Presiden akan Bangun KBRI Lebih Besar di Berlin

 
bagikan berita ke :

Selasa, 19 April 2016
Di baca 670 kali

"Tadi di mobil, Dubes bisik-bisik ke saya, jangan bayangkan (KBRI) kaya Ruko, begitu belok dan naik saya percaya. Sebenarnya ada lahan 3000 meter persegi, siapkan saja nanti saya pulang siapkan duitnya," kata Presiden.

 

Presiden mengatakan, Indonesia adalah negara besar yang memiliki 252 juta jiwa dan 17.000 pulau, sehingga tidak seharusnya kita mengecilkan diri sendiri di mata internasional, seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.

 

"Saya sudah 17 tahun sering pameran di sini, saya kadang jengkel. Selalu dapat di belakang, dan dekat toilet lagi. Kalau di belakang tidak usah ke luar, ini menyangkut branding, persepsi kita. Sudah tidak gede, terpencil dekat toilet," ucap Presiden.

 

Presiden juga menegaskan, bahwa tidak boleh lagi kementerian dan lembaga melakukan  pameran sendiri-sendiri di luar negeri. Karena hal ini menyangkut persepsi, berkaitan dengan citra Indonesia di dunia internasional.

 

Dalam pertemuan itu, Presiden kembali mengingatkan kepada masyarakat yang hadir mengenai era persaingan yang kini sudah dimulai. Indonesia menguasai 45 persen GDP (Gross Domestic Product) di ASEAN, untuk itu Presiden meminta masyarakat untuk siap menghadapi kompetisi tersebut dalam ruang lingkup MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

 

"Kita konsentrasi pada tiga hal, deregulasi, percepatan pembangunan infrastruktur, dan penguatan kualitas SDM (sumber daya manusia)," terang Presiden.

 

Kompetisi dalam wilayah perdagangan juga menjadi fokus Pemerintah saat ini. Setelah MEA, kini Pemerintah akan beranjak ke tingkatan yang lebih tinggi lagi dengan melakukan kerja sama Free Trade Agreement (FTA) dalam skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan juga Trans Pacific Partnership (TPP).

 

"Karena setelah CEPA kita siap masuk TPP, kompetisi tak bisa dihindari lagi. Komitmen kita hanya ada dua, terbuka dan kompetisi. Mau tidak mau harus siap. Memang bukan sesuatu yang gampang, tapi saya yakin jika ini konsisten dilakukan dengan sumber daya yang besar termasuk SDM, pertarungan akan kita menangkan dan kita tidak mau jadi pecundang," kata Presiden.

 

Penyiapan SDM di Era Keterbukaan dan Kompetisi

 

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyinggung pentingnya penyiapan SDM di era keterbukaan dan kompetisi. Terkait itu, Presiden menceritakan pertemuannya dengan Kanselir Republik Federal Jermal, Angela Markel yang menekan kerjasama pendidikan dan training vokasi. Sebelumnya, Presiden melakukan kunjungan ke Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi Profesional di Siemenstadt, Senin (18/4).

 

Presiden berharap komitmen kerjasama dengan Jerman dalam pelatihan dan pendidikan vokasi bisa mempercepat lahirnya tenaga kerja dengan skill yang baik dan memiliki disiplin yang tinggi. Beberapa negara sudah lebih dahulu bekerjasama dengan Jerman mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi. "Vietnam sudah kesini 4 tahun yang lalu, Malaysia sudah 2 tahun lalu. Walaupun kita baru datang sekarang, nanti saya yakin kita bisa mengejar mereka," ujar Presiden.

 

Dalam sambutan pengantarnya, Duta besar Fauzi Bowo menyampaikan, bahwa Presiden Joko Widodo adalah Presiden Republik Indonesia pertama yang berkunjung ke kantor KBRI di Berlin. Selain Dubes Fauzi Bowo, ikut mendampingi Presiden, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menteri Perdagangan (Mendag) Tom Lembong, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, dan Kepala BKPM, Franki Sibarani.

 

Setelah dialog dan foto bersama dengan warga Indonesia di Jerman, Presiden langsung bertolak ke Bandara Intetnadional Tegel, Berlin, Jerman untuk melanjutkan kunjungan resmi ke Inggris. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0