"Dua tahun yang lalu, bulan Desember, saat saya ke Motaain, saya ingat betul bangunan pos lintas perbatasan yang ada di sini kalau dibandingkan dengan pos lintas yang ada di negara sebelah, Timor Leste, betul-betul saya sangat malu. Kantornya dengan kantor kelurahan saja lebih bagus kantor kelurahan," ungkap Presiden dalam sambutannya.
Saat itu, Presiden meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera meruntuhkan bangunan lama dalam waktu dua minggu. Beliau juga menargetkan pembangunan pos baru tersebut dapat diselesaikan selama dua tahun ke depan. Demikian dilansir dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Masalah nasionalisme dan harga diri bangsa lah yang kemudian mengusik Presiden. Sebagai wajah negara Indonesia, tentu kita tak ingin tampak buruk di mata negara-negara lain, khususnya negara tetangga. Oleh karenanya, selain memperbaiki kualitas bangunan, Kepala Negara juga menginstruksikan untuk turut dilakukan perbaikan kualitas pelayanannya.
"Saya minta seluruh pimpinan dan karyawan baik imigrasi, bea cukai, karantina, dan aparat-aparat yang lain betul-betul layanilah rakyat dengan baik. Siapapun yang melintas di sini dilayani dengan baik, karena ini wajah kita, wajah Indonesia," ucapnya.
Selain itu, Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo kembali mewanti-wanti soal pungutan liar.Â
"Jangan sampai lagi ada pungli. Hati-hati, kalau saya sudah bicara seperti ini hati-hati. Saya minta kecepatan dan perbaikan pelayanan betul-betul berubah. Bukan hanya fisiknya, tetapi layanannya juga harus diperbaiki," tegasnya.
Pembangunan Kawasan Ekonomi di NTT
Perhatian khusus yang diberikan pemerintah pada wilayah perbatasan di Indonesia tak hanya pada pembangunan fisik saja, namun juga mencakup perbaikan kondisi perekonomian wilayah setempat. Untuk itu, pemerintah bertekad pada tahun 2017 mendatang untuk mulai membangun wilayah perbatasan tersebut menjadi sebuah kawasan ekonomi yang dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat.
"Ini bukan urusan pos, saya juga minta ini menjadi sebuah kawasan ekonomi. Jadi tahun ini saya minta diselesaikan urusan pasar tradisional untuk masyarakat nantinya. Nantinya di Motaain ini juga akan menjadi kawasan ekonomi, menjadi titik pertumbuhan baru bagi NTT," jelas Presiden.
Guna mewujudkannya, Presiden sadar bahwa kunci utama bagi perkembangan NTT ialah adanya ketersediaan air. Maka itu pemerintah juga membangun sejumlah waduk di NTT untuk mengatasi permasalahan tersebut.Â
"Tadi omong-omong dengan Bupati Belu masih mau nambah lagi waduknya. Waduh, waduknya ini sudah 49 untuk seluruh Indonesia. Di NTT ada 7, ini mau nambah lagi. Tapi memang kuncinya ada di situ. Kuncinya air, tidak ada yang lain. Kalau air ada, NTT akan hijau dan pertaniannya bagus. NTT saya kira mempunyai potensi untuk pengembangan itu," jelasnya.
Presiden juga meyakini bahwa perekonomian wilayah perbatasan NTT akan terus berkembang dalam dua tahun ke depan. Selain itu ia juga yakin bahwa produk-produk setempat dapat menembus pasar ekspor, utamanya ke negara-negara tetangga.
Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri selaku Ketua Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tjahjo Kumolo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
Memberikan Kebanggaan pada Masyarakat
Selain meresmikan PLBN Motaain, Presiden dan Ibu Iriana juga meninjau PLBN Motamasin yang berada di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT. Kepada jurnalis, Presiden menjelaskan bahwa kini pembangunan dimulai dari pinggir, dari desa dan akan terus dilakukan. "Dan kita lihat memang daerah-daerah perbatasan sudah seperti ini sekarang, di Entikong, Motaain, Motamasin. Sekarang silakan dibandingkan dengan negara tetangga, kita lebih baik," ujar Presiden.
Selain lebih baik kualitas bangunannya, PLBN dengan bangunan yang baru ini akan memberikan rasa bangga pada masyarakat di sekitar PLBN. Â "Rakyat menjadi sangat bangga terhadap daerahnya, terhadap negaranya," kata Presiden.
Seperti PLBN lain, Presiden meminta agar PLBN Motamasin juga menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat dengan membangun pasar tradisional. "Pasar tradisional, penting untuk rakyat, untuk perputaran uang yan lebih banyak, untuk pergerakan ekonomi yang lebih baik, perbatasan penting sekali," ujar Presiden.
Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri selaku Ketua Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tjahjo Kumolo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?