisi kemerdekaan hingga masa reformasi. "Wahana ini menggambarkan proses dinamika bangsa dari Sabang hingga Merauke, khususnya dalam kehidupan bepolitik, ekonomi dan sosial budaya yang mengarah pada integrasi nasional dalam kerangka NKRI," ujar Aburizal.
Pada acara ini, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara menyerahkan Penghargaan Arsiparis Teladan Tingkat Nasional Tahun 2009. Penerima penghargaan antara lain, Tri Maryanto A. Alimi dari Provinsi Jawa Tengah dan Reny Maryati dari Departemen Luar Negeri. Sementara dalam program pencanangan Program Arsip Masuk Desa, Presiden SBY menyerahkan bantuan sarana kearsipan berupa seperangkat komputer dan sistemnya secara simbolis. Penerima bantuan antara lain, Kepala Desa Bung Ceukok Aceh Besar, Ridwansyah, dan Kepala Desa Losari Purbalingga, Suwadno.
Atas nama negara dan pemerintah, Presiden SBY mengucapkan selamat, terimakasih, dan penghargaan kepada pimpinan dan keluarga besar Arsip Nasional RI yang dapat membangun Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa. "Jajaran Arsip Nasional saya ketahui telah bekerja keras, melakukan berbagai upaya menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu telah saudara laksanakan baik dalam keadaan biasa atau keadaan tidak biasa, dalam kondisi krisis misalnya, di daerah bencana. Saya mengetahui, banyak sekali arsip, dokumen, surat-surat penting yang dapat kita selamatkan utamanya yang dilakukan oleh jajaran Arsip Nasional RI pada saat Aceh mengalami bencana tsunami beberapa tahun yang lalu," ujar SBY.
Presiden SBY didampingi Ibu Ani dan rombongan terbatas, meninjau Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa diipandu Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Kunjungan Presiden SBY ke Arsip Nasional RI itu adalah kunjungan pertama dari seorang Presiden setelah 64 tahun Indonesia merdeka. Hadir dalam acara tersebut antara lain, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Seskab Sudi Silalahi, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/08/31/4613.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?