Presiden
mengatakan, bahwa ruas jalan tol yang diresmikan ini sebenarnya sudah
sejak 21 tahun yang lalu dibangun tapi tidak selesai karena pembebasan
lahan. "Meskipun ini baru separuh dan tahun depan harus sudah sambung,"
ucap Presiden. demikian sebagaimana dirilis Tim Komunikasi Presiden, Ari
Dwipayana.
Berbagai upaya tentunya dilakukan pemerintah untuk
membangun infrastruktur. Ruas jalan tol Batang-Semarang misalnya, yang
sudah beberapa tahun berhenti telah diambil alih. "Baru minggu lalu
diambil alih, BUMN masuk," kata Presiden.
"Insya Allaih 2018 dari Merak-Surabaya sudah nyambung tanpa alasan apapun," ucap Presiden. Untuk mewujudkan hal ini, Presiden akan terus mengikuti perkembangan pembangunan jalan tol, sehingga proyek pembangunan jalan tol dikerjakan dalam 24 jam dan 3 shift.
Infrastruktur Terbangun, Manfaat Akhir Ada di Masyarakat
Dalam 6 tahun di Tiongkok dapat membangun jalur kereta api cepat sejauh 16.000 km. Sementara di Indonesia, ucap Presiden, baru mengerjakan kereta cepat yang hanya berjarak 150 km sudah "ramai". "Kita ini seneng ramai. Saya akan ubah ramainya menjadi ramai kerja kerja, bukan ramai debat, ramai saling bicara," kata Presiden.
Presiden menggarisbawahi bahwa manfaat dari terbangunnya infrastruktur transportasi maka biaya transportasi menjadi lebih murah. "Biaya logistik murah dan barang-barang kita lebih kompetitif. Keuntungan terakhir ada di masyarakat karena mendapatkan barang lebih murah," ujar Presiden.
Fokus Pemerintah: Deregulasi dan Infrastruktur
Di awal sambutannya, Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo menjelaskan bahwa saat ini pemerintah berkonsentrasi pada dua hal besar, yakni deregulasi dan infrastruktur. "Deregulasi agar ada kecepatan bertindak dalam melaksanakan pembangunan," ujar Presiden.
Sebagai gambaran, Presiden menyebutkan saat ini terdapat 42.000 peraturan, meliputi Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan peraturan lainnya. "Itulah yang menjerat kita sehingga tidak punya kecepatan dalam memutuskan bertindak di lapangan," kata Presiden.
Tol Surabaya-Mojokerto Dilalui 12.600 Kendaraan Setiap Hari
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto atau disebut Tol Sumo sepanjang 36,27 km menghubungkan Kota Surabaya dan Mojokerto. Pembangunannya dibagi dalam empat seksi dengan total biaya sebesar Rp 3,2 triliun. Sedangkan untuk Seksi IV yang diresmikan hari ini, menghabiskan dana sebesar Rp. 681,52 miliar. Diperkirakan, lalu lintas harian yang akan melintas Tol Sumo diperkirakan sebanyak 12.600 kendaraan per hari.
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto seksi IV yang memiliki panjang 18,47 km merupakan bagian dari rencana pembangunan jalan tol yang membentang dari Merak sampai Banyuwangi, dengan panjang 1000 km. Untuk ruas tol Surabaya-Mojokerto sendiri, masih tersisa sepanjang 16,04 km yang harus diselesaikan agar dapat beroperasi pada tahun 2017. (Humas Kemensetneg)
"Insya Allaih 2018 dari Merak-Surabaya sudah nyambung tanpa alasan apapun," ucap Presiden. Untuk mewujudkan hal ini, Presiden akan terus mengikuti perkembangan pembangunan jalan tol, sehingga proyek pembangunan jalan tol dikerjakan dalam 24 jam dan 3 shift.
Infrastruktur Terbangun, Manfaat Akhir Ada di Masyarakat
Dalam 6 tahun di Tiongkok dapat membangun jalur kereta api cepat sejauh 16.000 km. Sementara di Indonesia, ucap Presiden, baru mengerjakan kereta cepat yang hanya berjarak 150 km sudah "ramai". "Kita ini seneng ramai. Saya akan ubah ramainya menjadi ramai kerja kerja, bukan ramai debat, ramai saling bicara," kata Presiden.
Presiden menggarisbawahi bahwa manfaat dari terbangunnya infrastruktur transportasi maka biaya transportasi menjadi lebih murah. "Biaya logistik murah dan barang-barang kita lebih kompetitif. Keuntungan terakhir ada di masyarakat karena mendapatkan barang lebih murah," ujar Presiden.
Fokus Pemerintah: Deregulasi dan Infrastruktur
Di awal sambutannya, Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo menjelaskan bahwa saat ini pemerintah berkonsentrasi pada dua hal besar, yakni deregulasi dan infrastruktur. "Deregulasi agar ada kecepatan bertindak dalam melaksanakan pembangunan," ujar Presiden.
Sebagai gambaran, Presiden menyebutkan saat ini terdapat 42.000 peraturan, meliputi Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan peraturan lainnya. "Itulah yang menjerat kita sehingga tidak punya kecepatan dalam memutuskan bertindak di lapangan," kata Presiden.
Tol Surabaya-Mojokerto Dilalui 12.600 Kendaraan Setiap Hari
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto atau disebut Tol Sumo sepanjang 36,27 km menghubungkan Kota Surabaya dan Mojokerto. Pembangunannya dibagi dalam empat seksi dengan total biaya sebesar Rp 3,2 triliun. Sedangkan untuk Seksi IV yang diresmikan hari ini, menghabiskan dana sebesar Rp. 681,52 miliar. Diperkirakan, lalu lintas harian yang akan melintas Tol Sumo diperkirakan sebanyak 12.600 kendaraan per hari.
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto seksi IV yang memiliki panjang 18,47 km merupakan bagian dari rencana pembangunan jalan tol yang membentang dari Merak sampai Banyuwangi, dengan panjang 1000 km. Untuk ruas tol Surabaya-Mojokerto sendiri, masih tersisa sepanjang 16,04 km yang harus diselesaikan agar dapat beroperasi pada tahun 2017. (Humas Kemensetneg)
Â
Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?