Tantangan terberat yang saat ini dihadapi Indonesia dan juga dialami oleh banyak negara lainnya ialah perlambatan ekonomi dan kurs. Ditambah permasalahan yang dihadapi saat ini di tanah air mengenai kebakaran hutan dan lahan gambut serta kabut asap.
Presiden menjelaskan, bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya melakukan transformasi fundamental ekonomi dari ekonomi yang berbasis konsumsi menuju ekonomi berbasis produksi. Perubahan dari konsumsi ke investasi ini terasa berat dalam jangka pendek. "Dalam jangka panjang, jalan yang kita lalui jalan yang benar," ujar Presiden.
Untuk itu, pemerintah akan fokus terhadap infrastruktur dan pangan. Sejak awal pemerintahan, Presiden mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sektor produktif. Demikian sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.
Presiden mengakui bahwa keputusan mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif bukan tugas yang ringan. "Setiap memutuskan apapun ada tantangannya. Tapi, jalan yang benar yang harus kita lalui," tutur Presiden.
Presiden juga mengingatkan betapa banyak produk impor yang memasuki pasar dalam negeri, seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging. Tekad pemerintah akan berusaha menekan impor, meski mendapat banyak tekanan. "Tidak ada rasa takut dalam diri saya," kata Presiden.
Keberanian yang dimiliki Pemerintah ditunjukkan dengan banyaknya kapal penangkap ikan ilegal yang ditenggelamkan. Sebelumnya, 7000 kapal illegal fishing lalu lalang di perairan Indonesia. "113 kapal ditenggelamkan menunjukkan ketegasan," ucap Presiden.
Presiden menceritakan, bahwa menenggelamkan kapal penangkap ikan ilegal juga tidak semudah yang dibayangkan. Di awal Kabinet Kerja, Presiden telah memerintahkan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menenggelamkan kapal, namun mereka masih ragu. Baru pada minggu ketiga, Menteri Kelautan dan Perikanan menjalankan perintah menenggelamkan kapal penangkap ikan ilegal. Waktu itu, kata Presiden, backing kapal penangkap ikan illegal adalah pengusaha besar. "Backing mu Presiden, baru ditenggelamkan," ujar Presiden.
Ketegasan pemerintah juga ditunjukkan dengan pelaksanaan hukuman mati terhadap terpidana mati kasus narkoba, saat ini ada 64 terpidana mati kasus narkoba yang akan dieksekusi. "Kalau kita tidak tegas, barangnya akan masuk terus. Saat ini 4,5 juta orang yang kondisinya perlu direhabilitasi," kata Presiden.
Keberanian juga ditunjukkan pemerintah dalam membubarkan Petral.
Selain itu, Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam membenahi perekonomian dengan mengeluarkan beberapa Paket Kebijakan Ekonomi. "Kita serius membenahi, kita serius memperbaiki. Tiap seminggu, dua minggu akan ada paket keluar. Satu setengah bulan sudah keluar 5 paket," ujar Presiden.
Presiden bersama Ibu Iriana Joko Widodo mendapatkan sambutan meriah ketika tiba di Wisma Tilden. Seusai mengisi buku tamu, Presiden dan Ibu Iriana Joko Widodo menemui masyarakat Indonesia yang tersebar di beberapa tempat di Wisma Tilden. Tidak kurang 1250 orang yang menyambut Presiden. Tidak jarang terdengar teriakan-teriakan, "Jokowi, Jokowi, Jokowi". (Humas Kemensetneg).
Â