Berbicara di hadapan civitas akademika IPB dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu di Graha Widya Wisuda, kompleks IPB Darmaga Bogor, Selasa (4/11), menjelaskan, kemandirian ekonomi nasional itu dapat dilakukan dengan memperkuat kekuatan ekonomi lokal dan juga mengurangi ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri.
"Sumber investasi dan sumber pendanaan dalam negeri harus kuat dan jangan selalu mengharapkan dari luar negeri, sekaligus harus mengembangkan keunggulan komparatif," kata Presiden.
Dari waktu ke waktu, menurut Kepala Negara, rasio pembiayaan APBN yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri terus menurun. Menurutnya rasio tersebut pernah mencapai 70 persen dan saat ini menjadi 30 persen.
Dalam orasi ilmiah yang dibacakan sekitar satu setengah jam tersebut, Kepala Negara menyampaikan tiga hal yang perlu ditelaah dari sistem perekonomian global saat ini. "Yang pertama adalah suatu saat diperlukan adanya single global currency, sehingga uang sebagai alat tukar tidak berubah menjadi alat yang diperdagangkan," kata Yudhoyono.
Hal kedua yang menjadi perhatian Presiden adalah perlu ditelaah lebih jauh keberadaan World Trade Organization (WTO) dan International Monetary Fund (IMF), apakah menolong negara yang lemah atau malah menjadi alat bagi negara yang kuat untuk menekan. "Hal yang ketiga adalah perlunya keseimbangan ekonomi global," katanya.
Sumber:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/04/14044250/Presiden.Hindari.Krisis..Kembangkan.Kemandirian.EKonomi