Presiden menyampaikan hal itu dalam jumpa persnya dengan wartawan Indonesia di Hotel Sapporo Korakuen, Sapporo, Kamis (10/7), untuk menyampaikan keterangan berbagai kegiatan yang diikutinya selama berada Hokkaido.
"Saya berpendapat justru ada kemajuan. Ada titik terang dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Suasana pertemuan juga lebih lunak. Lebih terbuka," kata Presiden.
Presiden kemudian membandingkannya dengan KTT sebelumnya di Jerman dan beberapa pertemuan internasional lainnya, termasuk Konferensi di Bali. Di KTT Hokkaido, sangat terasa sekali tanggungjawab moral yang harus dilaksanakan bersama antara negara maju dan berkembang.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara industri maju (G8)  di Hokkaido dalam pemberitaan media internasional digambarkan sebagai hasil yang tawar karena tidak mencantumkan suatu upaya kongkrit, baik berupa besaran dana maupun bentuk target pengurangan emisi gas rumah kaca yang lebih mengikat bagi setiap negara maju dan berkembang.
Pertemuan yang berlangsung Senin (7/7) hingga Rabu (9/7) lalu itu hanya mencantumkan komitmen semata, yang menurut kalangan LSM tidak memberikan kemajuan yang berarti.
Kepala negara juga mengakui bahwa dalam pertemuan serupa soal perubahan iklim sangat terasa ketegangannya, dan terlihat masih mempertahankan kepentingan nasional dari masing-masing negara. Bahkan tidak jarang menimbulkan ketegangan serius di antara masing-masing negara.
"Kemajuan yang berarti itu adalah persetujuan dari semua negara maju dan berkembang untuk berkomitmen memenuhi target jangka panjang pengurangan emisi gas hingga lima puluh persen pada tahun 2050, dari kondisi saat ini," katanya.
Lebih jauh Presiden menjelaskan bahwa semua negara kini sadar sepenuhnya kalau persoalan di negara berkembang tidak di atasi segera dan bersama, akan menimbulkan persoalan bagi negara maju juga. Melihat potensi persolan yang besar, maka Presiden pun dalam pembicaraan bilateralnya dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon mengusulkan untuk mengadakan pertemuan lanjutan di tingkat menteri guna menindak lanjuti komitmen yang telah dicapai dalam KTT Hokkaido. "Pesan saya jelas kepada PBB agar jangan kehilangan momentum yang baik ini," katanya.
KTT G-8 Hokkaido sendiri membahas empat isu utama dunia, yaitu perubahan iklim, dinamika ekonomi global, keamanan energi, dan ketahanan pangan. Kemajuan lainnya yang digambarkan presiden saat bertemu para pemimpin negara G-8 adalah kesediaan negara-negara G-8 dan negara berkembang untuk saling take and give, sekaligus fleksibel dalam masalah lingkungan dan perubahan iklim.
Negara-negara yang hadir juga bersedia membangun konsensus untuk mencapai target 2050 mengurangi setengah emisi gas dari kondisi saat ini. "Kesediaan membangun konsensus inilah yang perlu dihargai karena berupaya untuk mencari solusi bagi persoalan global yang tidak jarang ditemui banyak kebuntuan di sana sini," ujar Presiden.
Sumber :
http://www.mediaindonesia.com/