Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin, saat menghadiri acara peresmian pemberlakuan Piagam ASEAN.
"Dengan Piagam ASEAN kita lebih terikat dari sebelumnya, untuk menyelesaikan perbedaan antara kita (di masa mendatang) dengan cara-cara yang lebih bersahabat," kata Presiden.
Menurut Kepala Negara, di masa mendatang diharapkan perbedaan-perbedaan yang ada di antara negara ASEAN dapat menjadi aset, bukan potensi perselisihan sehingga ASEAN dapat lebih bersatu.
Piagam ASEAN, lanjut dia, juga memperkuat integrasi kawasan yang menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berdasar hukum dan berbasis masyarakat, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
Negara-negara ASEAN menyamakan komitmen dan semangatnya untuk menuju masyarakat ASEAN 2015 dengan Piagam, katanya.
Presiden menilai dengan Piagam ASEAN, negara-negara anggota ASEAN lebih siap menyelesaikan permasalahan dan tantangan-tantangan dunia internasional saat ini, mulai dari perubahan iklim, krisis energi dan makin mendekatnya
batas akhir pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) serta kompetisi di era globalisasi.
Kepala Negara juga mengatakan bahwa dengan adanya ASEAN, maka kawasan Asia Tenggara telah menikmati perdamaian dan stabilitas dalam empat dasawarsa terakhir.
Setelah mengalami intervensi dari berbagai bangsa di era kolonial, kawasan Asia Tenggara memimpin perubahan dan pergerakan di kawasan dan sekitarnya melalui berbagai forum, antara lain ASEAN+3 dan ARF (ASEAN Regional Forum).
Piagam ASEAN mula-mula dijadwalkan diresmikan pemberlakuannya bersamaan dengan pertemuan puncak ASEAN di Thailand yang diundur pada 2009 akibat krisis politik di Thailand.
Mengingat mendesaknya pemberlakuan Piagam ASEAN --yang telah dinantikan ASEAN selama 41 tahun -- maka Indonesia mengusulkan agar peresmian pemberlakuan Piagam ASEAN itu tetap diselenggarakan sesuai rencana (15 Desember) di Sekretariat ASEAN.
Dengan disaksikan oleh para perwakilan dari negara-negara sahabat ASEAN, Presiden Yudhoyono, Sekjen ASEAN, dan 10 Menlu ASEAN bersulang guna
meresmikan pemberlakuan Piagam ASEAN.
Pada acara yang berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB itu juga dilakukan mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang mendiang mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas, yang wafat pekan lalu dan dalam dua tahun terakhir
telah menggodok embrio Piagam ASEAN.
Selain dihadiri oleh Presiden Yudhoyono, Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia
Bersatu, tampak juga sejumlah duta besar negara sahabat.
ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura, Filipina, Laos, dan Vietnam.  (*)