Presiden Berharap Asian Games Bisa Merekatkan Hubungan Dua Korea

 
bagikan berita ke :

Senin, 06 Agustus 2018
Di baca 937 kali

Presiden Joko Widodo berharap ajang multicabang olahraga Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Indonesia bisa menjadi salah satu ajang untuk merekatkan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Hal ini juga merupakan salah satu komitmen Indonesia yang mendukung terciptanya perdamaian di Semenanjung Korea.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo saat keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu, 5 Agustus 2018.

"Indonesia akan terus memberikan dukungan bagi terciptanya Semenanjung Korea yang bebas senjata nuklir. Indonesia juga akan menggunakan Asian Games nanti sebagai event yang dapat lebih merekatkan hubungan antara dua Korea," kata Presiden seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, dalam konteks hubungan kedua negara, Asian Games dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk membangun kepercayaan antara kedua negara.

"Karena kan yang penting dalam kita membahas proses perdamaian, yang harus terus dijaga itu adalah trust and confidence building, harus dibangun terus. Indonesia ingin memberikan kontribusi di dalam trust and confidence building itu," kata Menlu.

Retno Marsudi menambahkan bahwa Menlu Pompeo baru saja berkunjung ke Pyongyang pasca-KTT Presiden Donald Trump dengan Presiden Kim Jong Un. Saat bertemu Presiden Joko Widodo, Pompeo pun menyampaikan hal terkait proses perdamaian di Semenanjung Korea.

"Disampaikan bahwa memang ada kemajuan tetapi kemajuannya tidak secepat yang diharapkan," imbuhnya.

Two States Solution untuk Palestina

Selain membahas mengenai perdamaian di Semenanjung Korea, isu global lain yang juga dibahas oleh Presiden Jokowi dan Pompeo adalah mengenai Palestina. Presiden menginginkan agar isu Palestina ini dikelola dengan baik.

"Kesalahan mengelola isu Palestina akan menyebabkan instabilitas, tidak saja di kawasan Timur Tengah namun juga dunia," kata Presiden.

Presiden menuturkan bahwa isu Palestina merupakan perhatian besar rakyat dan pemerintah Indonesia. "Indonesia tetap berpendirian bahwa two state solution merupakan satu-satunya opsi bagi kemajuan proses perdamaian," jelas Presiden.

Senada dengan Presiden, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Palestina merupakan prioritas politik luar negeri Indonesia.

"(Palestina) ada di setiap hati masyarakat Indonesia. Oleh karena itu Presiden terus berharap agar Amerika memberikan peran yang kontributif kepada proses perdamaian," kata Menlu. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0