Presiden Joko Widodo pagi ini melakukan pertemuan dengan siswa dan siswi SMA Taruna Nusantara di Istana Negara, Jakarta. Kepada sekitar 393 pelajar yang hadir pada kesempatan itu, Kepala Negara menanamkan optimisme untuk menatap masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik.
"Saya ingin mengajak untuk optimistis menatap masa depan bahwa negara ini akan menjadi sebuah negara besar dengan usaha keras, kerja keras, dan kita harus meyakini bahwa 2045 itu Indonesia akan menjadi negara yang masuk lima besar ekonomi dunia," kata Presiden pada Senin, 9 April 2018.
Visi Indonesia Emas 2045 seperti yang disebutnya olehnya itu, menurut Presiden, tidak mustahil untuk diwujudkan. Pada tahun tersebut, Kepala Negara meyakini bahwa Indonesia merupakan lima besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia di mana PDB Indonesia mencapai USD9,1 triliun dengan pendapatan per kapita USD29.300 dari 309 juta penduduk.
Sementara dalam sejumlah riset lain seperti yang dipublikasikan Bappenas, McKinsey, dan Bank Dunia, Indonesia diperkirakan akan mampu menembus sepuluh besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030 mendatang.
Perkiraan-perkiraan tersebut dapat diwujudkan bila seluruh elemen bangsa mau bekerja keras, tahan uji, dan tahan banting menghadapi segala ujian yang dihadapi bangsa. Ia berujar, tidak pernah ada suatu negara yang mampu secara instan menjadi negara besar tanpa melalui kerja keras, seperti dikutip dari rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
"Negara ini akan menjadi negara yang kuat ekonominya kalau kita mampu mengatasi rintangan-rintangan yang ada. Kalau kita mampu mengarungi ujian-ujian yang ada, pasti diuji. Pasti ada rintangan, pasti ada hambatan, dan mampu mengatasi cobaan-cobaan yang ada," ucapnya.
Untuk itu, Kepala Negara menyampaikan pesannya untuk para pelajar Taruna Nusantara agar mulai mempersiapkan diri menjadi pribadi tangguh yang kelak akan memajukan bangsa Indonesia.
"Sebagai generasi yang nantinya akan memimpin negara ini ya harus tahan banting, tahan uji, tidak cengeng, dan tidak manja. Apalagi bermalas-malasan," tuturnya.
Lebih lanjut, Presiden kembali menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah saat ini merupakan fondasi awal bagi negara untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia itu juga untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Tujuh belas ribu pulau yang kita miliki membutuhkan infrastruktur-infrastruktur itu. Koneksi antarpulau dan antarkota memerlukan sarana-sarana seperti itu," ucapnya.
Turut hadir mendampingi Presiden, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?