Potensi Kepulauan Nias: Pariwisata dan Perikanan

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 20 Agustus 2016
Di baca 1175 kali

"Saya lihat dari atas pas turun, potensi terbesar ada dua menurut saya. Pertama, pariwisata. Kedua, perikanan. Dua ini kita harus fokus," tegas Presiden.

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo meyakini, bila Kepulauan Nias ini fokus pada dua potensi tersebut, pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan meningkat dengan tajam. Presiden pun meminta pembangunan industri cold storage perikanan untuk dapat dimulai. Demikian seperti rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

"Tapi sekali lagi, faktor keamanan sangat diperlukan. Faktor keterbukaan menerima investasi juga diperlukan. Faktor dalam menerima wisatawan juga harus terus disampaikan ke masyarakat," imbuhnya.

Terkait dengan potensi wisata dan kaitannya dengan infrastruktur jalan di daerah tersebut, Presiden menyatakan bahwa saat ini sudah tidak ada masalah yang berarti.

"Tadi saya lihat di beberapa ruas jalan, di sini insya Allah tidak ada masalah," terang Presiden.

Perbaikan Infrastruktur Penunjang Pariwisata Nias

Kehadiran Presiden Joko Widodo di Kepulauan Nias tidak disia-siakan oleh pemerintah daerah setempat. Ketika menginjakkan kakinya di Nias, Presiden langsung mendapatkan laporan mengenai segala permasalahan yang ada di daerah tersebut.

"Tadi siang begitu menginjakkan kaki saya di Pulau Nias ini yang saya dengar adalah masalah-masalah,‎ langsung dari Pak Bupati dan Pak Walikota," ungkap Presiden.

Kepada Presiden Joko Widodo, pemerintah daerah setempat mengeluhkan kekurangan listrik sebanyak 23 megawatt. Untuk diketahui, saat ini pasokan listrik yang tersedia di Kabupaten Nias ialah sebesar 27 megawatt. Adapun berdasarkan perhitungan, Kepulauan Nias setidaknya membutuhkan 50 megawatt agar daerah tersebut tidak mengalami kekurangan listrik.

"Saya jawab langsung tadi. Saya tambah 25 megawatt. Yang sekarang ada 27, saya tambah 25 megawatt. Selesai nanti bulan Oktober," terang Presiden.

Ternyata, persoalan kekurangan listrik di Kepulauan Nias tak berhenti sampai di situ. Rupanya, pemerintah daerah setempat telah memperhitungkan kebutuhan listrik daerah apabila proyek pariwisata daerah tersebut berhasil berkembang.

"Kalau pariwisata di sini berkembang, masih kurang 25 megawatt," terang Presiden menirukan laporan yang diterimanya tersebut.

Presiden pun akhirnya menyanggupi untuk menambahkan sebesar 25 megawatt lagi pada akhir 2017. Sehingga total jumlah pasokan listrik yang akan dibangun pemerintah di Kepulauan Nias hingga akhir 2017 ialah sebesar 50 megawatt. Namun demikian, Presiden meminta pemerintah daerah setempat untuk juga berusaha mendatangkan investor yang mampu memajukan pariwisata daerah tersebut.

"Datangkan investor yang berkaitan dengan pariwisata, hotel-hotel, semua harus segera masuk. Tapi Pak Bupati dan gubernur memang rajin, waktu saya bicara ternyata sudah disiapkan," ungkapnya.

Selain persoalan pasokan listrik, keluhan soal infrastruktur bandara juga disampaikan kepada Presiden. Runway bandara yang tidak mendukung kehadiran pesawat-pesawat besar merupakan ganjalan bagi daerah setempat untuk mengembangkan potensi pariwisatanya.

"Di sini runway bandaranya kurang panjang. Yang bisa terbang ke Nias hanya ATR, pesawat yang agak besar tidak bisa. Minta ditambah panjangnya. Ya, saya sanggupi," ucapnya.

Pada tahap pertama, pemerintah akan menambahkan panjang runway Bandara Binaka sepanjang 2.200 meter. Kemudian, pada tahap berikutnya, pemerintah menyanggupi untuk kembali menambahkannya sepanjang 2.800 meter.

"Ditambah jadi 2.200 di tahap pertama. Itu yang bomber sudah bisa masuk. Tahun depannya saya tambah 2.800. Berarti semua pesawat sudah bisa turun," terang Presiden.

Tampak hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi. Hadir pula Bupati Nias Sokhiatuto Laoly, Walikota Gunungsitoli Lakhomi Zaro Zebua, Bupati Nias Utara M Ingati Nazara, Bupati Nias Barat Faduhusi Daili, dan Bupati Nias Selatan Hilarius Duha.

Sebelum menyampaikan sambutan, Presiden dan Ibu Iriana mengikuti acara prosesi penyerahan Baju Kebesaran Nias. (Humas Kemensetneg) 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
3           0           1           2           0