Seluruh pihak mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah harus memiliki komitmen dan langkah yang sama bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Pernyataan ini disampaikan Presiden ketika memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2019 di Ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, pada Kamis, 9 Mei 2019.
Pembangunan sumber daya manusia merupakan satu dari tiga hal pokok yang harus diselesaikan untuk mewujudkan Indonesia menjadi lima besar negara dengan ekonomi terkuat dunia, bahkan bisa menjadi empat besar ekonomi terkuat dunia pada tahun 2045. Dua hal pokok lainnya adalah pembangunan infrastruktur yang merata dan reformasi struktural untuk peningkatan daya saing.
Presiden mengatakan, urusan sumber daya manusia merupakan sebuah upaya yang paling sulit namun berimplikasi besar bagi bangsa kita. "Data terakhir, tenaga kerja kita 51 persen lulusan SD. Ini persoalan yang harus kita selesaikan besar-besaran. Enggak mungkin kita lakukan hanya untuk 10-100 ribu orang," ungkap Presiden.
Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan agar keahlian dan keterampilan tenaga kerja kita menjadi lebih baik. Oleh karenanya, Kepala Negara mengingatkan agar pendidikan kejuruan dihubungkan dengan industri yang ada.
"SMK daerah ini agar dihubungkan dengan industri-industri yang ada. Jangan biarkan SMK kita bergerak sendiri-sendiri sehingga sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan di lapangan. Jangan sekarang sudah masuk ke ekonomi digital SMK kita masih jurusannya jurusan bangunan. Sudah 50 tahun lebih jurusan bangunan. Siapkan SDM kita untuk hal-hal yang baru," jelasnya seperti disampaikan dalam siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Tak hanya urusan pendidikan dan keterampilan, seluruh pihak juga tidak boleh melupakan pentingnya kualitas sumber daya manusia dari sisi kesehatan. Sejumlah persoalan di bidang ini juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia.
"Kita masih mendengar stunting, gizi buruk, serta kematian ibu dan anak yang masih tinggi. Ini juga persoalan besar yang harus kita selesaikan bersama," imbuh Presiden. (Humas Kemensetneg)