Dalam sambutannya pada acara peresmian Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di area parkir bandara yang terletak sekitar 22 km dari Kota Makasar tersebut, Jumat (26/9), Presiden mengatakan, pembangunan infrastruktur dimulai dari simpul-simpul strategis seperti Makassar, untukmeraih peluang ekonomi masa depan.
"Peresmian ini mestilah diletakkan dalam konteks menjangkau ke depan untuk menyambut peluang ekonomi di Tanah Air maupun kawasan dunia," katanya Â
Selain menandatangani Prasasti Peresmian Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, pada kesempatan yang sama Presiden Yudhoyono juga menandatangani peresmian Jalan Tol Seksi IV Dalam Kota Makassar dan tiga lempeng tanda dimulainya pengoperasian Kapal Motor Gunung Dempo, KM Enpebe Ekspres dan KM Kasuari Pasifik milik PT Pelni.
Selain berharap peresmian berbagai infrastruktur itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi, Kepala Negara juga berharap agar pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan. Kepala Negara meminta pihak operator maupun pemerintah provinsi dapat merawat sarana infrastruktur berbiaya tinggi tersebut.
"Jangan karena kealpaan dan kemalasan, apa yang kita bangun mudah rusak dan harus diperbaiki dengan biaya yang tidak sedikit," ujarnya.
Presiden dalam sambutannya juga menyatakan rasa bangganya karena Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang mulai dibangun pada 2005 dengan biaya sekitar Rp600 miliar itu sepenuhnya menggunakan tenaga kontraktor dan konsultan lokal.
Presiden Yudhoyono menjelaskan, saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan kerjasama dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur guna mengejar keuntungan dari perdagangan internasional.
Untuk itu, pembangunan infrastruktur dan transportasi merupakan pilar penting yang menunjang kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat pasca krisis juga membawa konsekuensi bertambahnya kebutuhan pembangunan infrastruktur.
Sejak 2005, kata Presiden, pemerintah telah meningkatkan anggaran untuk infrastruktur sebesar 165 persen dari Rp21 triliun menjadi Rp58 triliun.
"Namun jumlah yang tidak sedikit itu tetap belum mampu membiayai infrastruktur di seluruh Indonesia yang mengutamakan proyek strategis seperti Bandara Sultan Hasanuddin dan Jembatan Suramadu," jelasnya.
Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono berharap pemerintah daerah membuka pintu sektor swasta yang ingin berinvestasi di bidang infrastruktur.
Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/