Ketua Komnas Perempuan, Kamala Chandrakirana, dalam sambutannya mengatakan, Komnas Perempuan sangat bangga terhadap perempuan Indonesia yang telah menjadi salah satu ujung tombak dalam seluruh upaya bangsa dan negara untuk memperbaharui dirinya. Mereka telah melespaskan diri dari belenggu-belenggu masa lalu yang menyesatkan. "Ke depan, kita semua perlu memberi tempat layak bagi para korban yang telah menjadi saksi sejarah melalui tubuh dan perjuangan hidupnya," kata Kamala.
"Mereka perlu diberi tempat yang layak dan bermartabat di dalam seluruh bidang kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat saat ini. Bukan hanya demi pemenuhan hak-hak korban, melainkan juga demi peneguhan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan seluruh bangsa," Kamala menjelaskan.
Presiden SBY menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Komnas Perempuan, yang tidak kenal menyerah dan terus gigih memperjuangkan segala hal. "Saya punya keyakinan, dalam reformasi gelombang kedua sepuluh tahun mendatang, kaum perempuan akan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan bangsanya," ujar SBY.
"Saya juga berkeyakinan, bagaimana menyelesaikan masa lalu kita secara adil juga akan mendapatkan tempat dan perhatian yang lebih besar lagi," SBY menambahkan. Perayaan 10 tahun Komnas Perempuan melibatkan puluhan perempuan korban kekerasan dari berbagai situasi konflik di Indonesia yang berlangsung selama lebih dari empat dekade, antara lain perempuan korban peristiwa 1965, konflik di Aceh, Papua, Maluku, Poso, serta kerusuhan Mei 1998.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain, mantan Presiden BJ Habibie, Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, Menhuk dan HAM Patrialis Akbar, dan tokoh penggerak Masyarakat Anti Kekerasan terhadap Perempuan Saparinah Sadli. (osa)
Sumber :
 http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/11/30/4920.html