“Penghargaan saya yang tinggi, karena PT. Telkom dan Republika memberi contoh bagaimana sebagai sebuah perusahaan, yang satu milik negara, yang satu privat, dapat melakukan sesuatu untuk membantu masyarakatnya, publiknya. Kalau prakarsa dan komitmen ini makin luas, saya yakin kita akan benar-benar memasuki satu era dimana keadilan sosial makin tegak di negeri tercinta ini, “ kata Presiden dalam sambutan acara Silaturahmi Peserta Reuni Akbar Pelatihan Guru dalam rangka CSR Republika – Telkom, Sabtu (2/6), di Istana Negara.
“Pelatihan ini sesungguhnya upgrading atau peningkatan kualitas. Saya tahu, para guru yang ada di depan saya ini memiliki komitmen yang tinggi dan memiliki jiwa pengabdian yang tinggi. Juga memiliki basis pengetahuan yang cukup pengalaman yang juga tidak sedikit. Dengan pelatihan yang dilakukan ini, saya yakin akan makin meningkat self confident, dan akan makin kuat rasa percaya diri, sehingga makin banyak yang bisa dilakukan, � lanjut Presiden.
Menyangkut dunia pendidikan, kata Presiden, bangsa yang menang dalam kompetisi global adalah bangsa yang cerdas. "Tidak secara intelektual semata, tetapi dari apa yang saya lihat selama ini, negara - negara lain yang bangsanya benar - benar mencapai tingkat kemajuan yang sangat tinggi, itu karena memiliki human capital, human resources, daya saing dan keunggulan yang tinggi.
“Bangsa yang disebut unggul, apabila memang pertama - tama memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi makin tinggi, makin unggul, makin kompetitif. Yang kedua adalah memiliki mental kepribadian yang tangguh, kokoh, bersemangat, ulet tidak gampang menyerah, tidak mudah salah menyalahkan. Kalau bangsa lain bisa, kita juga bisa. Disamping itu, bangsa yang maju, adalah mentalnya tangguh, mereka juga rukun bersatu, tidak terpecah pecah, maka lahirlah kekuatan dahsyat dari sebuah negara itu, "lanjut Presiden.
“Kekuatan itu tidak datang dengan sendirinya. Tidak jatuh dari langit, tapi dibangun dan diciptakan. Bagaimana kita membentuk nilai watak kepribadian, pengetahuan, kecerdasan, kerukunan, harmoni, toleransi melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bukan sekedar mentransformasi ilmu knowledge science skill, tetapi pendidikan harus menciptakan nilai dan membentuk watak serta mengubah perilaku menjadi manusia yang tangguh. Oleh karena itu saya menitip pesan kepada para guru dimanapun, lihatlah utuh apa yang harus dibangun dari segi manusianya, dari segi pengembangannya, “ kata Presiden.
Hadir pada acara ini, selain Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, juga Menkokesra Aburizal Bakrie, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menkominfo M.Noeh, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Jubir Andi Mallarangeng. Usai memberikan sambutan, Presiden dan Ibu Negara beserta para menteri beramah tamah dengan para peserta pelatihan yaitu para guru yang berjumlah sekitar 500 orang.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/06/02/1900.html