Pesan itu disampaikan oleh Presiden Yudhoyono kepada PM Brown saatÂ
keduanya mengadakan pertemuan bilateral di kediaman Brown, Downing
Street No 10, London, Inggris, Selasa (31/3).
"Saya berharap tadi melalui PM Brown sebagai 'host' untuk betul-betul bisa dicapai konsensus. Dengan demikian, kita tunjukkan 'we are united'," tutur Presiden saat konferensi pers menjelaskan hasil pertemuan dengan PM Brown.
Tanpa kebersamaan dan tanpa konsensus, presiden mengatakan, dibutuhkan waktu lebih lama lagi bagi dunia untuk keluar dari kondisi krisis keuangan. Pertemuan antara kedua pemimpin pemerintahan itu berlangsung sekitar 20 menit.
Ketika rombongan Presiden Yudhoyono yang didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, dan Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar tiba di Downing Street 10, Gordon Brown ke luar dari kediamannya dan menyambut presiden.
Presiden Yudhoyono dan PM Brown lalu bersalaman dan sempat memberi kesempatan media massa untuk memotret keduanya. Dalam pembicaraan tentang G20, Presiden Yudhoyono menyatakan kepada PM Brown bahwa Indonesia mendukung penuh pelaksanaan pertemuan G20 dan berharap forum itu dapat menghasilkan aksi nyata internasional yang terkoordinasi agar dunia dapat keluar dari kondisi krisis keuangan.
"Begitu juga saya menggarisbawahi pentingnya 'global financial architectur reform' yang tentunya bisa membikin lebih kredibel semua international financial institution," tutur Presiden.  Pada tataran bilateral, Presiden Yudhoyono dan PM Brown berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Pada 2008, volume perdagangan Indonesia-Inggris mencapai US$2,4 miliar dan Inggris selama lima tahun terakhir adalah investor nomor dua terbanyak di Indonesia.
Pada pembicaraan tersebut, Presiden Yudhoyono mengajak Inggris, khususnya British Petroleum untuk berinvestasi di bidang energi biofuel, serta meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata.
Selain itu, Indonesia dan Inggris sepakat untuk melanjutkan kerja sama di bidang pencegahan terorisme dan meningkatkan forum kerja sama Islamic Advisory Council melalui tukar-menukar ulama antara kedua negara.
Sedangkan di tingkat regional, Presiden Yudhoyono dan PM Brown membicarakan masalah demokratisasi Myanmar. "Saya menekankan pada beliau bahwa kita harus mendukung proses
demokratisasi yang sedang terjadi di Myanmar melalui Pemilu yang akan dilaksanakan tahun depan," tutur presiden.  Â
Kepada PM Brown, Presiden menegaskan dukungan Indonesia terhadap proses demokratisasi Myanmar dan berharap pemilu tahun depan dilaksanakan secara inklusif, transparan, kredibel, dan mengajak semua pihak untuk terlibat.
Sumber:
"Saya berharap tadi melalui PM Brown sebagai 'host' untuk betul-betul bisa dicapai konsensus. Dengan demikian, kita tunjukkan 'we are united'," tutur Presiden saat konferensi pers menjelaskan hasil pertemuan dengan PM Brown.
Tanpa kebersamaan dan tanpa konsensus, presiden mengatakan, dibutuhkan waktu lebih lama lagi bagi dunia untuk keluar dari kondisi krisis keuangan. Pertemuan antara kedua pemimpin pemerintahan itu berlangsung sekitar 20 menit.
Ketika rombongan Presiden Yudhoyono yang didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, dan Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar tiba di Downing Street 10, Gordon Brown ke luar dari kediamannya dan menyambut presiden.
Presiden Yudhoyono dan PM Brown lalu bersalaman dan sempat memberi kesempatan media massa untuk memotret keduanya. Dalam pembicaraan tentang G20, Presiden Yudhoyono menyatakan kepada PM Brown bahwa Indonesia mendukung penuh pelaksanaan pertemuan G20 dan berharap forum itu dapat menghasilkan aksi nyata internasional yang terkoordinasi agar dunia dapat keluar dari kondisi krisis keuangan.
"Begitu juga saya menggarisbawahi pentingnya 'global financial architectur reform' yang tentunya bisa membikin lebih kredibel semua international financial institution," tutur Presiden.  Pada tataran bilateral, Presiden Yudhoyono dan PM Brown berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Pada 2008, volume perdagangan Indonesia-Inggris mencapai US$2,4 miliar dan Inggris selama lima tahun terakhir adalah investor nomor dua terbanyak di Indonesia.
Pada pembicaraan tersebut, Presiden Yudhoyono mengajak Inggris, khususnya British Petroleum untuk berinvestasi di bidang energi biofuel, serta meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata.
Selain itu, Indonesia dan Inggris sepakat untuk melanjutkan kerja sama di bidang pencegahan terorisme dan meningkatkan forum kerja sama Islamic Advisory Council melalui tukar-menukar ulama antara kedua negara.
Sedangkan di tingkat regional, Presiden Yudhoyono dan PM Brown membicarakan masalah demokratisasi Myanmar. "Saya menekankan pada beliau bahwa kita harus mendukung proses
demokratisasi yang sedang terjadi di Myanmar melalui Pemilu yang akan dilaksanakan tahun depan," tutur presiden.  Â
Kepada PM Brown, Presiden menegaskan dukungan Indonesia terhadap proses demokratisasi Myanmar dan berharap pemilu tahun depan dilaksanakan secara inklusif, transparan, kredibel, dan mengajak semua pihak untuk terlibat.
Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/67405/23/2/Pertemuan_G-20_Diharapkan_Hasilkan_Konsensus_Nyata
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?