Dunia saat ini tengah menghadapi sebuah masa yang sangat sulit di mana persoalan kesehatan berlangsung bersamaan dengan persoalan ekonomi. Setidaknya 215 negara, termasuk Indonesia, mengalami kontraksi dalam pertumbuhan ekonominya pada tahun ini akibat pandemi Covid-19.
Saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan (PKB Juang) Tahun Anggaran 2020 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 28 Juli 2020, Presiden Joko Widodo mengingatkan tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi global. Menurut Presiden, sejumlah lembaga internasional memprediksi situasi pertumbuhan ekonomi global saat ini masih sangat dinamis.
Empat bulan lalu, kata Presiden, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan berada di minus 2,5 persen. Sebulan setelahnya, Bank Dunia menyampaikan bahwa ekonomi global akan tumbuh pada posisi minus 5 persen. Tiga minggu yang lalu, giliran OECD yang menyampaikan bahwa ekonomi global akan terkontraksi pada minus 6 hingga 7,6 persen.
"Saya enggak tahu apakah ini akan bergerak lebih buruk lagi karena memang situasinya sangat dinamis sekali. Begitu juga dengan prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara juga berubah-ubah," kata Presiden Jokowi.
Selain itu, IMF juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di 3 besar setelah Tiongkok dan India. Ekonomi Tiongkok diprediksi masih tumbuh 1,5 persen, disusul India yang diprediksi akan tumbuh 1,2 persen, lalu Indonesia di posisi 0,5 persen.
"Tetapi dengan perubahan-perubahan yang semakin buruk tadi, kita juga belum mendapatkan angka-angka yang paling akhir berapa posisi negara kita pertumbuhan ekonominya di tahun 2020," kata Presiden.
Prediksi kondisi ekonomi Indonesia tersebut masih jauh lebih baik dibanding beberapa negara lain. Presiden memerinci, Prancis diperkirakan minus 17,2 persen, Inggris diperkirakan akan minus 15,4 persen, Jerman diperkirakan akan minus 11,2 persen, dan Amerika diperkirakan akan minus 9,7 persen. Menurut Kepala Negara, hal tersebut akan berimbas pada situasi geopolitik global.
"Apa yang ingin saya sampaikan dengan kondisi yang ada? Hati-hati ini sudah mengimbas kepada geopolitik global. Ini semuanya harus tahu, Laut China Selatan mulai memanas, China-Amerika semakin memanas," kata Presiden.
"Oleh sebab itu, kita harus mengambil momentum, mengambil manfaat dari pandemi yang terjadi sekarang ini. Tentu saja kita akan terus berjuang menyelesaikan masalah Covid-19 dan juga masalah ekonomi yang terjadi di negara kita. Tetapi momentum ini harus kita ambil," kata Presiden.
Untuk diketahui, seminar PKB Kejuangan diikuti oleh para perwira siswa TNI dan peserta didik Polri yang berasal dari Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?