"Kalau saya ini, staf saya juga mengetahui, saya selalu menyimak polling yang tentu reliable (dapat dipertanggungjawabkan-red), yang credible (dapat dipercaya-red) dan bukan polling-polling yang dipesan oleh pihak tertentu," kata Kepala Negara di hadapan peserta kursus reguler angkatan ke-42 Lembaga Ketahanan Nasional di Istana Negara di Jakarta, Selasa sore.
Mengenai maraknya polling menjelang Pemilu 2009, Presiden Yudhoyono mengaku prihatin bila ada jajak pendapat yang dibuat berdasarkan pesanan pihak tertentu dengan maksud tertentu.
"Misalkan hasilnya yang paling baik begini. Belum di-polling kok sudah bicara hasil, baru mau disurvai," ungkapnya.
Kepala negara mengakui dapat menerima hasil jajak pendapat yang menyatakan popularitasnya menurun.
"Kalau saya melihat polling dan popularitas saya drop, saya segera mencari tahu kenapa ini. Oh saya lihat karena ada banjir, kecelakaan pesawat atau karena saya terpaksa menaikkan harga BBM, saya terima. Saya mengerti kenapa ada kemarahan yang diekspresikan, sambil terus mengelola permasalahan itu," katanya Presiden.
Menurut Presiden, hasil survai yang jelek harus diterima apa adanya sambil terus dikelola permasalahannya.
"Buruk muka cermin dibelah, cerminnya dibanting bukan kita perbaiki. Point dari saya bercermin itu penting dengan cermin yang benar," katanya.
Menurutnya, pelajaran yang penting dari pelaksanaan survei atau jajak pendapat dan sejenisnya adalah memiliki metodologi yang sahih, sample yang benar, objektif dan non partisan.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2008/12/2/presiden-ingatkan-jajak-pendapat-harus-akuntabilitas/
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?