Perhatian pemerintah terhadap akses kepada pendidikan yang layak bagi pelajar Indonesia sangatlah besar. Perhatian tersebut ditunjukkan salah satunya melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Melalui program tersebut, para pelajar diberikan bantuan keuangan untuk menempuh pendidikan.
Dalam kunjungan kerjanya ke Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (15/1/2018), Presiden Joko Widodo kembali menyerahkan KIP kepada para pelajar di Kota Batik itu. Sebanyak 1.784 pelajar menerima KIP yang diserahkan Presiden kali ini. Jumlah tersebut terdiri atas 699 pelajar SD, 458 pelajar SMP, 501 pelajar SMA/SMK, dan 126 untuk yang menempuh jenjang kesetaraan.
"Anak anak tahu, di kartu ini untuk yang untuk SD ada dana Rp450 ribu, tahu ya? Yang SMP Rp750 ribu. Untuk SMA/SMK Rp1 juta. Sudah tahu semua ya?" kata Presiden kepada para pelajar yang hadir di SMA Negeri 1 Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Di hadapan para pelajar penerima KIP, Kepala Negara berpesan agar bantuan pendidikan tersebut dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Presiden pun mengingatkan agar bantuan tersebut tidak disalahgunakan untuk membeli hal-hal lain yang tidak terkait langsung dengan pendidikan.
"Untuk beli seragam sekolah boleh? Beli buku sekolah boleh? Untuk beli pulsa boleh? Mana tadi yang bilang boleh? Maju ke depan yang bilang boleh. Tidak boleh!" ujarnya.
Berdasarkan rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Dalam kesempatan yang sama, Kepala Negara juga turut menyerahkan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) kepada sejumlah keluarga prasejahtera. Sebanyak seribu keluarga mendapatkan bantuan PKH dalam kesempatan ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dalam laporannya kepada Presiden menyebutkan bahwa khusus di Pekalongan, terdata sebanyak 21 ribu keluarga yang memperoleh bantuan PKH dengan total dana bantuan sebesar Rp40 miliar.
"Untuk penerima manfaat di seluruh Jawa Tengah sebanyak 953.573 keluarga dengan total bantuan Rp1,8 triliun," ujar Muhadjir.
Tampak hadir dalam acara ini, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa; Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki; dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Humas Kemensetneg)