Realisasi target-target, lanjut Dino, akan diusahakan melalui wadah yang disebut Joint Task Force on Economic Cooperation atau kelompok kerja untuk kerjasama ekonomi yang telah disepakti kedua negara. Kelompok kerja ini sudah melakukan rapat pertamanya pada 30 April-2 Mei lalu di Jakarta dan dihadiri sekitar 400 pengusaha dan pejabat dari kedua negara. “Jadi memang ada usaha yang kuat untuk menjadikan ekonomi dan sektor swasta sebagai motor dari kerjasama ini,� kata Dino.
Pelipatgandaan perdagangan dan investasi ditargetkan terwujud sampai tahun 2012. Untuk sektor pariwisata, lompatan angka turis dua kali lipat diharapkan terwujud dalam lima tahun mendatang.
Selain itu, ujar Dino, dalam pertemuan bilateral tersebut kedua pemimpin juga sepakat akan mendorong partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur di Indonseia. Ada juga kesepakatan untuk meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi energi di Indonesia. Dalam masalah energi, Indonesia adalah pemasok LNG ke Korsel terbesar kedua.
Selain percepatan kerjasama ekonomi secara riil, kedua pemimpin juga sepakat meningkatkan kerjasama pertahanan. Dalam waktu dekat akan ada pertemuan Joint Defence Logistics and Industrial Committee (JDLIC) di Seoul. Baik Presiden SBY maupun Presiden Roh Moon-hyun sepakat meningkatkan kerjasama pertahanan, terutama untuk industri strategis, termasuk research and development dan joint production. “Presiden SBY mengharapkan hal ini dibahas oleh pejabat pertahanan kedua Negara,� Dino menambahkan.
Menurut Dino, sejak deklarasi kemitraan strategis Indonesia-Korsel pada saat kunjungan Roh Moon-hyun ke Jakarta, Desember 2006, perkembangan kerjasama kedua negara berlangsung cepat. “Kita kan banyak memiliki kemitraan strategis dengan negara-negara lain. Tapi dengan Korsel hal ini diwujudkan secara konkret, dan sektor-sektrnya sangat komprehensif,� ujarnya.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/07/24/2064.html