Presiden Jokowi Ajak Lembaga Negara untuk Bersinergi dan Saling Memperbaiki Diri
Presiden mengingatkan tentang era persaingan global yang saat ini sedang dihadapi Indonesia. Presiden menyebut kondisi persaingan yang saat ini dihadapi begitu sengit dan luar biasa kerasnya. "Untuk memenangkan kompetisi, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Kita harus kreatif, optimis, bahu membahu, dan melakukan terobosan-terobosan," jelas Presiden.
Kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial merupakan masalah utama bagi bangsa Indonesia yang disinggung oleh Presiden Joko Widodo. Langkah terobosan, kecepatan kerja, dan Lembaga-Lembaga Negara yang kuat dan efektif disebut Presiden sebagai modal bangsa untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sehubungan dengan itu, Presiden memuji gagasan MPR untuk mengkaji sistem perencanaan pembangunan nasional jangka panjang.
"Dalam era kompetisi global sekarang ini, kajian seperti itu kita harapkan dapat mendukung perencanaan pembangunan yang lebih terintegrasi, berwawasan ke depan, dan berkesinambungan," ungkap Presiden Jokowi berdasarkan rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Pentingnya Kualitas dan Manfaat Undang-Undang bagi Rakyat
Presiden Joko Widodo turut mengapresiasi kinerja Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tahun 2016 ini, DPR bersama-sama dengan pemerintah telah menyelesaikan 10 Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk disahkan menjadi Undang-Undang (UU).
"Dalam pelaksanaan fungsi legislasi, kita menyadari yang penting bukan banyaknya Rancangan Undang-Undang yang disahkan menjadi Undang-Undang, tetapi kualitas dan manfaat dari Undang-Undang itu bagi rakyat," terang Presiden.
Presiden melanjut, saat ini pemerintah dan DPR sedang membahas RUU mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017. Presiden pun memastikan bahwa pemerintah akan menyusun anggaran tahun 2017 dengan cermat dan memprioritaskan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Peningkatan Kualitas Lembaga Peradilan di Indonesia
Pada kesempatan yang sama, Presiden bersyukur lembaga penegakan hukum Indonesia seperti Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial meningkatkan kualitas nya.
Produktivitas memutus perkara di Mahkamah Agung misalnya, tercatat hingga akhir tahun 2015 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Mahkamah Agung. Demikian pula dengan sisa perkara, hingga akhir tahun 2015 juga tercatat sebagai yang terendah dalam sejarah.
Selain itu, informasi mengenai penanganan perkara pada empat lingkungan peradilan di Indonesia kini dapat diakses secara online melalui situs masing-masing pengadilan. Hal tersebut agar memudahkan masyarakat untuk memperoleh akses informasi tersebut.
Apresiasi Presiden atas Kinerja Lembaga Negara Lainnya
Presiden Joko Widodo turut mengapresiasi dan membanggakan peningkatan kinerja serta sejumlah terobosan yang dilakukan sejumlah Lembaga Negara. Terobosan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan misalnya. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual disebutnya dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah.
Presiden juga berterima kasih atas partisipasi aktif pihak Dewan Perwakilan Daerah yang mendukung berbagai kebijakan pemerintah yang terkait dengan peningkatan kualitas pemilihan kepala daerah, percepatan pembangunan perbatasan negara, serta perlindungan sosial.
"Kita juga berikan apresiasi atas komitmen DPD dalam mendukung kebijakan Amnesti Pajak, penguatan Bank Pembangunan Daerah, dan pengembangan koperasi," ucap Presiden.
Menutup pidato nya pada Sidang Tahunan MPR RI, Presiden mengajak para pimpinan dan anggota lembaga negara untuk terus bersinergi, mendengar kritik masyarakat, dan memperbaiki diri agar semakin dipercaya oleh rakyat.
"Marilah kita jadikan peringatan Hari Ulang Tahun ke-71 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, sebagai inspirasi kita untuk memenangkan persaingan, untuk memenangkan kemanusiaan, untuk meraih kemajuan bersama. Dirgahayu Republik Indonesia! Dirgahayu Negeri Pancasila!" tutupnya.
Tampak hadir dalam acara tersebut Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11 Boediono, istri Presiden Republik Indonesia ke-4 Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, sejumlah Menteri Kabinet Kerja, dan para pimpinan Lembaga Negara. (Humas Kememsetneg)
Â
Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?